Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kehidupan atau Kebangkitan Setelah Kematian Menurut Kepercayaan Beragama.

 

Kehidupan atau Kebangkitan Setelah Kematian Menurut Kepercayaan Beragama.


Kebangkitan Menurut Agama-Agama

Pentingnya mempelajari kebangkitan menurut agama lain, agar dapat membedakan letak keunikan konsep kebangkitan Kristen dibandingkan dengan konsep kebangkitan agama lain. Pengenalan akan keyakinan orang lain menjadi jembatan mencari titik temu dalam memberitakan kebenaran Firman Tuhan, upaya pengkajian ini, untuk membangun komunikasi yang seimbang dengan orang yang mendengar Injil.

 

Kebangkitan Menurut Islam

Menurut Islam mereka satu-satunya agama  yang diwahyukan dan diturunkan oleh Allah SWT kepada Rasul-Nya, untuk disampaikan kepada segenap umat manusia sepanjang masa dan setiap persada[1]. Menurut teori-teori Islam kematian itu bukanlah akhir dari segalanya, karena dibalik kematian masih ada kehidupan bagi mereka yang beriman hanya kepada satu nabi, satu agama yakni Muhammad dan agamanya Islam.

Pemahaman yang perlu diteliti dalam pendangan Islam tentang kematian

Firman Allah, QS. Ghafir 40: 11, “ Mereka menjawab: "Ya Tuhan kami Engkau telah mematikan kami dua kali dan telah menghidupkan kami dua kali (pula), lalu kami mengakui dosa-dosa kami. Maka Adakah sesuatu jalan (bagi kami) untuk keluar (dari neraka)?" QS. Ghafir 40: 11, “Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan?”. QS. Al-Baqarah 2:28.[2]

 

Bagi umat Islam hidup dan mati masing-masing dua kali. Kematian pertama dialami manusia sebelum kelahirannya atau sebelum Allah meniupkan ruh kepada jasad manusia (sebelum empat bulan dalam kandungan). Sedangkan kematian yang kedua dialami manusia saat ia meninggalkan dunia fana ini. Kehidupan pertama dimulai di saat ruh ditiupkan Allah sampai datangnya ajal, dan kehidupan kedua dimulai setelah dia meninggalkan dunia ini memasuki alam barzakh, atau alam akhirat. Adanya hidup dan mati pada dasarnya merupakan ujian kepada manusia. Siapa di antara manusia yang lebih baik dalam ber’amal dan berprilaku dalam kehidupan di dunia ini. Allah berfirman dalam QS. Al-Mulk 67: 1-3.[3]

Mati menurut Al-Qur’an adalah terpisahnya Ruh dari jasad dan hidup adalah bertemunya Ruh dengan Jasad. Kita mengalami saat terpisahnya Ruh dari jasad sebanyak dua kali dan mengalami pertemuan Ruh dengan jasad sebanyak dua kali pula. Terpisahnya Ruh dari jasad untuk pertama kali adalah ketika kita masih berada dialam Ruhini adalah saat mati yang pertama. Seluruh Ruh manusia ketika itu belum memiliki jasad. Selanjutnya Allah menciptakan tubuh manusia berupa janin di dalam rahim seorang ibu, ketika usia janin mencapai 120 hari Allah meniupkan Ruh yang tersimpan dialam Ruh itu kedalam Rahim ibu, tiba-tiba janin itu hidup, ditandai dengan mulai berdetaknya jantung janin tersebut. Itulah saat kehidupan manusia yang pertama kali, selanjutnya ia akan lahir ke dunia berupa seorang bayi, kemudian tumbuh menjadi anak anak, menjadi remaja, dewasa, dan tua sampai akhirnya datang saat berpisah kembali dengan tubuh tersebut. Ketika sampai waktu yang ditetapkan, Allah akan mengeluarkan Ruh dari jasad. Itulah saat kematian yang kedua kalinya.

Jadi, menurut Islam kehidupan setelah setelah kematian adalah saat terpisahnya Ruh dari Jasad. Kita akan mengalami dua kali kematian dan dua kali hidup. Jasad hanya hidup jika ada Ruh, tanpa Ruh jasad akan mati dan musnah. Berarti yang mengalami kematian dan musnah hanyalah jasad sedangkan Ruh tidak akan pernah mengalami kematian. Dan inti dari teori Islam tentang dunia orang mati “ ruh masih hidup tetapi mereka tinggal di dalam kuburan”.

 

Kebangkitan Menurut Hindu

Agaman Hindu adalah agama politestik utama yang berasal dari India perkembangan agama ini dimulai dari abad ke-15 S.M, sampai tahun 2013 munurut penelitian penyambah berjumlah 300 juta dewa.[4] Karena ada pengajaran-pengajaran yang sifatnya memberi harapan kepada umat manusia pada umumnya tidak dapat memahami apa yang akan terjadi setelah mati dan bagaimana cara hidup yang sebenarnya, maka Agama Hindu mengajarkan bahwa manusia ada jiwa abadi yang disebut dengan istilah “atman” yang tetap hidup dalam kematian dan dilahirkan kembali.[5]  Agama Hindu percaya bahawa penjelmaan dan kematian adalah sebagai pandangan jiwa beralih daripada satu badan ke satu laluan untuk mencapai Nirwana, yaitu syurga. Kematian adalah satu peristiwa yang menyedihkan. Masyarakat Hindu membakar mayat mereka, dan percaya bahwa pembakaran satu mayat menandakan pembebasan semangat dan api adalah mewakili Shiva, yaitu Dewa pemusnah orang yang berkabung diketuai olah anak sulung lelaki ataupun anak lelaki bungsu, akan menerangi beberapa umpan api dengan mengelilingi mayat, demi mendoakan pemergian jiwa. 

Dalam filsafat agama Hindu, reinkarnasi terjadi karena jiwa harus menanggung hasil perbuatan pada kehidupannya yang terdahulu. Pada saat manusia hidup, mereka banyak melakukan perbuatan dan selalu membuahkan hasil yang setimpal. Jika manusia tidak sempat menikmati hasil perbuatannya seumur hidup, maka mereka diberi kesempatan untuk menikmatinya pada kehidupan selanjutnya. Maka dari itu, munculah proses reinkarnasi yang bertujuan agar jiwa dapat menikmati hasil perbuatannya yang belum sempat dinikmati. Selain diberi kesempatan menikmati, manusia juga diberi kesempatan untuk memperbaiki kehidupannya (kualitas). Jadi, lahir kembali berarti lahir untuk menanggung hasil perbuatan yang sudah dilakukan. Dalam filsafat ini, bisa dikatakan bahwa manusia dapat menentukan baik-buruk nasib yang ditanggungnya pada kehidupan yang selanjutnya. Ajaran ini juga memberi optimisme kepada manusia. Bahwa semua perbuatannya akan mendatangkan hasil, yang akan dinikmatinya sendiri, bukan orang lain.[6]

 

Oleh karena itu, menurut ajaran agama Hindu konsep kematian itu bukan merupakan titik akhir dimana manusia akan mengalami suatu masa dimana roh akan mengalami suatu keadaan yang terpisah dari lingkungan yang nyata ke dunia roh, namun yang terpenting untuk dipahami adalah lahir kembali dengan istilah “Reinkarnasi”. Maka dalam agama Hindu tidak menjelaskan tentang dunia orang mati. Karena teori agama Hindu percaya dengan kehidupan yang tidak berakhir, tetapi terus berputar seperti roda.

Orang Hindu percaya bahwa mereka akan lahir kembali (Reinkarnasi) sebanyak 8.400.000 kali sebelum jiwanya dapat selamat dari perangkap Samsara. Mereka percaya bahwa karma yang menumpuk kehidupan sebelumnya pindah dari masa kini dan sangat menentukan wujud kelahiran jiwa kembali. Melakukan amal dan hidup dengan tidak mementingkan diri sendiri merupakan satu-satunya cara supaya dapat dilahirkan kembali dengan sesedikit mungkin karma. Karma yang buruk memastikan bahwa jiwa manusia akan kembali pada kehidupan yang akan datang dengan tingkat yang rendah. Kebangkitan bagi agama Hindu tidak ada karena manusia setelah meninggal akan dilahirkan kembali ke dalam dunia dan hidup lagi dalam tubuh fisik yang berbeda namun sifat akan tetap sama dan hal inipun bisa berulang-ulang terjadi sampai ke taraf Moksa.

Jadi, bagi orang Hindu kebangkitan tidak akan pernah ada dalam konsep mereka selain daripada Reinkarnasi yang akan mereka alami. Pandangan ini sama sekali tidak memberikan harapan akan masa depan kehidupan setelah kematian dan hidup hanyalah sebagai makhluk yang akan kembali dalam bentuk yang berbeda sehingga dapat di pastikan bahwa kehidupan mereka pun sia-sia. Tidak ada tujuan hidup setelah mengalami kematian dan amal perbuatan merekalah yang akan menentukan mereka bisa mengalami kehidupan yang baru yang baik ketika terjadi reinkarnasi kembali dan apabila tidak baik maka mereka akan lenyap tanpa ada akhir dari hidup tersebut.

 

Kebangkitan Menurut Buddha

Orang Budha tujuan akhir hidup manusia adalah mencapai kebudhaan (anuttara samyak sambodhi) atau pencerahan sejati dimana roh manusia tersebut tidak perlu lagi mengalami proses tumimbal lahir (potensi untuk lahir kembali sebagai jasad yang lain, contoh manusia, hewan dll sesuai dengan akibat perbuatannya semasa ia hidup). Untuk mencapai hal tersebut, pertolongan dan bantuan pihak lain tidak ada pengaruhnya.[7] Kebangkitan tubuh tidak ada dalam pengajaran atau doktrin Budha namun bagi mereka setelah kematian ada suatu tempat yang tidak nyata (abstrak) dan terjadi Reinkarnasi yang terus menerus sampai seseorang mencapai kesempurnaan.

Dalam agama Budha setelah manusia mati maka akan mengalami beberapa kehidupan setelah mati sampai tujuan akhirnya, antara lain: Tumimbal Lahir. Selama kekuatan karma masih ada, selalu akan terjadi tumimbal lahir. Makhluk-makhluk merupakan perwujudan nyata dari kekuatan yang tak terlihat. Kematian hanya merupakan akhir sementara dari fenomena yang tidak langgeng:

Kehidupan organik telah berakhir, tetapi kehidupan kamma yang telah menggerakkannya sampai sekarang ini belum hilang. Karena kekuatan karma tidak terganggu oleh kehancuran jasmani, maka datangnya saat pikiran kematian (cuti citta) sekarang untuk mempersiapkan kesadaran baru dalam kelahiran berikutnya.[8]

 

Karma yang berakar pada kebodohan dan nafsu keinginan menjadi syarat bagi tumimbal akhir. Kamma mampu menentukan kelahiran sekarang dan kamma sekarang bergabung dengan kamma lampau menentukan kehidupan berikutnya.[9] Keadaan sekarang adalah akibat dari keadaan masa lalu dan menjadi sebab dari keadaan yang akan datang. Menurut Sang Budha, kelahiran kembali (tumimbal lahir) itu terjadi langsung setelah kematian, karena kesadaran memiliki sifat muncul dan lenyap tanpa henti. Tidak ada interval diantara kematian dan kelahiran berikutnya. Kepercayaan Therevada menyatakan bahwa kelahiran kembali terjadi langsung setelah kematian. Begitu kita mati saat berikutnya tumimbal lahir pun terjadi, dan ini bisa dialam kehidupan manusia, alam binatang, alam makhluk halus atau syetan menderita (Peta), alam raksasa (Asura), alam neraka atau alam Dewa. Orang terlahir kembali sesuai dengan karmanya. Jika telah menjalani kehidupan yang baik, dia biasanya akan mendapat kelahiran kembali di alam yang baik.

Besar kemungkinan dalam pikiran orang itu berada dalam keadaan bijak pada saat kematian dan kemungkinan kelahirkan kembali di alam bahagia manusia atau Dewa disalah satu alam Dewa.[10] Dalil kamma adalah dalil sebab dan akibat, aksi dan reaksi, merupakan hukum alam, yang tak ada hubungannya dengan gagasan mengenai penghakiman, ganjaran, pahala, atau penjatuhan hukuman. Setiap perbuatan yang dilandasi kehendak akan membuahkan hasil atau akibat. Perbuatan baik akan berbuah baik, perbuatan buruk akan berbuah buruk. Berdasarkan doktrin kamma dan tumimbal lahir. Suatu perbuatan yang perbuatan baik atau buruk memiliki akibatnya pada suatu saat disuatu tempat sesuai dengan hukum kamma, lingkungan dan kondisi yang melingkupi nasib suatu makhluk terwujud karena sebab yang mendahulunya dan hadirnya kondisi yang sesuai. Menurut teori ini mereka yang mati akan hidup kembali berlangsung setelah kematian atau dikenal dengan istilah pejelmahan kembali, menjadi makluk hidup yang lain. Tetapi bukan manusia melainkan bisa jadi binatang.

Jadi, Budha sangat percaya bahwa ketika mereka mengalami kematian akan hidup kembali namun dalam bentuk fisik yang lain saat ini mereka tidak semena-mena membunuh segala macam binatang karena pikir mereka, siapa tau itu adalah nenek moyang mereka yang berinkarnasi dalam tubuh tersebut karena pemahaman mereka setelah kematian akan berubah dan beralih kehidupan kedalam bentuk lain seperti binatang.

 

Kebangkitan Menurut Kong Hu Cu

Kebangkitan merupakan puncak setelah kematian terjadi, namun tidak semua orang berpandangan adanya kehidupan sesudah kematian. Seperti dalam halnya agama Kong Hu Cu mereka tidak menganggap adanya kebangkitan namun yang mereka percayai adalah adanya Reinkarnasi, hal ini sangat berbeda dengan agama orang Kristen dimana setelah mengalami kematian akan ada kebangkitan. Bagi agama Kong Hu Cu, setelah meninggal ada 6 alam yang mereka hadapi antara lain : Surga, Manusia, Asura, Hewan, Hantu lapar, Neraka semua ini mereka akan menerima sesuai dengan perbuatan sesama masih hidup.

Jadi “Dalam agama-agama tersebut tidak ada ajaran yang berhubungan dengan kebangkitan. bukan hanya itu, para pendirinya juga tidak bangkit kembali setelah meninggal. Kuburan mereka masih ada dalam sejarah manusia dan banyak dari pengikut mereka pergi berziarah ke makam mereka”[11]

 

Dari uraian di atas maka, kebangkitan sama sekali tidak di bahas dalam kepercayaan mereka. Mereka hanya percaya adanya kematian dan kehidupan selanjutnya akan pergi ketempat sesuai dengan perbuatan dan amal mereka masing-masing. Beda halnya dalam agama Kristen dimana adanya kebangkitan Tubuh, sebab Yesus telah Bangkit sebagai yang sulung menurut urutannya dan di ikuti oleh orang-orang yang percaya kepadaNya (I Kor. 15:23). Kebangkitan ini kebangkitan tubuh yang dalam arti tubuh Rohani yang akan di kenakan kepada setiap orang percaya.

 

Kebangkitan Menurut Iman Kristen

Kebangkitan Kristus adalah salah satu doktrin peling mendasar dalam iman Kristen.[12] Agama Kristen merupakan satu-satunya agama yang memiliki konsep kebangkitan sebagai dasar kepercayaan yang tidak dimiliki oleh agama lain. Pada kitab Perjanjian Lama konsep kebangkitan tidak dengan jelas diungkapkan wujud kebangkitan bangsa Israel, namun “terminologinya mengacu pada kehidupan kekal bagi Israel. Di antara Perjanjian Lama dan perjanjian Baru ditekankan hidup kekal perseorangan dimulai pikiran kebangkitan pada masa Yesus ada kepercayaan hidup setelah mati, seperti terdapat dalam Matius 14:2; Markus 6:14; dan Lukas 9:7.”[13] Sekalipun demikian, Perjanjian Lama tidak mengatakan secara Ekplisit konsep kebangkitan, tetapi John F. Walvoord mengutip perkataan J. Dwight dengan mengatakan:

Perjanjian Lama membentuk suatu latar belakang penting terhadap doktrin Perjanjian Baru tentang kebangkitan. Dari Perjanjian Lama kita dapat  mempelajari fakta-fakta ini. Pertama, ada kebangkitan dari antara orang mati. Kebangkitan bersifat universal, yaitu untuk semua orang. Ketiga, ada dua macam kebangkitan. Ada kebangkitan kepada kehidupan  dan ada kebangkitan kepada kebinasaan. Ada kebangkitan bagi orang benar dan kebangkitan bagi orang jahat. Dan dari Perjanjian Lama ini kita memperhatikan suatu fakta lain: bukan hanya orang-orang yang akan dibangkitkan untuk hidup kembali, tetapi juga Yesus Kristus, Mesias Allah, Anak Allah, akan dibangkitkan dari antara orang mati.[14]

 

Dari pernyataan Walvoord tentang kebangkitan universal yakni untuk semua orang, merupakan konsep kebangkitan menurut pandangan orang Israel, tetapi dalam pandangan orang Kristen berdasarkan sumber Perjanjian Baru dibagi dalam dua kategori yakni, kebangkitan orang-orang yang telah percaya kepada Yesus Kristus dan kebangkitan orang-orang yang akan dibinasakan. Suatu hal yang wajar jika di Perjanjian Lama memiliki konsep kebangkitan secara universal, karena merujuk kepada kebangkitan umat pilihan yakni, Israel secara keseluruhan. Sedangkan kebangkitan di dalam Yesus Kristus hanya di khususkan buat Gereja bukan kepada Iserel dan orang-orang di luar Gereja. Menurut William Manson dari Edinburgh berkata “satu-satunya Allah yang dikenal Perjanjian Baru adalah Allah kebangkitan. kebangkitan Kristus adalah poros berlian tempat berputarnya seluruh kebenaran kristisani [15].

Dengan demikian, pemahaman yang sangat mendasar mengenai kebangkitan Kristus adalah yang pertama, Dalam kebangkitan Kristus dinyatakan kemenangan-Nya atas kuasa-kuasa dosa, maut dan iblis; maka kebangkitan Kristus meyakinkan dan memberi jaminan kepada kita tentang realitas pengampunan dosa. Kedua, dengan kebangkitan-Nya, persekutuan dengan Kristus yang sudah bangkit itu berarti bahwa kini orang percaya bangkit memulai hidup baru. Ketiga, kebangkitan Kristus adalah suatu jaminan bagi orang percaya akan kebangkitannya pada kehidupan yang berbahagia, yakni di dalam kerajaan Allah yang akan dinyatakan. Kebangkitan itu adalah suatu pengharapan, pengharapan kita yang didasarkan pada fakta akan Kristus yang hidup, karena Ia hidup maka kitapun akan memiliki pengharapan untuk hidup (Yoh. 14:19; I Tes. 4:14; Rom. 8:11). 

 

Perbedaan Kebangkitan dan Hidup Kembali (Resusitasi)

Kebangkitan berbeda dengan Resusitasi. Resusitasi adalah kasus dimana seseorang yang telah meninggal, hidup kembali dengan kondisi yang sama seperti sebelum ia meninggal. Dalam bahasa aslinya νστασις (baca anastasis= Kebangkitan orang mati Yoh. 11: 24) Contohnya Lazarus mati dan hidup kembali dengan keadaan yang sama sebelum ia meninggal. Ini berarti jika ada orang yang meninggal dalam usia 50 tahun, dia akan bangkit dan hidup kembali dengan usia yang sama tanpa perubahan apapun. Dan beberapa waktu kemudia ia akan mati lagi.

Kebangkitan adalah kasus dimana orang yang telah meninggal, bangkit dan hidup kembali dengan  tubuh yang berbeda dan lebih baik dalam kualitas daripada tubuh sebelumnya. contohnya kebangkitan Tuhan Yesus dari kematianNya. Di sini tubuh kebangkitan Yesus adalah tubuh yang mulia, bukan seperti tubuh manusia. Bahkan tubuh kebangkitan Tuhan Yesus dapat menembus setiap sumbatan ruangan yang terkunci rapat. Tubuh kebangkitan Yesus bebas bergerak ke setiap tempat, ruang dan waktu sesuai yang di kehendakiNya. Meskipun demikian, tubuh Yesus memiliki daging dan tulang yang abadi, yang  tidak pernah rusak dan binasa. Tubuh ini disebut “tubuh rohani”. [16] orang-orang yang sudah pernah bangkit dari kematian hal itu bukan merupakan kebangkitan yang memakai tubuh Rohani, tetapi merupakan tubuh yang sama seperti sebelum ia mati dan akan mati kembali, tetapi tubuh kebangkitan secara Rohani yang pertama sekali hanya di pakai oleh Tuhan Yesus ketika Ia bangkit dari antara orang mati, dan Ia tidak akan mati lagi sampai selamanya.

 

Kebangktian Menurut Orang Yahudi

Kaum Saduki benar-benar mengingkari bahwa ada kehidupan sesudah kematian. Oleh karena itu terdapatlah dari pemikiran Yahudi yang sama sekali mengingkari baik kekekalan jiwa maupun kebangkitan tubuh (Kis. 23:8). Di dalam Perjanjian Lama sendiri, terdapat sedikit sekali pengharapan akan apapun yang dapat di sebut kehidupan sesudah kematian. Berdasarkan keyakinan yang umumnya ada dalam Perjanjian Lama, semua orang, tanpa kecuali, menuju ke Sheol (dunia orang mati) sesudah kematian. Yustinus dan Tertarius menulis dalam buku mereka bahwa orang-orang Yahudi telah memalsukan cerita mengenai kebangkitan Yesus Kristus[17] sebenarnya mereka tau bahwa Yesus itu sudah bangkit. Tetapi mengingat fakta itu akan membawa masalah dari informasi-informasi yang mereka bawa, akhirnya mereka menyuap daripada penjaga kubur tersebut dan memberitakan informasi yang salah kepada semua orang, sehingga banyak orang yang percaya akan apa yang mereka beritakan.

Orang Yahudi sangat memegang erat hukum taurat. Hukum Taurat merupakan inti dari pada ibadah mereka, tempat mereka beribadah adalah di bait Allah di Yerusalem yang disebut sebagai Sinagoge[18]. Mereka ini percaya kepada Tuhan dan suka turut berbakti dalam Singagoge, tetapi mereka tidak melaksanakan seluruh hukum taurat dan belum bersunat (Kis. 13:16; 17:14). Bagi orang Yahudi kebangkitan tersebut  bukan suatu hal yang mutlak karena mereka tidak mengakui kehidupan setelah kematian. Jadi bisa diambil sebuah kesimpulan bahwa bagi mereka kematian adalah  akhir dari pada kehidupan. Bagaimanapun ketika seseorang tidak memiliki sebuah pengharapan sesudah kematian maka kehidupan ini bagaikan makhluk lain yang akan mati begitu saja dan tidak ada kelanjutan. Dalam hal ini juga bisa dikatakan bahwa mereka menolak visi misi Tuhan Yesus datang kedunia untuk menebus semua orang, supaya setiap yang percaya kepadaNya tidak binasa. Kata tidak binasa dalam hal ini adalah berbicara mengenai kehidupan kekal. Ketika mereka tidak mengakui adanya kehidupan setelah kematian maka Yesus tidak perlu datang untuk manusia dan menjanjikan keselamatan dan kehidupan yang kekal.

 

Kebangkitan Menurut Orang Yunani

Orang-orang Yunani secara naluriah takut terhadap kematian. Euipides menulis “ sekalipun akan mati, dibebani berbagai macam penyakit, namun masih tetap mencintai kehidupan.” Mereka merindukan datangnya setiap hari gembira dalam memikul hal yang mereka ketahui, daripada menghadapi kematian, kerena kematian bagi mereka adalah sesuatu yang tidak mereka ketahui. Tetapi secara keseluruhan orang-orang Yunani dan bagian dunia yang dipengaruhi oleh paham Yunani sesungguhnya percaya pada kekekala jiwa. Namun bagi orang-orang Yunani kekekalan jiwa mencakup kehancuran tubuh.

Di kalangan orang Yunani ada ungkapan “ tubuh adalah kubur”. “ Aku adalah jiwa yang malang” kata salah seorang dari mereka terpenjara dari Seneca “ untuk menyelidiki kekekalan jiwa, tidak Untuk mempercayainya. Oleh karena itu, kekekalan mencakup pemusnahan tubuh. Bagi orang Yunani kebangktian tubuh sungguh tidak masuk akal. Kekekalan individu sesungguhnya tidak ada, kerena jiwa yang memberikan kehidupan kepada manusia terserap kembali ke dalam Allah, sumber dari segala kehidupan.[19]  Pada umumnya orang-orang Yunani percaya pada keabadian jiwa, tetapi mereka tidak percaya pada kebangkitan tubuh. Bagi mereka kebangkitan tubuh tidak mungkin mengingat faktor bahwa mereka menganggap tubuh merupakan sumber kelemahan dan dosa manusia. Sebab itu kematian sangat dinantikan, melalui kematian jiwa akan dibebaskan dari tubuh tetapi kebangkitan tubuh mereka tidak mengharapkan sebab itu berarti jiwa akan kembali turun ke kubur dengan tubuh. Dengan demikian tubuh akan hancur dan jiwa kembali kepada sumbernya.

Salah satu tokoh yang terkenal yang memberi pengaruh besar dalam lingkungan kebudayaan Yunani adalah Tatianus. Ia memiliki pandangan mengenai Yunani yaitu dalam ajaran manusia. Dalam hal ini ia tidak membedakan lagi antara manusia yang dahulu dan yang sekarang, tetapi mengenai jiwa dan tubuh, tidak lagi keselamatan karena akan hancur dan tidak hidup lagi. Manusia tidak akan kembali pada keadaan dahulu. Sehingga yang terjadi adalah Alam pemikiran Yahudi diganti dengan alam pemikiran Yunani. Jiwa bisa mati sama seperti tubuh.[20]

Sedangkan bagi Yunani pemahamannya, adalah mempercayai  adanya kekekalan jiwa. Maksudnya adalah bahwa ketika seseorang mengalami kematian ada hal yang akan dihadapi setelah kematian tersebut, karena mereka mengakui bahwa jiwa akan berpisah dengan tubuh, dan pastilah jiwa itu akan kemabli kepada siapa yang memberikan jiwa bagi tubuh manusia. Namun bagi mereka hidup ini bagaikan penjara yang mereka ingin sekali keluar dari kehidupan. Sesungguhnya kematian harus dipandang sebagai sebuah hal yang sangat istimewa dimana akan menerima mahkota karena dalam kebenaran dan kepercayan mati. Kematian merupakan langkah berikut untuk menerima mahkota dan menjadi berkat[21] bagi orang tersendiri yang mengalaminya karena sesungguhnya kebangkitan Yesus yang telah menjadi jaminan untuk memperoleh hidup yang kekal.

 



[1] Anshari Endang S, Wawasan Islam (Jakarta,  PT Raja Grafindo persada : 1993), 19.

[2] M. Quraish Shihab, Wawasan al-Qur’an, 2013. 

[3] Ibid.

[4] Thomas Hwang Asal Usul  Agama-Agama (AMI Publikasi, Korea 2013), 132. 

[5] Michael Keene Agama-Agama Dunia (Kanisius IKAPI, Yogjakarta. 2006), 76. 

[6] Google' untuk https://id.wikipedia.org/wiki/Reinkarnasi.

[7] Tony Tedjo, mengenal agama Hindu Budha Khong Hu Cu (Bandung, AGAPE : 2008), 34 & 80.

[8] Sri Dammananda, Kehidupan Tidak Pasti Namun Kematian Itu Pasti, (Jakarta: Yayasan Dhamma Duta Carika, 1986), hlm. 14-15.

[9]  Naradha Mahathera, Intisari Agama Budha, (Semarang: Yayasan Darma Phala, 2002)

[10] Uisudhatara, Hidup dan Mati Sama Saja, (Klaten: Wisma Sambidhi, tt), hlm. 40,50

[11] Ibid, 378. 

[12] Conner Kevin J A Prsticel Guide To Christian Belief  (Malang, Gandum Mas: 1980 ), hl.498

[13] Chris Marantika, Kristologi, Cip. 93. 

[14] John F. Walvoord, Yesus Kristus Tuhan Kita, (Surabaya: Yakin, 2000), 179. 

[15] Hunter A.M Yesus Tuhan Dan Juruslamat (Jakarta, BPK Gunung Mulia:1990), 86.

[16] Dr. Thomas Hwang  Kristologi (Yogyakarta : AMI, 2011), 366-367

[17] Ibid. 381

[18] Dr. Th. Van den End Harta dalam Bejana sejarah gereja Ringkas (Jakarta, BPK Gunung Mulia: 2001), hl. 5

[19] William Barclay pemahaman Alkitab Setiap Hari: surat I&II Korintus, (Jakarta: IKAPI, 2008), 245.

[20] Dr. Th. Van den End Sejarah Gereja Asia (Yogyakarta, Duta Wacana:1988), 13.

[21] Pola Hidup Kristen (Bandung, Gandum Mas: 1989), hl.328

 

Posting Komentar untuk " Kehidupan atau Kebangkitan Setelah Kematian Menurut Kepercayaan Beragama."