Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jenis-Jenis Penderitaan Dalam Alkitab

Jenis-Jenis Penderitaan Dalam Alkitab


 Jenis Penderitaan

Tidak semua penderitaan yang kita alami itu akibat dari dosa atau kesalahan yang kita buat. Dalam suratnya Rasul Petrus secara jelas membedakan antara pencobaan-pencobaan yang kita hadapi dan pencobaan-pencobaan yang kita buat sendiri, “Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu. Janganlah ada di antara kamu yang harus menderita sebagai pembunuh atau pencuri atau penjahat, atau pengacau. Tetapi, jika ia menderita sebagai orang Kristen, maka janganlah ia malu, melainkan hendaklah ia memuliakan Allah dalam nama Kristus itu” (1 Pet. 4:14-16).

Penderitaan dapat digolongkan  menjadi 2 (dua) jenis.

Yang pertama adalah penderitaan yang ditimbulkan oleh karena kesalahan atau dosanya sendiri. Dalam Perjanjian Lama dapat kita lihat dalam diri Kain, anak Adam dan Hawa yang telah membunuh Habel adiknya. Kain iri hati, karena persembahannya tidak diterima oleh Allah, sehingga ia menjadi benci kepada  Habel dan akhirnya membunuh adiknya itu. Kain mendapat kutukan dari Allah (Kej. 4:11-12).

Dalam Perjanjian baru kita dapat melihat dalam diri Yudas Iskariot, yang relah mengkhianati Yesus, dan rela menukar gurunya dengan 30 keping perak untuk diserahkan kepada imam-imam kepala dan tua-tua Yahudi. Yudas Iskariot mengalami penderitaan yang tragis, akhirnya mati dan membunuh dirinya sendiri (Kisah Para Rasul 1:18). Menurut Tony Evan dalam bukunya yang berjudul Penuntun Kepada Keberhasilan Rohani, menyatakan sebagai berikut:

Beberapa orang Kristen nampaknya punya kecenderungan untuk mengundang masalah. Kalau anda memberontak terhadap standart Ilahi dan kehidupan anda menjadi tidak karuan, jangan mengeluh pada Allah tentang “pencobaan” yang Dia kirimkan pada anda. Pencobaan-pencobaan yang anda tanam karena tindakan memberontak tidak akan menghasilkan sukacita. Pencobaan-pencobaan ini menghasilkan akibat yang sangat berbeda dan merugikan.[1]

Meskipun Allah membawa pencobaan-pencobaan ke dalam kehidupan kita itu merupakan ujian, bertujuan untuk membuktikan, memurnikan dan menerapkan pendisiplinan untuk memperbaiki anak-anak-Nya, tetapi tidak pernah menuntun anak-anak-Nya ke dalam dosa. Yakobus menulis, “Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: “pencobaan ini datang dari Allah!” Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat dan,  Ia sendiri tidak mencobai siapapun. Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut” (Yak.1:13-15).Kalau Iblis/Setan mencobai kita bertujuan untuk menggoda atau memperdaya supaya kita jatuh/ kalah dan untuk mempermalukan kita, serta membuat kita  menderita selamanya.

Jenis penderitaan yang ke 2 yaitu menderita sebagai orang percaya/Kristen. Menderita karena kebenaran. Kalau kita menderita karena dampak iman kita kepada Kristus atau ketaatan kita kepada-Nya akan menghasilkan ketekunan, kekuatan dan pertolongan-Nya Sepeti Paulus dalam menghadapi berbagai tantangan dan penderitaan dalam pelayanannya mengatakan, bahwa segala perkara dapat kutanggung didalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku (Flp. 4:13). Dalam suratnya kepada orang-orang Korintus Paulus juga menulis, bahwa pencobaan-pencobaan yang kita alami adalah biasa, karena Allah setia dan tidak membiarkan kita dicobai melebihi kekuatan kita, dan Ia akan memberikan jalan keluar, sehingga kita cakap menanggungnya (1Kor. 10:13).

Yesus Kristus rela menderita bagi kita karena kasihN-ya. Dia taat kepada Bapa di Sorga. Taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Karena kita Dia menderita,. karena kita Dia disalibkan, agar kita diselamatkan dari hukuman kekal. Yesus seringkali mengingatkan murid-murid-Nya, bahwa mereka akan menderita aniaya oleh karena nama Yesus. Kepada Ananias Tuhan berfirman tentang Saulus yang telah bertobat:”Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung oleh karena nama-Ku” (Kis. 9:16). Dalam bukunya yang berjudul Penuntun Kepada Keberhasilan Rohani, Tony Evan juga mengatakan:

Jawaban terhadap penderitaan karena ketaatan adalah mengetahui. Kita mengesampingkan apa yang kita rasakan demi apa yang kita tahu akan terjadi. Penulis kitab Yakobus memberitahu orang-orang Kristen awal, “ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan.” Dan dia melanjutkan “dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun, (Yak. 1:3-4).[2]

Melewati setiap proses penderitaan yang merupakan ujian dalam kehidupan kita sebagai orang percaya/beriman memang tidaklah  mudah, tetapi  dengan mata iman kita mengetahui bahwa Allah kita adalah Allah yang setia kepada janji-Nya. Tetaplah setia melakukan kehendak-Nya. Dia melakukan karya-Nya untuk membentuk hidup kita sebagai bejana indah, menjadi sempurna seperti Yesus Kristus. Yesus juga pernah mengatakan “haruslah kamu sempurna sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna” (Mat. 5:48).

 



[1]Tony Evans, Penuntun kepada Keberhasilan Rohani (Batam: Centre Interaksara, 2000), 304

[2]Tony Evans, Penuntun Kepada Keberhasilan Rohani (Batam: Centre Interaksara, 2000), 288.

Posting Komentar untuk " Jenis-Jenis Penderitaan Dalam Alkitab"