Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bertobat bukan Membujuk 1 Raja-raja Pasal 13 – 17 - Renungan Harian Tahun 2023

 Renungan Harian Tahun 2023 – 1 Raja-raja Pasal 13 – 17.


Bertobat bukan Membujuk

1 Raja-raja 13:1-34

 

Kerajaan Israel pecah jadi dua. Suku-suku di sebelah utara memisahkan diri dan mendirikan kerajaan sendiri di bawah pimpinan Yerobeam. Yerobeam segera membangun mazbah di Betel dan kota Dan, serta kuil-kuil penyembahan di berbagai tempat. Ia menciptakan kultus baru dan mengangkat imam-imam bukan dari suku Lewi.

Yerobeam tampaknya takut rakyatnya akan berbalik melawannya, kembali ke kerajaan Yehuda, dan beribadah ke Bait Suci di Yerusalem. Yerobeam bukanlah keturunan Raja Daud. Oleh karena itu, ia mengangkat dirinya menjadi kepala imam. Ia berusaha memutus tradisi dan sejarah bangsa Israel demi mempertahankan kedudukannya sebagai raja. Ia bahkan menyebabkan rakyat jatuh ke dalam dosa karena menyembah berhala.

Seorang nabi dari Yehuda datang ke Betel saat Yerobeam sedang memimpin upacara kurban di mazbah.

Ayt. 1 Ia menubuatkan kehancuran kultus penyembahan berhala oleh seorang raja Yehuda bernama Yosia

 Ay. 2 Nabi itu juga menunjukkan tanda ajaib

Ay. 3 Yerobeam mengundangnya singgah ke istana dan menawarinya hadiah.

Ay. 7 Ia berharap dapat membujuk nabi itu supaya menggagalkan rencana Tuhan. Tetapi, nabi itu menolak

Ay. 8,9 Sebab, Tuhan memerintahkannya untuk tidak makan roti dan minum air di Betel dan kembali melalui jalan yang berbeda

Seorang nabi tua di situ mendengar kisahnya. Ia mengundang nabi dari Yehuda itu untuk singgah di rumahnya. Ia berbohong supaya nabi itu mau menerima undangannya. Tidak disebutkan alasannya mengapa nabi tua itu mengundang nabi dari Yehuda. Oleh karena menerima undangan nabi tua itu, nabi dari Yehuda tewas. Sebab, ia melanggar titah Tuhan. Setelah itu, nabi tua menyadari bahwa nubuatan yang disampaikan nabi dari Yehuda itu benar.

Nabi menyampaikan pesan Tuhan supaya orang yang mendengarnya bertobat. Kita tidak bisa mengubah hati Tuhan dengan menyuap atau mengambil hati pembawa pesan-Nya. Kalau memang harus bertobat, bertobatlah!

Baca Gali Alkitab

1 Raja-raja 13:1-34

Abdi Allah datang ke Betel dengan maksud untuk mengingatkan Yerobeam karena telah menyimpang dari Allah. Yerobeam yang didukung sepuluh suku Israel melanggengkan kekuasaannya dengan membuat mazbah dan patung lembu emas agar rakyatnya tidak pergi ke Bait Allah yang ada di Yerusalem. Dengan cara itu, Yerobeam telah membuat seluruh rakyatnya berdosa.

Setelah bertemu Yerobeam, abdi Allah bertemu dengan nabi tua. Namun sayang, abdi Allah itu dibohongi oleh nabi tua sehingga ia mati. Namun demikian, kematiannya menyadarkan nabi tua bahwa perkataan abdi Allah itu benar dan akan terjadi.

Apa saja yang Anda baca?

  • Siapakah yang datang ke Betel untuk menyampaikan firman Tuhan dan memberikan suatu tanda ajaib? (1-6)
  • Raja mengundang abdi Allah untuk singgah, namun permintaan itu ditolak. Apa alasannya? (7-10)
  • Ada seorang nabi tua di Betel. Ceritakanlah pertemuannya dengan abdi Allah dari Yehuda! (11-32)
  • Apakah Yerobeam bertobat dan apa hukuman baginya? (33, 34)

Apa pesan yang Allah sampaikan kepada Anda?

  1. Apa yang Anda pelajari dari tokoh abdi Allah dan nabi tua?
  2. Adakah suatu hal yang bisa Anda jadikan teladan dari abdi Allah dan nabi tua?
  3. Berikanlah contoh beberapa peringatan yang perlu kita hindari dalam hidup ini berdasarkan kisah abdi Allah dan nabi tua!

Apa respons Anda?

  • Dengan cara seperti apakah Anda akan bersyukur setelah menerima teguran dari Allah, baik secara langsung melalui firman-Nya di dalam Alkitab maupun melalui orang lain?
  • Adakah hal khusus yang menjadi pergumulan Anda saat ini dan perlu didoakan? Berdoalah menurut waktu doa pribadi atau kelompok doa Anda!

Pokok Doa:

Kita perlu berdoa untuk pengampunan dosa dan ungkapan syukur atas pemeliharaan Allah terhadap hidup kita.

 

Percaya Diri, Percaya Sesama dan Allah

1 Raja-raja 14:1-20

Ada tiga kunci kesuksesan, yaitu percaya diri, percaya kepada orang lain, dan percaya kepada Allah. Nabi Ahia menubuatkan kehancuran dinasti Yerobeam dan kerajaan Israel. Sebagai pemimpin, Yerobeam telah menuntun rakyat terperosok ke dalam dosa. Hal ini terjadi karena ia tidak percaya diri, tidak percaya kepada Allah dan orang lain.

Ketika Yerobeam masih menjadi pegawai Salomo, Nabi Ahia sudah menubuatkan bahwa ia akan menjadi raja atas sepuluh suku Israel (lih. 11:28-39). Proses seseorang menjadi raja adalah perbuatan Allah, bukan kemampuan manusia. Itu sebabnya, Nabi Ahia menyebutkan bahwa Yerobeam menjadi raja karena Allah.

Yerobeam selalu merasa tidak aman. Ia tidak percaya bahwa Allah mengangkatnya menjadi raja atas Israel. Ia tidak percaya pada kasih Allah. Ia juga tidak percaya pada dukungan rakyatnya. Hal itu tampak dalam tindakannya menyuruh istrinya menemui Nabi Ahia sambil menyamar (ay. 2). Ia tidak ingin orang lain mengetahui bahwa ia meminta petunjuk kepada nabi yang kini menentangnya. Ia takut citra dan wibawanya jatuh bila rakyatnya mengetahui ia meminta bantuan nabi Allah. Bisa jadi, ia juga takut Nabi Ahia akan menolaknya jika tahu istrinyalah yang datang.

Yerobeam hendak meminta petunjuk Nabi Ahia berkenaan dengan kondisi anaknya, Abia. Sebenarnya, ia tidak mengkhawatirkan kesehatan anaknya dan tidak minta tolong agar nabi mendoakan kesembuhan anaknya. Akan tetapi, ia mempertanyakan kelanjutan dinastinya. Mungkin, peristiwa itu terjadi di akhir masa pemerintahannya dan Abia digadang-gadang menjadi penerus takhta ayahnya. Yerobeam khawatir tentang kelanjutan takhtanya. Ia lupa bahwa Allah yang menjadikan dia raja. Ia melupakan kasih Allah dan rakyatnya sehingga hidupnya dipenuhi kekhawatiran.

Merasa cemas atau khawatir tentang masa depan yang tak menentu adalah wajar. Tantangan hidup membuat kita berkecil hati, juga hal yang wajar. Namun, itu semua bukan alasan untuk berhenti percaya kepada kebaikan Allah yang hadir dalam kebaikan sesama dan kemampuan diri.

 

Bijak Mendengarkan Nasihat

1 Raja-raja 14:21-31

Rehabeam adalah raja terakhir kerajaan Israel yang menyatu dan raja pertama kerajaan Yehuda. Ada tiga situasi yang terjadi pada Israel di bawah kepemimpinan Rehabeam. Pertama, di bawah kepemimpinannya, kerajaan Israel terpecah menjadi dua, yaitu kerajaan Israel dan Yehuda. Kedua, rakyat Yehuda jatuh ke dalam penyembahan berhala dan perbuatan tak bermoral. Ketiga, peperangan terus berkobar.

Setelah terpecah, kerajaan Israel dan Yehuda menjadi tidak kokoh. Mesir menyerang Yehuda dan berhasil merampas barang-barang berharga dari Bait Suci dan istana raja. Rehabeam mengganti perisai emas Salomo dengan membuat perisai baru dari tembaga. Hal itu menunjukkan betapa kerajaan Israel dan Yehuda telah merosot. Selain itu, Yehuda terlibat perang saudara tanpa akhir dengan Israel.

Nama Rehabeam mengandung makna doa, yaitu kiranya umat berkembang. Namun, selama ia memerintah, hal sebaliknyalah yang terjadi. Kemerosotan terjadi karena Rehabeam mengabaikan nasihat tua-tua dan lebih memilih nasihat kawan-kawan sebayanya sehingga timbul pemberontakan dari suku-suku di utara.

Rehabeam mendapat pengaruh buruk dari ibu suri Naama dan permaisuri Maakha, sehingga membiarkan rakyatnya jatuh ke dalam penyembahan berhala dan upacara tak bermoral. Kerajaan berhasil diselamatkan ketika ia mendengarkan nasihat Nabi Semaya. Nabi menyebut serangan Mesir sebagai hukuman Tuhan karena Yehuda berbalik dari perjanjian-Nya (2Taw 12:1-16). Rehabeam bertobat. Ia mendengarkan nasihat nabi dan kembali beribadah di Bait Suci.

Perbuatan kita sering dipengaruhi oleh pasangan, orang tua, atau kawan. Sering kali kita tidak menyaring nasihat dari orang-orang terdekat. Kita tidak mengkritisi nasihat mereka karena kedekatan kita dengan mereka. Padahal nasihat atau pengaruh dari mereka bisa baik, bisa juga buruk. Kita pun merasakan perlunya tuntunan Tuhan untuk menyadari, memilah, dan memilih pengaruh yang baik.

 

Kekuatan Komitmen

1 Raja-raja 15:1-24

Asa sangat bertolak belakang dari Abiam, ayahnya. Sang ayah tidak dengan sepenuh hati berpaut kepada Tuhan. Sebaliknya, Asa berpaut kepada Tuhan sepanjang hidupnya. Hal yang membedakan keduanya adalah komitmen kepada Tuhan. Baik Rehabeam maupun Abiam, sama-sama tidak berkomitmen kepada Tuhan sehingga tidak ada perubahan dalam pemerintahan mereka. Sedangkan Asa, satu dari delapan raja Yehuda yang dinilai baik oleh penulis kitab ini adalah raja Yehuda pertama yang mereformasi kerajaan.

Asa mengambil keputusan yang tidak dilakukan oleh kedua pendahulunya. Ia memecat ibu suri untuk menghentikan pengaruh buruk penyembahan berhala yang terus merebak dari istana ke rakyat. Maakha mempunyai pengaruh besar pada kerajaan sejak zaman Rehabeam, kakeknya. Asa menyingkirkan upacara peribadatan dan tugu-tugu penyembahan berhala, meskipun tidak semuanya. Ia mengembalikan umat kepada hukum Musa.

Komitmen memberi kekuatan menggerakkan kita. Komitmen mendorong kita mengerahkan yang terbaik tanpa paksaan atau menghitung untung dan rugi. Komitmen memberi kita kekuatan untuk tidak berhenti ketika menghadapi tantangan.

Ketika berkomitmen, Asa bertindak untuk mengambil keputusan dan menghadapi tantangan yang ada. Ia tidak menyerah pada keadaan, sehingga memperoleh dukungan dari Tuhan yang disembah dan dari rakyat yang dipimpinnya. Perubahan pun terjadi. Pemerintahannya panjang, ia berhasil memenangi pertempuran-pertempuran dan memperkuat kota-kota. Semua itu mustahil terwujud tanpa dukungan Tuhan dan manusia.

Ada kalanya kita berpikir hidup terasa macet. Kita mengambil jalan alternatif yang kita kira lebih mudah, sambil mencari alasan atas kegagalan yang terjadi. Sering kelemahan diri dan tidak adanya dukungan dijadikan alasan klasik untuk tidak berbuat apa-apa. Mulailah ambil keputusan dan tautkan hati. Jangan menyerah kepada tantangan hidup. Segeralah berkomitmen dan lihatlah dukungan yang mengalir.

 

Bila Kuasa Menjadi Tujuan

1 Raja-raja 15:25-16:7

Perikop hari ini menceritakan berakhirnya dinasti Yerobeam dan Baesa naik takhta di kerajaan Israel. Pada saat yang sama, kerajaan Yehuda dipimpin oleh Asa. Di bawah pemerintahan Asa selama 41 tahun, Yehuda tenteram. Sebaliknya, kerajaan Israel bergolak terus.

Selama pemerintahan Asa, mereka berganti pemimpin sebanyak enam sampai tujuh kali. Di antaranya berturut-turut ada Nadab, Baesa, Ela, Zimri, Tibni, dan Omri yang saling menjatuhkan dan membunuh. Sejak Yerobeam dari suku Efraim menjadi raja, Israel lemah dan sering berganti raja.

Setelah Yerobeam mangkat, Nadab, anaknya menggantikannya (ay. 25). Ia memerintah dua tahun lamanya. Ketika ia dan pasukannya sedang mengepung kota Gibeton, Baesa dari kaum Isakhar membunuhnya. Kota Gibeton adalah kota di wilayah Dan yang dulu direbut oleh Daud dari bangsa Filistin. Kota tersebut kembali jatuh ke tangan orang Filistin karena Israel menjadi lemah setelah kerajaannya terpecah. Nadab berusaha merebutnya kembali. Tetapi nahasnya, ia dibunuh bukan oleh musuh, melainkan oleh kepala tentaranya sendiri.

Kemudian Baesa membunuh seluruh keturunan Yerobeam seperti yang dinubuatkan Nabi Ahia. Ia pun melakukan kejahatan yang sama dengan Nadab dan Yerobeam sehingga mendapat teguran keras dari Nabi Yehu. Nabi Yehu bernubuat bahwa ia akan mengalami hal yang sama dengan Yerobeam.

Ketika kekuasaan menjadi tujuan, orang menjadi sibuk memperebutkannya. Ketika berhasil mendapatkannya, kekuasaan itu digunakan untuk mempertahankan kedudukan. Akibatnya, terciptalah lingkaran setan. Banyak orang berebut dan saling menjatuhkan, sehingga kejahatan merebak.

Sebaliknya, kuasa bisa menjadi alat untuk melayani kebaikan yang lebih besar. Sebab, kuasa bukanlah wewenang untuk mengendalikan orang lain. Namun, kuasa adalah kemampuan untuk memengaruhi dan menginspirasi orang lain. Dengan demikian, perubahan keadaan yang ditandai dengan datangnya kebaikan menjadi selaras dengan kehendak Allah.

 

Arti Dirimu

1 Raja-raja 16:8-34

Apa arti orang lain bagi Anda? Setiap relasi menyingkapkan makna orang lain bagi diri kita. Demikian juga Israel, kerajaannya rapuh. Rajanya berganti-ganti dalam waktu singkat. Bahkan ada raja yang menjabat hanya seminggu. Hal itu disebabkan oleh pola relasi yang rapuh. Orang tidak bisa memercayai sesama, bahkan keluarganya sendiri. Orang lain adalah pendukung atau penghalang tercapainya keinginan diri.

Ela mendapat perlakuan seperti yang ayahnya perbuat terhadap raja sebelumnya. Ela dibunuh oleh pegawainya, yaitu Zimri. Ela bukanlah raja yang baik, sebab ia memperlakukan tentaranya hanya sebagai alat kekuasaan.

Setelah menjadi raja, Zimri membunuh seluruh keluarga Baesa, seluruh laki-laki, juga kerabat dan teman-temannya. Mereka adalah penghalang dan ancaman baginya. Selanjutnya, Zimri dikudeta oleh Omri sebab pangkat Zimri lebih rendah ketimbang Omri. Pada saat itu, raja dipilih berdasarkan keturunan atau pemimpin tertinggi militer.

Selanjutnya, rakyat menjadi terbelah. Sebagian mendukung Tibni, yang lain mendukung Omri. Pertempuran terjadi, Tibni dan pengikutnya berhasil ditumpas sehingga Omri menjadi raja. Omri membuat ketentuan yang mengharuskan umat menyembah patung yang dibuat Yerobeam dan melarang mereka pergi ke Yerusalem untuk beribadah di Bait Suci.

Kelak, Ahab, anaknya menikah dengan Izebel yang menjadikan penyembahan Baal sebagai agama nasional. Agama ini memiliki kultus menjadikan anak kandung sebagai kurban persembahan untuk membujuk dewa mengabulkan permohonannya.

Tanpa sadar, pola itu juga diterapkan dalam relasi dengan Allah. Allah dijadikan pihak yang mengabulkan semua keinginan. Jelas bahwa pola relasi yang memperalat pihak lain itu sangat kerdil dan rapuh. Relasi seperti itu tak akan bertahan lama. Sebab ketulusan, pengorbanan, niat baik, pengabdian, rasa hormat, sikap mengutamakan orang lain, komitmen, dan kesetiaan, mustahil tumbuh di dalamnya. Apa pun yang kita bangun tidak akan kokoh tanpa relasi yang kokoh pula.

 

Allah Penguasa Hujan dan Elektron

1 Raja-raja 17:1-6

Pada zaman modern hujan bukan lagi hal yang aneh, bahkan sains mampu menghasilkan hujan buatan. Namun, pada zaman kuno dan dalam kerajaan Ahab, penguasa hujan jelas adalah Baal.

Jadi, ketika Elia berkata kepada Ahab, "., sesungguhnya tidak akan ada embun atau hujan pada tahun-tahun ini, kecuali kalau kukatakan" (ay. 1), hal itu merupakan pemberontakan! Sebab Elia berkata demikian demi Allah Israel, sedangkan Raja Ahab menyembah Baal. Hal itu jelas bertolak belakang.

Tetapi, Allah yang disembah Elia membuat cerita menjadi terbalik. Sungai Kerit memberi minum Elia dan burung gagak datang membawa roti baginya, seperti kisah Israel yang bertahan dengan manna di padang tandus. Hanya Allah yang sanggup melakukan hal itu, bukan Baal.

Namun, "Baal modern" jauh lebih berkuasa dibandingkan dengan yang disembah Ahab. Uang, kekuasaan politik, bahkan kehebatan sains dapat membuat hati orang beriman ciut. Bukan hanya air hujan, melainkan juga pulsa, kuota, kepeng digital, dan "roh elektron" yang mengalir dalam jagat Internet.

Pada masa kini, seorang remaja dapat mencari sesuap nasi dengan mengalirkan konten digital lewat media sosial yang mendatangkan bayaran iklan. Dalam kehidupan modern seperti sekarang inilah, umat percaya menjadi terlempar. Namun, tantangan kita tetap sama, setia mengikut Tuhan dan firman-Nya, bahkan ketika kita tak mengerti cara kerja-Nya.

Di sinilah letak dilemanya. Allah menuntun Elia dengan hal yang sederhana, yaitu minum dari air Sungai Kerit dan makan roti yang dibawa burung gagak. Pada zaman modern yang melejit serba instan, kita sering tak sabar lagi menunggu Allah dan mengikuti jalan-Nya yang dianggap terlalu berliku. Namun, iman justru sering bertumbuh dalam krisis kemarau panjang.

Tantangan masa pandemi membuat kita, orang beriman, terpaksa undur ke balik tembok dunia digital, menunggu kapan badai akan berlalu. Tak ada kepastian. Namun, tantangan kita tetap sama, setia mengikut Tuhan dan firman-Nya.

Mari kita belajar dari Elia yang mau pergi dan melakukan firman Tuhan, sambil memohon pertolongan Tuhan.

 

Memilih untuk Setia

1 Raja-raja 17:7-24

Janda di Sarfat berkata kepada Elia, "Demi TUHAN, Allahmu, padaku tak ada roti, dan ... aku akan pulang ... dan mati" (ay. 12). Ucapan yang sangat aneh, karena di Sarfat Baal adalah penguasanya, bukan Tuhannya Elia!

Namun, Elia menegaskan, "Tepungmu dan minyakmu tak akan habis sampai TUHAN memberi hujan lagi!". Jadi, siapakah penguasa yang sebenarnya di Sarfat? Baal atau Tuhannya Elia? Di tengah kelaparan dan kekeringan, ternyata ada perang antara Baal dan Yahwe.

Tetapi perang itu bukan saja soal tepung, minyak, dan roti. Anak si janda tiba-tiba sakit dan hampir mati. Baal bukan hanya penguasa hujan, tapi juga kehidupan. Dalam kisahnya, Baal mati. Namun Anat, kekasih Baal menyusul ke alam maut dan membawa Baal kembali ke dunia orang hidup, sehingga hujan turun kembali. Namun, bagi si janda Sarfat, Elialah yang membawa anaknya kembali ke dunia orang hidup, bukan Baal. Penyakit anaknya seolah ditempelkan pada tubuh Elia, sehingga Tuhan menghidupkan lagi anak si janda. Pada persimpangan antara hidup dan mati, si janda mengaku bahwa Elia adalah abdi Allah dan firman Tuhan adalah benar.

Hari ini masih ada berbagai kuasa yang mendominasi kita. Menyusur lorong kuil modern kita, yaitu mal-mal di kota besar, kita selalu digoda patung berhala modern, maneken cantik menawarkan visi hidup yang melimpah. Di balik langit-langit mal berkecamuk perang tak terlihat antara Yahweh dan Baal, antara Tuhan dan Mamon.

Peperangan makin intens ketika ada keputusan yang harus diambil. Tak hanya soal tepung dan roti, tetapi juga soal hidup dan mati. Tak hanya soal cinta dan kekasih, tetapi juga soal karir dan panggilan hati. Kita selalu hidup di tengah peperangan yang membelit kita. Apabila lengah, Mamon dan Baal sanggup meremukkan dan menghancurkan kita.

Seperti Elia dan janda Sarfat, kita bisa menggantungkan hidup pada Tuhan. Karena Allahlah penguasa roti dan hati. Memang dibutuhkan latihan, seperti si janda yang memilih percaya kepada Tuhan ketika hidupnya diuji. Mari kita juga memilih untuk setia hari ini.

TUHAN MEMBERKATI

Posting Komentar untuk "Bertobat bukan Membujuk 1 Raja-raja Pasal 13 – 17 - Renungan Harian Tahun 2023"