Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Our Father In Heaven - Doa Bapa Kami dan Maknanya


Our father in heaven

Berdoa adalah suatu tindakan atau kegiatan yang mungkin seringkali dilakukan oleh manusia. Hampir setiap hari seorang manusia yang beragama dan beriman pasti memanjatkan doa dalam kehidupannya. Dalam doa biasanya muncul permohonan-permohonan ataupun sesuatu yang ingin diungkapkan kepada Sang Pencipta. Doa dalam hal ini dipahami sebagai alat komunikasi dengan Tuhan. Dalam doa seorang manusia berbicara dan berinteraksi dengan Tuhannya dan mengharapkan respon atau tanggapan terhadap doanya itu.

Doa biasanya menjadi bagian sentral dalam kehidupan keagamaan dan keberimanan. Tetapi yang menjadi pertanyaan adalah apakah dalam kehidupan keagamaan doa hanya dipahami sebagai sebuah tindakan atau kegiatan di mana seorang manusia mengungkapkan kata-katanya kepada Tuhan, dan bahkan luapan keinginan-keinginannya yang muncul dalam bentuk permohonan. Jika demikian, doa menjadi sesuatu yang tidak ubahnya dengan saat di mana seseorang berbincang-bincang dengan teman-temannya atau keluarganya untuk mengungkapkan apa yang ada dalam pikirannya. 

Doa dalam tradisi Kristen pada umumnya dikaitkan dengan doa yang diajarkan oleh Yesus sendiri, yaitu Doa Bapa Kami. Doa Bapa Kami menjadi doa yang umum dipakai dalam kehidupan peribadahan Kristiani, baik di gereja maupun di keluarga-keluarga Kristen. Tetapi apakah Doa Bapa Kami juga hanya menjadi sekadar doa yang umum dipanjatkan oleh orang-orang Kristen ataukah di dalam doa itu ada sesuatu yang lebih mendalam berkaitan dengan hubungan dengan Tuhan. 

Doa Bapa Kami 

Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga. 

Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya 

dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; 

dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. 

(Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.) 

(Matt. 6:9-13 ITB)

  

Maknanya

Memuji Tuhan / Keutaman Allah

Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.

Bapa kami yang disurga, ini adalah sebutan yang mengacu kepada Allah sebagai Bapa tempat mengadu, meminta, dan tumpuan segala pengharapan. Dengan memanggil Allah sebagai Bapa di surga, kita diangkat menjadi anak-anak-Nya yang terkasih.

Allah Bapa harus menjadi pusat hidup kita yang paling utama dengan memuliakan nama-Nya yang kudus. Seluruh hidup kita harus benar-benar menyatakan penyerahan diri yang mutlak kepada Allah. Kerajaan Allah adalah pokok penting dalam pemberitaan Tuhan Yesus. Datanglah kerajaan-Mu artinya kita memohon agar kemuliaan dan kehendak Allah nyata terjadi dalam dunia. 

Dari bagian pertama Doa Bapa Kami ini dapat dipelajari bagaimana dalam doa manusia seharusnya sadar akan keberadaan dari siapa doa itu ditujukan. Kita berdoa kepada Allah, yang dalam Doa Bapa Kami disebut dengan panggilan yang mesra “Bapa”. Tetapi terkadang dalam doa kita melupakan hal ini. Kita tidak menyadari dengan siapakah kita berbicara. Memang dalam banyak doa-doa Kristen seringkali kita mendengar pada awal doa ada seruan akan Allah, ke mana doa itu ditujukan. Tapi seringkali ini juga hanya menjadi sekadar basa-basi atau sapaan yang hampa karena kita lebih terfokus kepada permohonan-permohonan yang kemudian kita sampaikan dalam doa. Akibatnya kita sering mengidentifikasikan Tuhan sebagai “satpam” atau “polisi” (permohonan perlindungan), “pemberi berkat”, dan bentu-bentuk identifikasi yang lain. Kita tidak menyapa Tuhan sebagai ungkapan cinta kita kepada-Nya. 

Pengucapan Syukur atas pemeliharaan.

Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya

Menceritakan kepada Allah betapa anda berterima kasih kepada Dia atas segala pemberian-Nya bahkan atas hal-hal yang kurang menyenangkan. Segala berkat yang sudah kita terima, sebaiknya kita mengembalikan kepada sang pemberi, baik dalam mengucap syukur, pelayanan, menolong orang lain maupun orang yang memusuhi. Kita serahkan seluruh kehidupan ini kepadanya sebagai bakti bahwa kita adalah milik-Nya. 

Dalam bagian kedua ini dapat berarti akan pemeliharaan Allah akan kehidupan manusia, tetapi juga dalam kaitannya dengan makna kata “makanan” (roti) dapat diartikan sebagai partisipasi dalam Kerajaan Allah yang sedang berjalan menuju kepenuhannya. “Makanan sehari-hari dapat menjadi lambang zaman keselamatan yang penuh kegembiraan, kedamaian, pengampunan, dan relasi harmonis yang dalam dengan Allah”. Artinya bahwa dalam pemeliharaan Allah itu dapat dipahami sebagai partisipasi atau ambil bagiannya manusia dalam perwujudan Kerajaan Allah. Permohonan akan pemeliharaan Allah terhadap kebutuhan hidup sehari-hari secara tidak langsung juga mengingatkan setiap kita akan relasi dua arah antara manusia dan Allah. Manusia tidak hanya sekadar memohon kepada Allah dalam doa, tetapi menyadari permohonan itu sebagai bagian dari jalinan hubungan yang timbal balik dengan Allah. Jadi yang ditekankan bukan pada permohonannya, tetapi relasi dengan Allah. 

Pengakuan kepada Allah

dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami;

Allah yang penuh kasih telah mengampuni dosa-dosa kita, oleh karena itu kita harus bersedia mengampuni kesalahan orang lain. Kita mengakui kepada Allah dengan jujur dan rendah hati seandainya anda telah berdosa. Sadarilah bahwa Ia masih mengenal anda dan mengasihi anda. 

Bagian ini berbicara tentang masalah pengampunan, menekankan akan bagaimana manusia seharusnya menyadari keberdosaannya dihadapan Allah dan oleh karena itu ia membutuhkan pengampunan dari Tuhan. Tetapi yang perlu diingat adalah bahwa pengampunan Allah itu terjadi bukan semata karena permohonan manusia agar supaya ia diampuni, tetapi lebih kepada kesediaan Allah untuk mengampuni karena besar kasih setia dan belas kasihan-Nya kepada manusia. Tetapi itu juga bukan berarti tidak ada peran apa-apa dari pihak kita sebagai manusia, pertobatan yang sungguh-sungguh harus muncul dari dalam diri sebagai gambaran adanya kemauan untuk memulihkan hubungan dengan Allah. 

Pengampunan dari Allah itu juga berbicara tentang kesediaan manusia untuk Mengampuni sesamanya. Pengampunan Allah yang harus terwujud dalam kesediaan mengampuni sesama, amat menonjol dalam pengajaran-pengajaran Yesus tentang pengampunan. Artinya ketika seseorang memohon pengampunan atas dosa-dosa dan kesalahannya dihadapan Tuhan, itu tidak lepas dari bagaimana ia juga bersedia mengampuni kesalahan yang diperbuat oleh sesamanya terhadap dirinya. 

Permohonan

dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat.

Kita mengajukan permintaan khusus. Pertama-tama untuk kebutuhan orang lain, kemudian untuk diri anda sendiri. Tuhan mengharapkan setiap kita orang percaya kepada-Nya mendoakan orang-orang yang kita kasihi baik keluarga, teman, pelayan Tuhan dan lain sebagainya dan kita juga mendoakan orang yang memusuhi/membenci. Baru bagian kita mendoakan janji-janji Allah secara khusus pribadi dan terus mengharapkan belas kasih-Nya dan kehendak-Nya. 

Kita sadar bahwa manusia itu terbatas yang perlu di tolong dan diarahkan. Dalam bagian ini memperlihatkan akan kelemahan manusia di hadapan Allah. Permohonan seperti ini muncul ketika manusia menyadari keberadaan dirinya yang lemah dan oleh karena itu membutuhkan pertolongan Allah. Ada beberapa kemungkinan dalam mengartikan kata pencobaan dalam konteks Doa Bapa Kami ini: pertama, pencobaan dapat berarti tindakan-tindakan manusia yang salah dalam kehidupan sehari-hari; kedua, pencobaan juga dapat menunjuk kepada pengejaran terhadap pengikut-pengikut Yesus dan penderitaan yang diakibatkannya; dan ketiga, pencobaan dapat diartikan sebagai penderitaan yang akan datang di bumi ketika Allah menyatakan kemenangan akhir atas segala kekuatan jahat. Pormohonan agar Allah tidak membawa manusia kepada pencobaan menunjukkan kalau manusia itu bergantung sepenuhnya kepada Allah.

Amin

(Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.)

Amin, sebagai penutup doa yang berarti ya atau demikanlah terjadi, ini adalah pengungkapan kemauan yang kokoh untuk melaksanakan kehendak Allah dan memohon kekuatan Allah untuk melakukan segala sesuatu yang ditugaskan-Nya dan harapkan dari Kita. Allah adalah Alfa dan Omega artinya segala sesuatu yang kita mulai atau doakan harus diawali dengan Allah dan ditutup dengan Allah.

Bagian terakhir dari Doa Bapa Kami merupakan sebuah pengakuan akan Allah yang kekal. Pengakuan ini lebih dikenal sebagai doksologi, yang adalah pujian kepada Allah. Dalam doksologi biasanya ada tiga hal yang menjadi cirinya, yaitu syukur atas penyelenggaraan Allah pada masa lalu sampai sekarang; kepercayaan bahwa Allah masih akan tetap meneruskan karya agung-Nya bagi manusia; dan selanjutnya kepercayaan ini memberi keyakinan dan harapan akan masa depan. Doksologi ini mengingatkan setiap orang seperti pada awal doa ketika ia mengakui dan menyadari keberadaan Tuhan. Tetapi kalau dilihat doksologi dalam Doa Bapa Kami ini ingin menekankan akan keberadaan Allah yang kekal, yang tidak dibatasi oleh waktu. Bagian ini sekaligus menjadi bagian penutup dalam doa yang sekaligus menjadi pengakuan akan Allah yang akan menyertai kehidupan.

 

 TUHAN YESUS MEMBERKATI

Posting Komentar untuk "Our Father In Heaven - Doa Bapa Kami dan Maknanya"