Keselamatan dan Doa dalam gereja Katolik - Jaminan Keselamatan
Keselamatan Katolik
Agama Katolik termasuk agama yang sangat tua usianya
setelah ortodoks. Katolik berkembang pesat diseluruh dunia dan Roma-Vatikan sampai
saat ini menjadi pusat sentral pengajaran agama Katolik ini. Ajaran agama
Katolik tentang keselamatan sangat jelas memiliki beberapan perbedaan yang
mendasar dengan prinsip-prinsip kekristenan, atau bahkan dapat dikatakan
dipengaruhi oleh tradisi-tradisi, sekalipun ajaran mereka bersumber pada
Alkitab. Umat Katolik percaya bahwa keselamatan hanya di dalam Gereja. Hal ini,
lalu dikembangkan bahwa di dalam gereja baru mendapatkan keselamatan dan di
luar gereja dan gereja yang dimaksud adalah gereja Roma.
Tetapi sebelum lebih jauh berbicara mengenai
keselamatan maka harus dipahami bahwa ada perbedaan yang prinsip dan mutlak
berbeda Antara Gereja Katolik Roma dan gereja Protestan misalnya: mengenai
kedudukan Paus sebagai kepala gereja atau wakil Tuhan di dunia, kedudukan
Maria, ibu Yesus dalam ibadah orang-orang Katolik, penggunaan patung-patung
dalam ibadat, penghormatan kepada orang-orang suci, ajaran mengenai api
penyucian, ajaran maupun sakramen-sakramen lainnya.[1]
Gereja
Katolik mengajarkan bahwa keselamatan untuk kehidupan kekal adalah kehendak
Allah bagi semua orang, dan bahwa Allah menganugerahkan-Nya bagi para pendosa
sebagai suatu anugerah yang cuma-cuma, suatu rahmat, melalui pengorbanan
Kristus. Manusia dapat menerima anugerah yang dikaruniakan Allah melalui iman
dalam Yesus Kristus dan melalui pembaptisan, ataupun menolaknya. Peran serta
manusia diperlukan, sejalan dengan kemampuan baru atau berpegang teguh pada
kehendak ilahi yang disediakan Allah.[2]
Iman seorang Kristiani bukannya tanpa perbuatan.? Karena tanpa perbuatan iman
itu akan mati. Dalam pengertian ini, “dengan perbuatan manusia dibenarkan, dan
bukan dengan iman semata-mata,” dan kehidupan kekal adalah pada satu saat yang
sama, rahmat dan upah dianugerahkan oleh Allah atas perbuatan baik dan
kelayakan. Iman, dan oleh kerenanya perbuatan, merupakan hasil dari rahmat
Allah oleh karena itu, hanya karena rahmat maka orang beriman dapat dipandang
“layak memperoleh” keselamatan.
Kelemahan pandangan Katolik terletak pada sikapnya
yang kurang menghargai sikap radikal dosa sepenuhnya. Hal itu terlihat dengan
sangat jelas dalam “moralitas baru” Katolik Roma yang menyangkal hal menjadi
orang Kristen dengan pengembangan nilai-nilai manusia.[3]
Keselamatan
yang diberikan oleh Allah hanya anugerah yang cuma-cuma, suatu rahmat, melalui
pengorbanan Kristus. Oleh karena itu orang akan mendapatkan keselamatan itu
dengan cara perbuatan yang baik. Jadi, manusia akan diselamatkan oleh Allah
dengan perbuatannya sendiri serta mengembangkan nilai-nila duniawi atau manusia,
maka melalui iman dan perbuatan manusia sendiri mereka akan diterangi hatinya
dan diselamatakan.
Gereja Katolik mengajarkan bahwa melalui rahmat-rahmat yang diperoleh Yesus bagi umat manusia dengan mengorbankan dirinya sendiri di kayu salib, keselamatan dapat diterima bahkan oleh orang-orang yang berada di luar batas-batas yang nampak dari Gereja. Umat Kristiani dan bahkan non-Kristiani, jika dalam hidupanya mereka secara positif tanggap terhadap rahmat dan kebenaran yang disingkapkan Allah kepada mereka melalui belas kasihan Kristus, dapat diselamatakan (suatu sikap yang kerap disebut, dalam kasus umat non-Kristiani sebagai “baptisan keinginan”). Hal ini kadangkala mencakup pula kesadaran akan kewajiban untuk menjadi bagian dari Gereja Katolik. Dalam kasus-kasus semacam itu, maka barang siapa yang mengetahui bahwa Gereja Katolik telah dijadikan perlu oleh Kristus, menolak untuk masuk atau tetap di dalamnya, tidak dapat diselamatkan.
Posting Komentar untuk "Keselamatan dan Doa dalam gereja Katolik - Jaminan Keselamatan"
Berkomentar yg membangun dan memberkati.