Arti dan Makna Kebangkitan dalam Kekristenan - Teologi
Pada zaman pots-modernisme sekarang ini semakin tertantang oleh perkembangan rasio manusia yang logis. Dimana kebangkitan Kristus dipertanyakan dari sudut pandang ke-Allah-an-Nya, karena Alkitab mengatakan bahwa Tuhan Yesus bangkit (Yoh. 20:9), tetapi juga bahwa Dia dibangkitkan oleh Bapa-Nya (Rom. 4:24; 1 Kor. 15:20). Kritik terhadap kebangkitan Yesus digagaskan pada Pribadi Kemahakuasaan sebagai Allah, dengan alasan. Bagaimana mungkin Kristus sebagai Allah sejati dibangkitkan oleh Bapa-Nya? Berarti dengan demikian, Yesus bukan Allah tetapi manusia sejati. Oleh karena itu, kehadiran karya ilmiah ini sebagai studi teologis untuk mempertanggungjawabkan iman Kristen terhadap keyakinannya akan kebangkitan tubuh Yesus Kristus secara jasmani yang sering disalahpahami diluar Kristen.
Defenisi-Defenisi
Kebangkitan
Menurut
Alkitab istilah kebangkitan merupakan peristiwa yang konkret yang telah dialami
oleh Yesus Kristus sendiri dan akan terjadi juga pada kebangkitan orang
percaya.[1]
Konsep kebangkitan tubuh hanya ditemukan di dalam pengajaran iman Kristen,
untuk memperoleh upah dari Allah, yakni kehidupan kekal. Keyakinan umat Kristen
terhadap kebangkitan tubuh tidak serta merta oleh karena khayalan belaka tetapi
memiliki alasan kuat yang bersumber dari kebenaran Alkitab. Oleh sebab itu,
jika berbicara tentang kebangkitan tubuh seperti yang di alami oleh Yesus
Kristus maka sumber yang lebih lengkap adalah sejarah iman Kristen terhadap
kebangkitan.
Etimologi Kebangkitan
Istilah kebangkitan berasal dari
suatu kata bahasa latin “ressurrection” dan
dalam bahasa Yunani berasal dari kata “egeiro
anastasic”, yang artinya “dibangkitkan.”[2]
Kata Anastasic, yang berasal dari kata kerja “anistemi” yang berarti “bangkit.”
Selain itu dipakai juga kata “egeiro”
yang berarti “bangun.” Mengenai
istilah kebangkitan hanya sedikit dalam Perjanjian Lama dan tidak mencolok.[3]
Tetapi dalam Perjanjian Baru istilah kebangkitan sangat jelas yang artinya
melepaskan tubuh dari kematian. Secara komprehensif Chris Marantikan
mendefenisikan “kebangkitan adalah mendirikan tubuh lagi sehingga tubuh itu
dilepaskan dari kuasa maut dan diberikan hidup lagi.”[4]
Kebangkitan Yesus Kristus adalah berita sentral dari agama Kristen sebab
melalui kebangkitan Yesus Kristus orang percaya mempunyai hidup kekal dalam
Yesus yang telah bangkit itu. J. Wesley mengatakan “Kebangkitan Yesus Kristus
adalah sunguh-sungguh kebangkitan tubuh, bukan hanya satu kebangktian roh atau
rohani. Kalau kebangkitan Tuhan Yesus hanya kebangkitan Rohani saja, tentu
mayat-Nya akan ketinggalan dalam kubur tersebut”[5]
kain kafan dan kuburnya tidak terbuka.
Sejak
abad II perayaan hari kebangkitan berlangsung selama tujuh minggu, di sertai
beberapa hari persiapan untuk berpuasa yang di tambahkan. Asal usul hari
kebangkitan yang unik, skala dari pelaksanaan perayaan, dan ketegangan yang
memunculkan perdebatan sehubungan dengan penetapan hari, semua itu menjadi
saksi betapa penting kematian dan kebangkitan Kristus (penggenapanpun nyata
dari paskah masa lalu) di dalam pemikiran dunia Kristen mula-mula.[6]
Kebangkitan Dalam Terminologi Historis
Pada
akhir abad ke-20 kepercayaan akan kebangkitan tubuh orang mati dan kehidupan
yang kekal tidak jarang kurang dianggap serius atau bahkan disangkal. Dengan
alasan bahwa kebangkitan dicurigai sebagai proyeksi suatu keinginan physikogis
semata-mata, yaitu kehidupan di akhirat dikecam sebagai penghiburan bagi orang
yang di dunia tidak terpuaskan, dilatarbelakangi oleh gagasan kebudayaan semit[7]
dengan mengatakan bahwa Alkitab tidak menyatakan penyatuan kembali antara jiwa
dengan tubuh pada hari kiamat.[8]
Sangat jelas bahwa para penyangkal kebangkitan tubuh mendasari argumentasi
mereka pada kebiasaan budaya orang-orang yang tidak percaya pada Perjanjian
Baru. Dengan demikian, merupakan suatu hal yang wajar jika terjadi pebedaan
antara Kristen dengan non-Kristen perihal kebangkitan. Sebab kalau dunia
non-Kristen mengajarkan tentang kehidupan setelah kematian dalam bentuk kekelan
jiwa, sedangkan Injil mengajarkan adanya kebangkitan orang mati.[9]
Kebangkitan merupakan hal yang misteri karena bertentangan dengan hukum alam. Sebab dalam dunia filsafat kehidupan kekal merupakan kebebasan manusia dari siksaan tubuh yang fana ini. Seperti Plato seorang ahli filsafat mengatakan bahwa kehidupan kekal sebagai pembebasan dari tubuh, sedangkan Injil memberitakan kehidupan kekal sebagai pembebasan tubuh dari maut.[10] Mula-mula istilah kebangkitan mewarnai pengajaran para rasul sebagai dasar pemberitakan injil kepada semua orang. Topik mengenai kebangkitan Yesus Kristus selama pelayanan Rasul Paulus menitiberatkan pada kebangkitan tubuh sebagaimana Yesus yang bangkit itu adalah tetap Yesus dari Nazaret, sebagaimana Ia pernah hidup, mengajar, berkarya dan menderita.[11] Pada tahun 1892 di temukan beberapa bagian dari sebuah naskah tua yang disebut “Injil Petrus” di dalam naskah itu di lukiskan peristiwa kebangktian secara luas[12] di jelaskan supaya setiap orang yang mendengar dapat memahami dengan mudah dan percaya akan kebangkitan tubuh.
Kebangkitan Dalam Makna Teologis
Ada banyak tanda yang membuktikan kebangkitan Yesus Kristus (KPR 1:3). Kesaksian para rasul dan orang-orang yang mula-mula percaya adalah sangat berharga oleh sebab itu janganlah diremehkan kebangkitanNya. Tuhan Yesus disalibkan, mati dan dikuburkan, lalu pada harinya tubuhNya tidak berada lagi dalam kubur walaupun kubur itu di meteraikan dan dijaga oleh tentara-tentara Romawi.
Kebangkitan Yesus Kristus tidak dapat ditolak membawa perubahan besar dan nyata yang terjadi dalam hati rasul-rasul. Waktu Tuhan Yesus mati dan dikuburkan mereka menjadi takut, kecewa, tidak percaya, dan muram; tetapi sesudah kebangkitan Tuhan Yesus mereka tiba-tiba berubah, menjadi orang-orang yang percaya dan bersukacita[13]. Kebangkitan Yesus dari kematian adalah satu-satunya pokok yang ditekankan kembali oleh para rasul (Kis. 4:2)[14] yang menjadi dasar iman orang percaya.
Kebangkitan Yesus juga mempunyai makna bagi orang beriman. Kebangkitan Yesus menyebabkan orang percaya dibangkitkan kepada hidup yang baru. Dalam Roma 6:4 “ sebagaimana Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup baru. Kebangkitan Yesus Kristus memberikan jaminan akan kebangkitan orang percaya pada akhir zaman. Dalam I Korintus 15:23 yang menyebutkan bahwa Kristus dibangkitkan sebagai buah sulung, sesudah itu mereka yang menjadi milikNya pada waktu kedatanganNya. Oleh sebab itu setiap orang percaya menantikan kedatanganNya tersebut yang akan membebaskan mereka dari murka Allah (I Tes. 1:10).
[1] Noco Syukur Dister, Teologi Sitematika 2: Ekonomi Keselamatan, (Yogyakarta:
2004), 578.
[2] Chris Marantika, Kristologi, (Yogyakarta: Iman Press, 2008), 93.
[3] _____, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini 1, Cip. 146.
[4] Chris Marantika, Kristologi, 93.
[5] Brill J. Wesley Dasar Yang Teguh ()Bandung, Kalam Hidup : 1996), hl. 129.
[6] Siclair B. Ferguson dkk.
Hl. 42
[7] Kebudayaan Semit adalah Kebiasaan orang-orang Yahudi, Aram dan Arab.
[8] St. Elijah, Sebuah Artikel: Kebangkitan Badan, (www. Carmelia, Net, 28 Oktober 2008), 01.
[9] Walfart Pennenbrg, De geloofsbelijdenis Een Uitleg van de Apostolische Goleebelijdenis door Mensen van nu, (Baarn: Ten Have, 1976), 169.
[10] C. A. Van Peursen, “Shepping en Lichamelijkheid” Dalam: Kerk en Theologie 9e Jaargang, No. 2 April
1975, (Wegeningen: H. Veenman & Zonen), 104.
[11] Verne H. Fletsher, Lihatlah Sang Manusia: Suatu Pendekatan Pada Etika Kristen Dasar, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2007). 506.
[12] Dr. G.C van dan Dr. B.J Boland Dogmatika Masakini (Jakarta, BPK Gunung Mulia : 1990), hl. 279.
[13] Ibid. 128.
[14] Henry H Halley penuntun kedalam perjanjian baru (Surabaya,
YAKIN :1979), 214.
Posting Komentar untuk "Arti dan Makna Kebangkitan dalam Kekristenan - Teologi"
Berkomentar yg membangun dan memberkati.