Tindakan dalam Menghadapi Persoalan. Yesaya 7:3-4 – Khotbah Kristen Hari Minggu.
Tindakan dalam Menghadapi Persoalan.
Yesaya 7:3-4
Pendahuluan
Dalam kehidupan sehari-hari seringkali kita berdoa dan
berserah penuh kepada Allah, namun dalam hal ini kita sering meminta Tuhan
untuk menjauhkan setiap masalah yang mungkin akan kita alami, untuk itu harapan
kita supaya Tuhan melindungi kita selalu. Mengapa setiap kita berdoa hal
demikian karena tidak mau/ingin mengalami masalah dan itu bukan hal yang kita
maukan pasti yang kita terus doakan hanya yang baik-baik saja dan berkat.
Latar belakang
Ahas raja ke-11 Yehuda pada tahun 736-716 SM (2
Raja-raja 16:1-20). Setelah kematian Yotam, anak laki-lakinya, menjadi raja
Yehuda (2 Raja-raja 15:38). Ternyata ia seorang raja yang jahat, hidup menurut
kelakuan raja-raja Israel yang menyembah berhala, bahkan dia mempersembahkan
anaknya sebagai korban dalam api (16:3). Ketika Ahas naik ke Damsyik untuk
menjumpai Tiglat-Pileset III, ia melihat sebuah mezbah kafir di sana dan
mengirim polanya ke Yerusalem agar orang meniru membuat altar ini. Sekembalinya
dari Damsyik, ia menggunakan mezbah kafir yang baru ini (16:10, 12).[1]
Bagaimana Tindakan Kita Dalam menghadapi Persoalan?
1. Teguhkanlah Hatimu (ay. 4a)
Teguh dalam NKJV, Heed / dependable : memberi
perhatian, memusatkan perhatian, dapat dipercayai atau diandalkan. KBBI: Kuat,
padat, tetap tidak berubah. Jadi, Teguhkanlah hatimu adalah sikap mempercayai
dan meyakini apa yang kita lakukan saat ini atau saat itu telah benar
dilakukan. serta mempertahankan keyakinan sesuai dengan kebenaran yang ada.
Dalam ayat 1-2, ada suatu permasalahan atau persoalan
yang akan terjadi yang dialami oleh Ahas dimana Rezim raja Aram dan Pekah bin
Remalya raja Israel yang akan maju ke Yerusalem untuk berperang
melawan kota itu. Lalu diberitahukanlah kepada keluarga Daud: "Aram
telah berkemah di wilayah Efraim," maka hati Ahas dan hati rakyatnya
gemetar ketakutan seperti pohon-pohon hutan bergoyang ditiup angin.
Dalam ayat 3,4a suatu jalan keluar kepada Ahas dan
rakyatnya untuk melawan bangsa yang akan datang melawan mereka. Di sini
Yesaya di perintahkan oleh Tuhan dengan “ Berfirmanlah TUHAN kepada
Yesaya: "Baiklah engkau keluar menemui Ahas, engkau dan Syear Yasyub,
anakmu laki-laki, ke ujung saluran kolam atas, ke jalan raya pada Padang Tukang
Penatu”. Yesaya dan keluarganya keluar menguatkan hati Ahas supaya tetap tenang
dalam menghadapi masalah tersebut, namun hanya ada satu syarat untuk
menyelesaikan masalah ini yaitu supaya bertobat dan percaya serta memusatkan
memusatkan perhatian kepada Allah, biarlah Allah yang akan turun tangan untuk
melawan bangsa yang akan menyerang.
Kita pernah sering diminta untuk percaya kepada Yesus
ketika mengalami masalah hidup, dalam keluarga, penyakit, masalah finansial dan
lain sebagainya.
Mungkin Anda akan bertanya, “Apa yang harus saya percaya?” Jawaban yang umum
adalah, “Percaya bahwa Yesus adalah Anak Allah, bahwa dia telah turun dari
surga ke dunia untuk mati bagi dosa-dosa kita di kayu salib dan selanjutnya,
percaya bahwa Yesus telah bangkit dari antara orang mati”. Dia mampu melakukan
hal demikian dan mengalahkannya, bagaimana tidak mungkin Dia juga melawan dan
menyelesaikan apa yang mungkin saat ini mustahil bisa kita lewati? Intinya
adalah “percaya” mempercayai-Nya untuk menguasai kehidupan kita sepenuhnya.
Seperti Yesaya yang datang kepada Ahas untuk
menguatkan hati dan mempercayai Allah sepenuhnya. Di sini kita tahu bahwa Allah
adalah setia kepada umat-Nya walaupun umat-Nya tidak setia, dan ini membuktikan
kesetiaan Allah walaupun selama ini umat-Nya meninggalkan Allah jauh dari
hadapan-Nya, yang lebih datang menyembah berhala yang berpusat kepada
keinginannya sendiri. Seringkali kita juga melakukan hal seperti ini, dalam
keaadaan baik, nyaman, kita melupakan Tuhan dan lebih fokus kepada hal-hal fana yang kita ingini.
2. Jangan takut serahkanlah semuanya kepada Tuhan (4b)
Apa yang Ahas alami pada waktu mendengar ketika ada
yang datang untuk menyerang kotanya, dan bagaimana tidakannya untuk menghadapi
persoalan dan masalah dalam hidupnya dan rakyatnya? Di sini ahas ketakutan dan
binggung harus berbuat apa, mencari cara lain yang menurutnya bisa menolong dia
dalam menyelesaikan masalahnya. Ahas bukannya datang kepada Tuhan dan bertobat
serta mengaku perbuatan dosa yang selama ini dia lakukan. Namun Ahas lebih
mengandalkan manusia dari dapat Allah.
Tindakan Ahas ini lebih menyakiti hati Tuhan, bukannya
dia datang kepada Allah untuk minta pertolongan malah dia datang kepada orang
kafir yang suka menyembah barhala. Ahas menyuruh utusan-utusannya datang
kepada Tiglat-Pileser untuk minta pertolongan, serta mengambil perak
dan emas di dalam Rumah Tuhan untuk dipersembahkan kepada raja Asyur. “Ahas
menyuruh utusan-utusan kepada Tiglat-Pileser, raja Asyur, mengatakan: "Aku
ini hambamu dan anakmu. Majulah dan selamatkanlah aku dari tangan raja Aram dan
dari tangan raja Israel, yang telah bangkit menyerang aku." Ahas
mengambil perak dan emas yang terdapat dalam rumah TUHAN dan dalam
perbendaharaan istana raja, dan mengirimnya kepada raja Asyur sebagai persembahan.
Maka raja Asyur mendengarkan permintaannya dan maju melawan Damsyik, merebutnya
dan mengangkut penduduknya tertawan ke Kir, tetapi Rezin dibunuhnya.” (2 Raja-raja.
16:7-9 ITB)
Seringkali ini juga terjadi dalam kehidupan kita dan
melakukan hal seperti ini, kita lebih menduakan Allah dalam masalah kita, lebih
menduluankan hal-hal yang menurut kita benar. Baru kita datang kepada Tuhan
terakhir kalinya kalau sudah tidak ada hal lagi atau cara lain yang harus kita
perbuat untuk menyelesaikan masalah. Raja Ahas diberi tahu oleh Yesaya agar
tetap percaya kepada Allah untuk kelepasan akibat dosa-dosanya, namun pada
akhirnya Ahas menolak untuk menerima tawaran Allah akan sebuah tanda ajaib.
Allah memberi teguran dan peringatan kelau tidak mempercayai Tuhan akan ada akibatnya,
“Jika kamu tidak percaya, sungguh, kamu tidak teguh jaya." (Yesaya. 7:9b).
Beginilah firman TUHAN: "Terkutuklah orang yang
mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya
menjauh dari pada TUHAN! (Jer. 17:5 ITB)
Renungan:
Seringkali kita mengambil jalan pintas karena merasa
Tuhan berdiam diri ketika kita dalam kesulitan yang kita alami. Ingat, bahwa
Tuhan mempunyai rencana yang baik bagi kita, Dia tidak membiarkan umat-Nya
apalagi tidak memperhatikan, intinya percayalah bahwa Tuhan selalu beserta
kita.
Ada 2 point yang menguatkan kita untuk menghadapi
setiap masalah yang kita alami.
1. Tetap
teguh dalam menghadapi persoalan serta percaya kepada.
2. Jangan
takut menghadapi persoalan, tetapi hadapilah persoalan itu Bersama Tuhan.
Trimakasih pak, sangat menguatkan sekali. GBU
BalasHapus