Keselamatan dari Sudut Pandang Agama Islam - Jaminan Keselamatan Islam
Keselamatan dari sudut pandang Islam
Arab merupakan
suatu lokasi geografis yang memiliki keterkaitan sejarah dengan munculnya iman
Islam. Islam
merupakan agama yang fleksibel sehingga memberikan kemudahan bagi pemeluknya
tanpa penekanan pada suatu elemen dari suatu ajaran ataupun golongan. Namun
pada etape sejarahnya islam mengalami bermacam-macam intervensi dari suatu
golongan, akibatnya ajaran islam yang murni itu menjadi pakaian yang diselipkan
sebagai pengganti, mudahnya ajaran islam murni seakan disimpan rapi dibawah ajaran
islam yang bersifat fanatik dan dogmatik.[1]
Keselamatan merupakan sesuatu
yang diharapkan oleh semua umat manusia. Dalam islam pun terdapat konsep
keselamatan yang dijanjikan oleh Allah SWT yang banyak dijelaskan dalam
Al-Qur’an. Setiap umat islam yang taat kepada allah SWT akan mendapatkan
keselamatan baik di dunia maupun di akhirat. Dan allah memerintahkan untuk
selalu berada dalam lingkaran keselamatan dan tidak mengikuti langkah syaiton
yang terkutuk. Apabila muslim memenuhi kewajibannya, maka Allah akan
mendapatkan keselamatan sekaligus kenikmatan dunia serta akhirat. Keselamatan
di dunia dapat dirasakan apabila umat islam menaati segala apa yang
diperintahkan oleh Allah SWT menjauhi segala larangan-Nya.[2]
Sebelum datangnya Islam,
bangsa Arab percaya dan mewarisi mitos-mitos yang dianut oleh nenek moyang
mereka yang bertumpu pada kepercayaan pagan (watsaniyah) seperti percaya pada
dewa yang berkuasa atas segalanya, hantu yang berkeliaran di padang pasir dan
mengganggu para musafir, azimat yang dapat menangkal kejahatan seperti sihir,
Jin yang dianggap sebagai “partner” tuhan dalam mengontrol dunia, percaya
kepada malaikat (angel) yang dianggap sebagai anak tuhan. Di samping itu ada
yang menyembah benda-benda langit seperti suku Himyar yang menyembah matahari,
suku Kinana yang menyembah bulan dan lain sebagainya. Akan tetapi mayoritas
masyarkat Arab menyembah berhala kecuali para penganut Yahudi dan Nasrani yang
jumlahnya sangat sedikit.[3]
Dalam
konsep Islam amalan-amalan merupakan komponen untuk keselamatannya, yang mana
hal itu harus dikerjakan selama masih hidup. Menurut AL- Ghazali Hasan, barkata
dalam salah satu nasihatnya, ayolah segera, ayo segera, sebab segala sesuatu
itu tergantung dari nafasmu saja dan jikalau ini telah diputuskan, terputus
pula segala amalmu. Kalau demikian amalan mana lagi yang kau pergunakan untuk
mendekatkan diri kepada Allah.[4]
Agar masuk surga, selain
dengan memeluk agama Islam, umat Muslim diwajibkan untuk mengenal unsur agama,
yang dikenal sebagai “Iman”. Sebagai obyek dari doktrin. Menurut Islam
ada beberapa ketentuan mutlak yang harus diakui oleh setiap umat Muslim yang baik
dengan lidahnya dan percaya dalam hatinya.
Secara
umum, diucapkan demikan “Tidak ada tuhan selain Allah, dan Muhammad adalah
utusan Allah. Bentuk yang lebih lengkapnya yaitu: aku percaya kepada Allah,
Malaikat-Nya, Kitab Suci-Nya, Nabi-nabi-Nya, hari Kiamat dan tadir Allah.[5]
Umat Islam mengajarkan bahwa
disamping percaya atau beriman kepada Allah, untuk mendapatkan suatu
keselamatan masuk surga, juga diwajibkan secara mutlak yang tidak dapat ditolak
dan di imani oleh setiap umat Islam, harus percaya kepada ciptaan tuhan adalah
malaikat dan kepada rasul-rasul tuhan sebagai dasar iman untuk memperoleh
keselamatan tersebut.
Di
dalam Agama Islam untuk mendapatkan keselamatan untuk masuk surga, harus beriman kepada allah dan
ciptaannya yang di ajarkan di
dalam Alquran. Setiap umat islam yang taat kepada allah SWT
akan mendapatkan keselamatan baik di dunia maupun di akhirat. Jadi, untuk mencapai keselamatan tidak perlu ada
penerangan dari yang lain atau harus diterangi hatinya oleh yang di percayai,
melainkan hanya taat kepada allah SWT saja.
Penulis mengajukan
pertanyaan: Apakah seseorang dapat menaruh iman kepercayaanya kepada manusia?
dan apakah manusia sanggup memenuhi standart kekudusan Allah sehingga manusia
dapat mengerjakan keselamatannya sendiri? Sangat tidak mungkin jika manusia
menaruh iman dan kepercayaannya kepada ciptaan Allah itu sendiri, tidak ada
bedanya bagi orang yang menyembah berhala. Dan dasar manusia diselamatkan oleh
Allah diukur dari kekudusan manusia, mustahil manusia yang mencapai kekudusan
yang dikehendaki oleh Allah kecuali Yesus Kristus.
Islam mengakui Yesus tidak berdosa dan jauh lebih sempurna dari
umat manusia yang telah pernah ada atau yang akan datang. Alquran mengakui
bahwa sifat-sifat istimewa tersebut hanya dimiliki Yesus dan pengakuan tersebut
tidak diberikan kepada nabi manapun tak terkecuali (Surat Maryam 19:19-21).[6]
Agama Islam tidak
memperdulikan ayat tersebut, karena bagi mereka sosok Isa dalam Alquran beda
dengan Yesus yang dipercayai oleh agama Kristen.
[1] Hamka haq, Islam
rahmah untuk bangsa (Jakarta: Wahana semesta intermedia, 2019), 53.
[2] https://www.tongkronganislami.net/pengertian-islam-kajian-konsep-keselamatan/, diakses
tanggal 13 desember 2019.
[3] Dudung
Abdurrahman, Sejarah Peradaban Islam: Dari masa klasik hingga Modern (Jakarta:
Suny Press, 2012), 16-17.
[4] Iman
Al-Ghazali, Hakikat Takut dan harapan (Jakarta: Pustaka Amani, 1990), 61
[5] Carl Medearis,
Dua Umat Dan Yesus (Bandung: Satu-satu, 2011), 31.
[6] Anis A.
Shorrosh, Kebenaran Diungkapkan pandangan seorang Arab tentang Islam (Jakarta:
Kelompok Kerja PHILIA Jakarta, 1994), 87-89.
Posting Komentar untuk "Keselamatan dari Sudut Pandang Agama Islam - Jaminan Keselamatan Islam"
Berkomentar yg membangun dan memberkati.