Kebangkitan Menurut Alkitab dalam Perjanjian Baru - Kebangkitan Yesus dan Orang Percaya
Kebangktian dalam Perjanjian Baru
Salib bukanlah akhir ceritera kehidupan dan pekerjaan Tuhan Yesus. Injil sinoptik mencatat bahwa peristiwa penyaliban segera disusul dengan berita gembira yaitu bahwa Yesus hidup dan bangkit pada hari ketiga setelah kematian-Nya (Mat. 27:62-22; Mrk. 15:42-47; Mat. 28:1-10; Mark. 16:1-8; Luk. 24:1-12). Injil sinoptik mencatat bahwa pada hari minggu itu, pagi-pagi minggu benar, beberapa perempun pergi untuk meminyaki kubur Yesus. Namun yang terjadi bahwa Yesus sudah bangkit[1] dari antara orang mati dan ini bukanlah hanya sebuah mitos tetapi sebuah kenyataan yang benar-benar terjadi dan banyak disaksikan oleh orang lain.
M.
Kahler mengatakan bahwa kitab injil adalah kisah kayu salib dengan pengantar
yang panjang. Tetapi sekali lagi di belakang kayu salib ada kebangkitan. oleh
sebab itu sebelum Yesus naik ke kayu salib, Ia juga sering sekali mengajarkan
dan mengingatkan pada murid-murid bahwa Ia akan mengalami penderitaan dan di
bunuh.
Kita
tahu bahwa dalam Alkitab PB hanya dan satu mukjizat yang dicatat dalam keempat
injil, yaitu mukjizat memberikan makan lima ribu orang. rupanya mukjizat ini
begitu menggemparkan sehingga keempa penulis injil begitu tertarik dan mencatat
kisah itu. demikian juga kebangkitan yaitu mukjizat tentang Yesus bangkit dari
kematian.
Theologi
Matius, membahas kisah kebangkitan ini menurut injil matius 28:1-10 antara lain
adalah : Beberapa perempuan datang ke Kubur, Pemberitaan Malaikat bahwa Yesus
sudah bangkit, Kubur yang kosong.
Ketiga
pandangan ini yang pada dasarnya tidak
percaya itu memberikan berbagai macam alasan yang terkesan lucu dan
sulit untuk diterima. Ia bangkit pada hari pertama Minggu itu, yaitu hari
minggu bagi kita hari ini, dimana sejak hari itu, hari minggu di sebut sebagai
hari Tuhan, yaitu hari yang memperingati kebangkitan Tuhan dari kematian. Yesus
menyatakan Diri kepada perempuan-peremuan itu (28:9-10) Niat mereka datang kekubur
untuk mengurapi mayat Yesus, kini mereka menyaksikan Yesus hidup kembali. Yesus
memberikan “salam” kepada mereka. Kata salam berasal dari kata “ chairo” yang
berarti bersukacia. Ini adalah fakta pertama yang keluar dari mulut Kristus
yang baru bangkit dari kematian dalam menghadapi perempuan-perempuan ayng
sedang berdukacita. Bukti yang sangat kuat adalah bukan kubur kosongnya tetapi
Yesus yang hidup dengan tubuh yang nyata berdiri di depan mata mereka, serta
memberika salam kepada mereka bahwa Ia benar-benar sudah bangkit. Pemberitaan
perempuan itu bahwa Yesus sudah bangkit (28-8). Hal ini merupakan pesan Yesus
sendiri kepada perempuan-perempuan itu, supaya mereka pergi ke Galilea dan
disanalah mereka akan melihat Yesus (28-10). Matius menulis bahwa mereka pergi
untuk memberitakan berita kebangktian itu kepada murid-murid Yesus.[2]
Injil
Markus memandang Yesus bukan dari sisi Mesias. Alasannya adalah Yesus
berulang-ulang berpesan agar murid-murid jangan menyebarluaskan mengenai
identitasNya atau siapa Yesus itu. bahkan Yesus sendiri tidak secara terbuka
menyatakan diriNya kepada murid-muridNya[3]
hal ini di sebabkan karena visi misi Yesus ang harus tergenapi yaitu supaya
orang mengenalNya dengan kerinduan dan mengalami sendiri kasih yang dari
padaNya.
Dalam
kesuluruhan injil kebangkitan Yesus merupakan puncak dari setiap pemberitaan,
pembicaraan ini mnejadi ciri khas para rabi. Orang-orang Saduki membantahnya
dan menjebak Yesus tentang kebangkitan (Mar. 12:18-27, Mat. 22:23-33, Luk.
20:27-40), pernyataan Yesus yang menyatakan bahwa Allah bukanlah Allah orang
mati melainkan Allah orang hidup dan Yesus menegaskan adanya kebangkitan. di
dalam Lukas 20:35 dimana Yesus menjelaskan tentang keadaan orang yang bangkit
yang lebih jelas dari pada injil Matius dan Markus. Lukas juga mencatat
perkataan Yesus mengenai kebangkitan orang-orang benar pada waktu kebangkitan
(Luk. 14:14).
“Keadaan sementara adalah istilah yang digunakan untuk keadaan orang percaya antara kematian dan kebangkitannya pada hari terakhir”[4].
Jadi, apabila seseorang mengalami kematian sebelum mengalami tubuh kebangkitan yang disebut dengan tubuh Rohani akan ada keadaan sementara yaitu keadaannya pada masa hidup dunia menuju kepada kematian. Selama manusia hidup dunia ini, ia akan memiliki tubuh yang bisa binasa yaitu daging, tetapi ketika sudah mati makan tubuh yang biasa akan diubahkan menjadi tubuh Rohani yang tidak akan pernah binasa selamanya. Menurut injil Matius sendiri bahwa kebangkitan itu memiliki makna bahwa membawa sukacita bagi setiap orang percaya.
Menurut surat Yohanes
Dalam
injil Yohanes kebangkitan ada dua hal yang menerangkan istilah ini. Contoh yang
sama dengan injil sinoptik Lazarus dimana mengalami kebangkitan walaupun mati
lagi. Namun pada saat Yesus menerangkan bahwa akan bangkit kembali, langsung
menyimpulkan bahwa Dia sedang berbicara mengenai kebangkitan pada hari yang
terakhir, karena ia yakin akan terjadi kelak semacam bentuk kebangkitan. ciri
dari tubuh kebangkitan tidak dijelaskan.
Pengertian
Marta mengenai tidak mungkin kita ketahui tetapi jawaban Yesus kepadanya, yang
menghubungkan kebangkitan dengan diriNya sendiri, harus diperhatikan. ucapanNya
“Akulah kebangkitan dan hidup (Yoh. 11:25), menjelaskan gagasan “kebangkitan”
dengan cara menghubungkan kebangkitan orang-orang percaya dengan kebangkitanNya
sendiri (barangsiapa percaya kepadaKu ia akan hidup walaupun ia sudah mati). Di
akui bahwa ia tidka secara khusus menyebutkan kebangkitan tubuh, tetapi Ia
menjelaskan bahwa orang-orang yang percaya kepadaNya akan memperoleh kehidupan
sebagi ganti kematian. Tidak dapat disangkal bahwa ucapan ini ada suatu
penegasan yang teguh mengenai kekekalan. Ketika Yesus membangkitkan Lazarus
darikematian secara jasmani, maka cukup berasalan untuk menduga bahwa Yesus
tidak memaksudkan suatu bentuk kekekalan jiwa yang terpisah dari kematian
tubuh. Sebaliknya dengan berkata bahwa “ Akulah Kebangkitan”, Yesus menyatakan
bahwa kebangkitan tubuhNya sendiri merupakan contoh bagi “ tubuh kebangkitan”
bagi orang-orang percaya.
Apabila mujizat ini dikatakan sebagai tanda, hal ini menandakan bahwa Yesus adalah kebangkitan dan hidup, Ia berkuasa atas maut, yang ahirnya terbukti dengan kebangkitanNya sendiri. menurut Dr. David dalam bukunya teologi Yohanes mengatakan “ kalau Yesus adalah hidup, berarti di luar Dia tidak ada hidup dan tidak ada pengharapan. Maka barangsiapa berada didalam Dia, ia memiliki keduanya: pada masa sekarang ia hidup; pada masa yang akan datang ia mempunyai pengharapan yaitu hidup yang kekal.[5] jadi bagi orang percaya kematian adalah bukan akhir dari kehidupan.
Menurut kitab Wahyu
Dalam
kitab Wahyu Yesus dinyatakan sebagai yang bangkit dari antara orang mati dan yang berkuasa atas raja-raja di bumi ini
(Why. 1:5) pernyataannya juga bahwa dan yang Hidup (1:17-18) Allah adalah
pembawa kemenangan yang menhapuskan segala dosa dan memberikan kehidupan kepada
setiap orang yang percaya kepadaNya. Yesus telah menyelesaikan karyaNya di
dunia ini dan telah kembali kesurga dimana Ia akan kembali pada waktu yang
telah di tentukan untuk membebaskan umatNya dan untuk mengalahkan semua
kekuatan jahat[6].
Hal-hal yang ditulis Yohanes mempunyai nilai abadi bagi umat Allah.
Kebangkitan
menurut Paulus
Ada
banyak ajaran Paulus yang meneguhkan bahwa inti injilnya terletak dalam
kematian dan kebangkitan Kristus. Menurut 1 Kor. 15:3-4 “sebab yang sangat
penting telah kusampaikan kepadamu (sesuai tradisi)” Paulus disini berbicara
tentang tradisi rasuli yang ia dan para rasul lain letaknya sebagai dasar bagi
seluruh pengajaran mereka, dan yang ia nasehatkan kepada jemaat agar diterima
dan dipelihara. Tradisi ini adalah bahwa Kristus telah mati, di kuburkan dan
bangkit. Dan hal ini merupakan penggenapan janji penebusan yang Allah berikan
sebelumnya, kepenuhan waktu telah dinyatakan terutama dalam kematian dan
kebangkitan Yesus. Arti kematian dan kebangkitan Kristus yang keduanya adalah
berpusat pemberitaan Paulus sebagai suatu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan,
khususnya kebangkitan Kristus Yesus di tentukan oleh kematianNya.
Pemberitaan Paulus tentang
kebangktian Yesus merupakan penerobosan baru dalam penegertian yang nyata dan
dalam pengertian sejarah penebusan dari kata itu, sehingga tidak dapat
dimengerti hanya dalam kategori forensik, etis atau eksistensial.
Makna kebangkitan Yesus Kristus
yang menyeluruh hal ini bukan sebuah refleksi teologi Paulus yang mendalam,
tetapi terutama merupakan penyataan ilahi, maka kebangkitan merupakan bukti
yang pertama dan yang terutama baginya bahwa Yesus orang Nazaret telah
disalibkan, mati, dan yang telah ia sendiri aniaya, adalah Anak Allah dan
juruslamat Israel. Hal ini merupakan pemahamannya tentang arti akan pentingnya
sejarah-penebusan dari kematian dan kebangktian Yesus Kristus dan hal ini
sangat menusuk bagi pemikiran Yahudi [7]
meskipun hal ini dianggap tidak masuk akal oleh orang-orang Yahudi.
Paulus sudah bersusah payah
untuk menjelaskan kepada mereka tentang kebangkitan Yesus dengan tujuan supaya
mereka juga mempercayai akan adanya kebangkitan tubuh ketika Yesus sudah
bangkit dari antara orang mati yang membuktikan bahwa ia adalah Tuhan dan
juruslamat. Namun hal ini sangat dianggap enteng oleh orang-orang Yahudi, karena
hal inipun tidak sesuai dengan hukum alam yang mati tidak mungkin akan bangkit
kembali.
Dalam Filipi 3:20,21 (kita
menanti-nantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai juruslamat, yang akan mengubah
tubuh kita yang hina sehingga serupa dengan tubuhNya yang mulia). Ada dua hal
yang ditekankan yaitu : pertama tubuh
orang-orang percaya akan diubah pada hari kedatangan Tuhan kelak, kedua
dalam keadaan terakhir mereka tubuh yang serupa dengan tubuh Yesus yang
mulia. Hubungan yang erat antara tubuh kebangkitan Yesus dan tubuh kebangkitan
orang-orang percaya, merupakan kunci dari ajaran Paulus.
Dalam 1 korintus 15 Paulus
menghubungkan kebangkitan Yesus dengan kebangkitan orang-orang percaya. bagaian
pertama pada pasal ini menetapkan sudah terjadinya kebangkitan Yesus kristus,
lalu menunjukan bahwa jika Kristus tidak bangkit maka sia-sialah keprcayaan
orang-orang Kristen (I Korintus 15:17).[8]
Kesejajaran antara Adam dan Kristus menyoroti soal mengenai pribadi dan karya
Kristus, selain soal mengenai tubuh kebangkitan. kebangkitan Yesus Kristus dari
antara orang mati pribadiNya dan ajaranNya telah dibenarkan, sebab fungsi dari
kebangkitan itulah yang diutamakan daripada Rsul Paulus. Pikiran Rasul Paulus
mengemukakan bahwa betapa kebangkitan kita Pribadi terlibat dalam kebangkitan
Yesus Kristus. Menfaat kebangkitan Yesus tidak hanya akan kita alami dalam
hidup sesudah hidup ini, melainkan dalam masa sekarangpun kita bisa
nikmati.
1 Korintus 15 menunjukan kepada
kita akan apa yang dipercayai oleh rasul Paulus. Ia mengatakan bahwa perubahan
tubuh yang “jasmani” ke suatu tubuh yang “Rohani” (atau tubuh sorgawi) adalah
takdir yang ditentukan bagi setiap orang Kristen yang percaya. Kristus
meninggalkan kubur dengan “secara utuh” tubuh duniawiNya telah diubah menjadi
tubuh “sorgawi”. Kebangkitan merupakan pembenaran ilahi yang berasal dari Allah
atas karya-Nya yang telah selesai. Penekanan Paulus bahwa Kristus adalah dari
surga (I korintus 15:47; 2 Korintus 8:9) mengusulkan praeksistensiNya dan
kekekalanNya[9]
[1] Dr. Marulak Pasaribu injil sinoptik (Malang-Batu, YPPII ),
hl. 227
[2] Dr. Susanto David Iman, Theologi Matius (Malang : SAAT, 2009), 247
[3] Dr. Susanto David Iman, Theologi Markus (Malang : SAAT 2012), 49
[4] Donald Guthrie Teologi Perjanjian Baru (Jakarta, BPK
Gunung Mulia: 1991), hl.164-166
[5]. Dr. Susanto David Iman, Theologi
Matius (Malang : SAAT, 2005), hl. 97
[6] Leon Morris (hl. 413-414)
[7] Ridderbos H Paulus pemikiran utama teologinya (Surabaya,
Momentum: 2013),44-45
[8] Orang Korintus yang
menolak konsep kebangktian sebab bagi mereka gagasan mayat yang hidup kembali
agak menjijikan. Mereka dapat menganjurkan Paulus supaya ia tidak lagi memegang
gagasan yang berasal dari agama Yudaisme
ini (Bruce SJT 24, 1971): hal. 464
[9] Enns Paul The moody Handbook of Theology 1, (Malang, SAAT: 2003), hl. 128
Posting Komentar untuk "Kebangkitan Menurut Alkitab dalam Perjanjian Baru - Kebangkitan Yesus dan Orang Percaya"
Berkomentar yg membangun dan memberkati.