Berkorban atau Mengorbankan Orang Lain? Matius 20:17-28 - Saat Teduh
Berkorban atau
Mengorbankan Orang Lain?
Matius 20:17-28
Setiap ibu pasti akan
berupaya untuk selalu memberikan yang terbaik bagi anaknya. Ia akan melakukan
apa pun, termasuk memberikan nyawanya. Ia dapat berkorban, atau pada sisi
negatifnya, bahkan sampai mengorbankan orang lain, demi anaknya.
Yesus mengawali
pengajaran-Nya dengan menyodorkan konsep Mesias yang berbeda dari pandangan
orang Israel pada umumnya. Yesus menyatakan bahwa Mesias harus menderita.
Pernyataan ini berbeda dari gambaran umum tentang Mesias yang mulia, hebat,
dihormati, ditinggikan, dan akan menjadi raja dunia.
Itulah yang terlihat
dari ibu anak-anak Zebedeus yang meminta agar Yesus memberikan tempat bagi
anak-anaknya di kanan dan kiri Yesus, ketika Yesus menjadi raja kelak. Yesus mengubah dan meruntuhkan
pemahaman para pengikut-Nya. Mesias datang untuk melayani, bukan untuk
dilayani. Ia datang bagi orang lain, umat manusia; Ia mengorbankan diri-Nya,
memberikan hidup-Nya. Untuk menjadi orang besar, maka pengikut Yesus harus
menjadi pelayan dan menjadi hamba satu sama lain. Menjadi hamba berarti siap
untuk selalu berkorban bagi kepentingan dan kebaikan orang banyak.
Mengorbankan orang
lain demi diri sendiri memang sangat mudah dilakukan. Sebaliknya, memberi diri
bagi orang lain amat sulit. Namun, itulah panggilan setiap orang yang mengaku
diri sebagai murid Kristus, yaitu mengikuti teladan yang sudah dilakukan oleh
Yesus bagi orang banyak-memberi diri-Nya, mengorbankan hidup-Nya-agar
orang-orang yang percaya kepada-Nya menerima hidup. Marilah kita periksa diri
kita masing-masing, apakah kita sudah menjadi orang-orang yang bersedia untuk
memberi diri bagi kebaikan sesama, ataukah kita justru mengambil hidup orang
lain demi diri sendiri?
Posting Komentar untuk "Berkorban atau Mengorbankan Orang Lain? Matius 20:17-28 - Saat Teduh"
Berkomentar yg membangun dan memberkati.