Apakah Melakukan Setelah Mendengar? Yakobus 1:19-27 - Saat Teduh
Apakah Melakukan Setelah
Mendengar?
Yakobus 1:19-27
Kepada kita diajarkan
bahwa mendengarkan dan melakukan itu berbeda. Banyak orang mengatakan, “Percuma
kamu kalau Cuma mendengarkan, tapi nggak melakukan.” Selain itu, ada juga yang
membedakan antara ucapan dan perbuatan. Lalu, muncul istilah NATO (No Action
Talk Only). Apakah Alkitab juga membedakan keduanya?
Yakobus mengajak jemaat
cepat mendengar, dan lambat untuk marah, serta mengerjakan kebenaran. Jemaat
diajak untuk menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja. Orang yang
mendengar, tetapi tidak melakukan, menipu dirinya sendiri. Ia seperti orang
yang lupa wajahnya sendiri setelah bercermin. Akan tetapi, orang yang meneliti
hukum yang memerdekakan, bertekun di dalamnya, dan sungguh-sungguh
melakukannya, ia akan berbahagia. Ketika melakukan firman, orang berproses
untuk mengenali dirinya secara benar.
Bangsa Israel melihat
Torah seperti cermin yang dapat menunjukkan perbuatan jahat seseorang. Salah
satu bentuk ketaatan akan Torah adalah menjaga perkataan. Namun, perbuatan yang
sangat jahat adalah mengucapkan perkataan jahat, yang dalam bahasa Ibrani
disebut lashon hara. Dalam konteks ajakan Yakobus terdapat anjuran perbuatan
untuk menjaga kemurnian kita, yaitu memerhatikan janda dan yatim piatu.
Pesan firman Tuhan
hari ini adalah supaya kita menjadi pelaku firman. Tuhan menghendaki kita taat.
Ketaatan dinyatakan lewat sikap hati-hati dalam berkata-kata dan berbuat. Dia
juga menghendaki supaya kita menjaga kemurnian dengan tindakan aktif
memerhatikan janda dan anak yatim piatu.
Menjaga diri supaya
tidak mengucapkan perkataan jahat memang tidak mudah. Kadang kita tak sadar melakukannya.
Sebaiknya kita perlu bertanya kepada teman dekat kita, perkataan apa saja yang
pernah melukainya? Kita perlu berlatih untuk tidak melukai teman kita dengan
perkataan jahat.
Kiranya Tuhan menolong
kita untuk dapat mengekang lidah kita dari mengeluarkan perkataan jahat yang
melukai orang lain.
Perkataan “cepat untuk
mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah”
merefleksikan belas kasihan Allah dalam relasi kita dengan orang lain. Yakobus
menegaskan pentingnya menjadi “pelaku firman”. Kepedulian terhadap orang-orang
yang membutuhkan ditunjukkan secara positif dengan tindakan memberi
pertolongan.
Dari Yakobus kita
belajar memahami tentang dunia. Kata dunia selain sering muncul dalam surat
Yakobus, juga sering muncul dalam Injil Yohanes dan surat 1 Yohanes. Bagi
Yakobus, dunia adalah kata yang negatif. Kata dunia menunjuk bukan kepada
ciptaan Allah, melainkan kepada sistem nilai dari manusia yang menolak Allah.
Selain itu, Yakobus
mempunyai pendapat yang menarik bagi orang-orang miskin. Ia berpendapat bahwa
orang miskinlah yang paling dekat dengan hati Allah. Namun di balik itu, pesan
yang hendak disampaikan Yakobus adalah panggilan untuk kemurnian hati dan
kesetiaan yang tidak terbagi terhadap kehendak Allah.
Posting Komentar untuk "Apakah Melakukan Setelah Mendengar? Yakobus 1:19-27 - Saat Teduh"
Berkomentar yg membangun dan memberkati.