Menjadi Murid Yesus Dengarkan Matius 16:21-17:1-13 - Saat Teduh
Menjadi Murid Yesus Dengarkan
Matius 16:21-17:1-13.
Ada banyak pandangan
dari para murid tentang siapakah Yesus. Dia disamakan dengan tokoh-tokoh besar
bangsa Israel. Musa
adalah pemimpin terbesar yang membebaskan bangsa Israel dari Mesir. Tokoh lain
yang sangat besar adalah Elia. Nabi Elia merupakan nabi yang melakukan banyak
mukjizat. Mereka percaya bahwa Elia akan datang lebih dahulu sebelum kedatangan
Mesias. Peristiwa transfigurasi di atas bukit memiliki makna yang sarat karena
menunjukkan banyak peristiwa simbolis.
Peristiwa itu terjadi
di bukit yang menunjuk pada peristiwa Musa bertemu Allah di gunung Sinai. Di
sana Yesus dimuliakan dan Allah menyatakan kalimat yang sama dengan saat Yesus
dibaptis: “Inilah Anak yang kukasihi, kepadanya Aku berkenan, dengarkanlah
Dia.” Pernyataan Allah tentang Yesus menunjukkan bahwa Yesus lebih besar
daripada Musa. Bahkan Musa dan Elia pun memuliakan Dia. Ketiga murid yang
menyaksikan peristiwa itu tersungkur ke tanah, hal itu menunjukkan bahwa mereka
kini menyaksikan Yesus adalah Tuhan, sebagaimana bangsa Israel tersungkur
ketika Allah menyatakan diri-Nya.
Kemesiasan Yesus bukan
karena pengakuan manusia, tetapi karena pengakuan Allah. Inilah yang menjadi
iman kita sebagai pengikut Kristus. Allah Bapa meminta kita untuk
mempertuhankan Yesus dalam seluruh aspek hidup kita dan mendengarkan
perkataan-Nya. Kata “mendengarkan” di sini berarti mengimani serta menghidupi
setiap firman yang disampaikan Tuhan Yesus.
Apakah kita mau mendengarkan ketika Yesus meminta kita melakukan hal-hal yang berkenan kepada-Nya meskipun kita akan kehilangan waktu-waktu yang menyenangkan. Misalnya, turut ambil bagian dalam pelayanan dan kegiatan gerejawi, yang mana tidak hanya menyita waktu, tetapi juga tenaga, bahkan keuangan kita. Melakukan firman Tuhan secara utuh bukan perkara mudah, tetapi karena Allah sudah mengatakannya, maka harus kita lakukan. Kita percaya bahwa Allah jugalah yang akan memampukan kita.
Menjadi orang percaya
atau orang Kristen adalah satu hal, tetapi hidup sebagai orang percaya atau
memiliki kehidupan Kristen yang sejati adalah hal yang lain. Status menjadi
orang Kristen seharusnya diikuti dengan gaya hidup Kristen.
Baru saja Petrus
mendapat pujian dan kepercayaan dari Yesus sebagai calon pemimpin gereja,
tetapi segera Yesus menghardiknya dengan perkataan, “Enyahlah Iblis”. Dalam
pemberitahuan Yesus akan penderitaan yang harus dihadapi-Nya sebagai jalan yang
harus ditempuh untuk menyelamatkan umat-Nya dari dosa, Petrus meresponsnya
secara keliru. Apa yang dilakukan Petrus itu adalah pekerjaan iblis yang
menghalangi misi penyelamatan yang sedang dikerjakan Yesus.
Lalu, Yesus
mengajarkan arti menjadi murid, yaitu dengan menyangkal diri, memikul salib,
dan mengikut Dia. Menjadi murid Yesus menuntut sebuah penyerahan diri
sepenuhnya, penyangkalan diri seutuhnya yang di dalamnya ada pengorbanan. Dan, ini
sama artinya dengan menyerahkan nyawa.
Oleh karena itu,
kehidupan menjadi seorang murid Yesus adalah sebuah kehidupan yang baru. Petrus
sudah mengaku dan percaya kepada Yesus, tetapi dia belum menyesuaikan
pikirannya dengan pikiran Allah. Pikiran yang tidak sesuai dengan pikiran Allah
itulah yang dengan tegas dihardik oleh Yesus.
Menjadi orang percaya
bukan hanya sebuah status. Menjadi orang percaya artinya mempertuhankan Yesus
dalam seluruh aspek hidup kita. Dalam hal ini Paulus dengan jelas menerangkan:
“... tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di
dalam aku ...” (Gal 2:20).
Kehidupan seorang
murid harus makin tercermin dalam kehidupan kita. Jadi, makin hari kita harus
makin mematikan pikiran-pikiran dan keinginan-keinginan yang tidak sesuai
dengan pikiran dan kehendak Tuhan.
Selain itu, kita
belajar untuk mematikan dosa yang kerap kita lakukan agar seluruh lingkup
kehidupan kita makin menunjukkan hidup sebagai pengikut Yesus yang sejati.
“Siapa yang mau mengikut
Yesus?” Pernahkah pertanyaan seperti itu ditanyakan kepada Anda? Atau paling
tidak, pernahkah Anda mendengarnya? Mendengar pertanyaan itu, apa respons Anda?
Sejak dahulu hingga
saat ini, ada begitu banyak orang yang ingin mengikuti Yesus. Bayangkan ketika
Yesus belum disalibkan dan melayani di berbagai kota di Israel, ada begitu
banyak orang yang berbondong-bondong mengikuti-Nya; jumlahnya sudah pasti
ribuan, jumlah yang sangat besar untuk ukuran masa itu, bahkan masa kini.
Tetapi, tahukah Anda,
bahwa mengikut Yesus itu bukanlah hal yang mudah? Kalau yang ditawarkan-Nya
adalah kenikmatan dunia, maka mengikut Yesus pasti sangat menyenangkan. Namun,
jika Dia meminta kita meninggalkan kenikmatan dunia untuk dapat mengikut Dia,
maukah kita?
Posting Komentar untuk "Menjadi Murid Yesus Dengarkan Matius 16:21-17:1-13 - Saat Teduh"
Berkomentar yg membangun dan memberkati.