Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Renungan Harian - Anak Panah yang Patah

 Renungan Harian: Anak Panah yang Patah

Pencapaian tertinggi dan kemaksimalan sebuah anak panah terletak pada apakah ia menjadi anak panah yang dapat tepat sasaran atau on target. Salah satu yang dapat menyebabkan anak panah tidak dapat melesat dan tepat pada sasaran adalah karena anak panah itu bengkok atau mengalami patah.

Alkitab menggambarkan hidup ibarat anak panah yang dilesatkan dan TUHAN ingin kita mencapai sasaran-NYA, yakni tujuan dan rencana-NYA. Tuhan rindu dan berkepentingan untuk hidup kita on target dan mencapai kemaksimalan. Tahukah Anda, bukan kebetulan bahwa dosa dalam bahasa Ibrani adalah Hamartia yang artinya "meleset dari sasaran"?

Salah satu penyebab banyak kehidupan tidak maksimal, tidak tepat sasaran, dan tidak on target adalah karena kita terluka. Luka yang kita biarkan menganga dalam hati dan hidup kita dapat membuat kita kehilangan identitas dan rasa aman. Kita juga jadi kehilangan keseimbangan dan kestabilan. Orang yang terluka biasanya merasa menjadi korban dan akhirnya cenderung untuk melukai orang lain. Akibatnya, luka itu menggerogoti kita dari dalam dan di satu titik dia dapat membunuh kita dari dalam.

Absalom adalah salah satu contoh “anak panah yang patah”. Anak muda yang potensial ini membiarkan dirinya digerogoti dan dikuasai luka kecewa di hatinya. Sebagai pangeran muda dari seorang raja hebat, masa depan yang gemilang sudah terbentang di hadapannya. Apa daya, kekecewaan dan sakit hati yang dia pendam menyeretnya kepada pembunuhan berencana terhadap saudaranya sendiri. Luka ini pula yang menumbuhkan karakter  pemberontak dalam dirinya yang ujungnya membawa dirinya kepada kehancuran.

 “Absalomku sayang, Absalomku malang...” mungkin itu kira-kira tangisan sang ayah yaitu raja Daud, la begitu meratapi kehancuran hidup Absalom, anak yang sebelumnya sangat ia sayangi dan banggakan,

Ternyata salah satu senjata ampuh yang digunakan Iblis untuk menghancurkan dan membuat kita meleset dari rencana TUHAN adalah terluka. Itu sebabnya, dengan berbagai cara, Iblis akan melesatkan anak panah-anak panah kekecewaan, sakit hati, dendam, kepahitan ke dalam kehidupan kita sehingga kita menjadi patah dan tidak bisa mencapai sasaran TUHAN.

Kekecewaan dan sakit hati yang kita pendam dalam kehidupan itu ibarat daging busuk yang disimpan di lemari es. Lambat laun bakteri dari daging busuk itu akan membusukkan juga makanan lain yang ada di lemari es itu. Demikian juga dengan luka kecewa dan sakit hati yang dipendam. Lambat laun akan membusukkan juga cara pikir kita, perasaan kita dan pada akhirnya membuahkan keputusan dan tindakan busuk pula.

So, kita semua bisa kecewa dan terluka tapi ingat, jangan biarkan luka dan kecewa itu mengendap, bercokol, dan akhirnya menguasai hati kita. Jangan biarkan luka kepahitan menggerogoti kehidupan kita. Jangan jadi anak panah yang patah. Jadilah anak panah yang tepat sasaran, anak panah di tangan pahlawan.

Seperti anak-anak panah di tangan pahlawan, demikianlah anak-anak pada masa muda (Mzm. 127:4)

Posting Komentar untuk "Renungan Harian - Anak Panah yang Patah"