Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengertian Mezbah Keluarga Dalam Kekristenan

 

Pengertian Mezbah Keluarga Dalam Kekristenan

Arti Mezbah Keluarga

Ketika Allah menciptakan manusia laki-laki dalam diri Adam, Allah menganggap bahwa tidaklah baik bila Adam dibiarkan seorang diri saja tanpa pasangan, seperti yang disebutkan dalam Kejadian 2:18 yang demikian tertulis TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia."  Sehingga oleh karena itu Allah kemudian menjadikan seorang manusia perempuan yang dinamakan Hawa sebagai pasangan dari Adam seperti terdapat dalam kitab Kejadian 2:21-23 sebagai berikut :

Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging. Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu. Lalu berkatalah manusia itu: "Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki."

Berangkat dari titik inilah Allah telah membentuk suatu lembaga yang paling awal dan paling mendasar dalam kehidupan manusia. Tuhan membentuk lembaga terkecil dan paling awal ini memiliki kekuatan untuk mempengaruhi lingkungannya, seperti yang juga dikatakan oleh Pdt. Julius Ishak Abraham berikut ini :

Lembaga pertama yang didirikan Allah di bumi adalah keluarga. Keluarga adalah lembaga, unit kesatuan yang terkecil, inti kehidupan yang sangat menentukan karena baik atau buruk kehidupan keluarga, demikian pula keadaan masyarakat, bangsa dan dunia ini. [1]

Hal yang senada juga diutarakan oleh Stephen Tong, yakni sebagai berikut:

Keluarga adalah unit dasar Gereja. Keluarga adalah unit dasar pembentukan masyarakat. Jika semua keluarga jebol, masa depan Negara hampir dipasikan akan hancur.[2]

Karena kemampuan untuk mempengaruhi lingkungannya inilah, keluarga haruslah dibina dengan sebaik mungkin. Dalam ruang lingkup keKristenan, salah satu cara agar kehidupan keluarga dapat terbina dan terbentuk dengan baik, adalah melalui penyelenggaraan mezbah keluarga, yang dapat didefinisikan sebagai berikut:

Mezbah keluarga adalah ibadah yang dilaksanakan oleh keluarga. Bisa jadi ibadah ini hanya terdiri dari suami istri saja karena tidak atau belum mempunyai anak, atau suami istri dengan anak-anak; atau bisa juga ditambah dengan anggota keluarga lainnya yang ada di rumah (misalnya: mertua, ipar, dll). Jadi mezbah kelaurga ini sifatnya sederhana, dalam kelompok yang kecil, singkat dan lebih bersifat persekutuan.[3]

Seperti dijelaskan oleh Pieter Sakul diatas, mezbah keluarga ini dilaksanakan didalam keluarga, bahkan didalam keluarga dengan jumlah terkecil sekalipun, ketika keluarga tersebut belum atau tidak mempunyai anak, yakni diantara dua orang, suami dan istri. Adalah suatu hal yang amat mulia dari Tuhan yang dinyatakan pada umat-Nya, yakni bahwa didalam segala kebesaran dan kemuliaan-Nya sebagai Allah, Ia hadir didalam setiap persekutuan kelompok yang sekecil ini, yakni mezbah keluarga.

Selain itu melalui Ulangan 6:7-9, sangat jelas dikatakan bahwa pengajaran tentang perintah-perintah Allah haruslah terkonsentrasi dalam rumah atau keluarga, dan mezbah keluarga ini dapat menjadi sarana pengajaran dan pelatihan dalam keluarga tentang kebenaran Firman Tuhan tersebut. Hal ini senada dengan apa yang disampaikan oleh Sanchez berikut ini:

My travels throughout Latin American and my personal experience … lead me to affirm that the crisis many Christian denominations and churches are experiencing is due, in great measure, to the transference of teaching about faith and Christian life away from its rightful place, the home. My contention is that the home, not the church, is the center of vital teaching concerning our faith. [4]

Selanjutnya, mezbah (ibadah) keluarga juga dikatakan sebagai salah satu dari jenis ibadah, selain ibadah perorangan dan ibadah jemaat. Ibadah itu sendiri memiliki dua pengertian dasar yakni ibadah dalam konteks pelayanan, dan ibadah dalam konteks persekutuan.

Mezbah keluarga dalam konteks pelayanan

Dalam konteks pelayanan, ibadah dikonotasikan sebagai pekerjaan budak atau hamba upahan yang dilakukan dengan penuh hormat, tunduk dan kekaguman. Jadi ketika manusia beribadah, maka ia menyembah, melayani dan menghormati Tuhannya.[5] Hal ini konsisten dengan arti ibadah dalam bahasa Inggrisnya yakni worship yang memiliki ide utama merujuk pada sosok tertentu yang dalam hal ini adalah Tuhan, yang layak dan patut menerima penghormatan, ketaatan dan kekaguman. Dengan demikian mezbah keluarga juga harus berpusatkan pada Tuhan sebagai junjungan umat-Nya. Dan mezbah keluarga adalah sarana untuk menyembah, melayani dan menghormati Tuhan.

Mezbah keluarga dalam konteks persekutuan

Bila dilihat dari sudut pandang Allah, maka Allah ingin bersekutu dengan umat-Nya. Dan bila ditinjau dari sudut pandang manusia, maka mezbah keluarga ini adalah suatu reaksi dari individu-individu dalam sebuah keluarga Kristen dalam menyambut prakarsa dan keinginan Allah untuk bersekutu dengan umat-Nya.[6] Dialah yang memprakarsai dan menginginkan persekutuan ini, dan Ia menantikan umat-Nya yang dalam hal ini adalah keluarga untuk datang kepada-Nya dalam persekutuan. Reaksi dari umat-Nya yang menyambut uluran persekutuan dengan Allah ini dilakukan sebagai wujud penghormatan, ketaatan dan kekaguman pada Allah yang didalam segala kebesaran dan kemuliaan-Nya berkenan dan bahkan berinisiatif untuk bersekutu dengan umat-Nya.

Baca Juga:

Mezbah Keluarga Dalam Alkitab - Mezbah Orang Percaya

Pentingnya Mezbah Keluarga Dalam Kehidupan Orang Percaya



[1] Julius Ishak Abraham, Memulihkan Taman Eden Dalam Keluarga (Yogyakarta: ANDI, 2010), vii

[2] Stephen Tong, Takhta Kristus Dalam Keluarga, (Surabaya: Momentum, 2011), 71

[3] Sakul, Buku Pedoman Katekesasi Pernikahan, 12

[4] Edesio Sanchez, Family in the Bible (Michigan: Baker Academic, 2003), 32-33

[5] Pasaribu, Pernikahan dan Keluarga Kristen, 121

[6] Pasaribu, Pernikahan dan Keluarga Kristen, 122

Posting Komentar untuk "Pengertian Mezbah Keluarga Dalam Kekristenan"