Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

EKSPOSISI KITAB MIKHA PASAL 1-7

  

EKSPOSISI KITAB MIKHA PASAL 1-7

LATAR BELAKANG KITAB MIKHA

 

A.    PENDAHULUAN

 

Menurut tradisi Kitab Mikha ditulis oleh Mikha sendiri sesuai dengan judul Kitab. Rentang waktu penulisan kitab ini antara 740-701 SM pada zaman pemerintahan raja Hizkia. Mikha menulis kitab ini pada pemerintahan Yotam, Ahas, dan Hizkia. Hanya sedikit pakar Perjanjian Lama pada masa kini yang akan mengatakan bahwa Mikha menulis keseluruhan kitab ini. Namun, sebagian ahli menyatakan bahwa Mikha menulis sebagian besar bahan yang kita temukan dalam kitab ini sekarang, dibandingkan dengan para penulis lainnya. Pada umumnya, para pakar sepakat bahwa Mikha menulis pasal 1-3, sementara yang lainnya mengatakan bahwa pasal 6 dan bagian-bagian tertentu dari pasal 7 juga ditulis oleh Mikha yang historis.

Apabila Mikha bekerja pada pemerintahan raja Yotam (742-735 SM), Ahas (735-715 SM), dan Hizkia (715-687 SM), maka, itu berarti masa pelayanan Mikha berlangsung sekitar 50 tahun. Namun agaknya ia tidak sepenuhnya aktif sebagai nabi sepanjang periode ini. Ia aktif di kerajaan Yehuda pada abad ke-8 SM dan merupakan salah satu nabi pertama di antara para nabi-nabi kecil. Sebagai nabi, ia berbicara sebagai perwakilan dari kehendak Tuhan. Sebagai orang biasa, ia memiliki pengetahuan dasar akan kesengsaraan kaum kecil di pedalaman dan dipersiapkan dengan cermat untuk menyuarakan murka Allah.

EKSPOSISI KITAB MIKHA

 

I.     Pemberitahuan Hukuman atas Israel dan Yehuda
Mikha 1:1-10

Ay. 1-7 Pemberitahuan Hukuman Atas Samaria

Pasal 1:1 berbicara tentang pendahuluan kitab dan panggilan nabi Mikha. Kemudian dalam ayat 2 disitu ada ungkapan Hai Bangsa-bangsa sekalian!  Ungkapan ini mempunyai arti, bahwa tindakan Allah terhadap Israel mempunyai sebuah hubungan yang penting juga dengan nasib semua bangsa-bangsa disekitarnya. Informasi Allah ini datang dari Bait-Nya yang kudus (Ams 1:2) sebagai satu-satunya tempat perjumpaan yang sah bagi Allah dan manusia, disanalah terdapat mesbah untuk korban pendamaian yang bersifat mengantikan orang berdosa. Pernyataan dalam PL ini adalah bersifat tunggal dan yang ditunjukan disini kepada seluruh Allah semesta.

Ayat 3-7 menjelaskan tentang kemusnahan samaria dan Yehuda yang menjadi pusat penyembahan berhala. Ketika Tuhan ALLAH keluar dari Tempatnya yang kudus-Nya, maka akan terjadi kemusnahan yang ditimbulkan oleh bencana alam seperti letusan gunung merapi, gempa bumi, dan banjir karena hujan lebat sehingga menghancurkan gunung-gunung tempat mereka dirikan penyembahan berhala dan gunung-gunung itu terbelah dan hancur. Malapetaka itu Ia memperingatkan bahwa penghakiman Tuhan akan jatuh atas Israel dan Yehuda. Alam saja gentar menghadapi Dia , masakan manusia tidak takut terhadap Tuhan yang melihat semua kejahatan mereka? Apa dakwaan Tuhan terhadap Israel? Pemberontakan melawan Allah yang mahakuasa! Sementara Yerusalem telah menjadi tempat penyembahan berhala dan bukan tempat beribadah.  Kehancuran Yerusalem masih ditunda tetapi kehancuran Samaria sudah dekat waktunya (722 SM).

 

Sangat dasyat kehancuran kota  ini sehingga kota samaria dijadikan puing-puing yang tandus dan tembok-temboknya yang terbuat dari batu akan terguling ke lembah, karena erosi dan tidak ada yang memperhatikan. Tentara-tentara asyur yang dipimpin oleh sragon akan menghancurkan berhala-berhala mereka dan merusak semua harta benda untuk pemujaan dewa-dewanya dan patung-patung nazar  yang ada di kuil-kuil allah mereka (inilah yang disebut upah sudal dari kekasih-kekasih yang palsu, yaitu allah bangsa-bangsa). Kemudian segala harta mereka dimusnahkan oleh musuh.

 

Ay. 8-16 Nabi Meratapi Nasib Yehuda Dan Yerusalem.

Ratapan ini dipertegas dengan keadaan sekarat yang dialami oleh Mikha sendiri yakni Yehuda, yang meniru dosa Samaria dan karenannya harus menderita hukuman yang sama. Beberapa pokok Teologi yang muncul disini, yaitu :

1.    Haruskah Allah menjatuhkan hukuman yang begitu berat, seperti penyerbuan militer, dengan perampasan, perkosaan, pembakaran dan pembuangan? Sementara itu tidak ada jawaban yang memuaskan terhadap pertanyaan-pertanyaan ini, yang pada akhirnya sebagai misteri Iman, ada beberapa kata kunci (Pkh 12:11) yang dapat dipakai sebagai tempat berpijak bagi refleksi kita. Pertama penyerbuan militer sebagai malapetaka yang turun dari Tuhan. (Ay 12), sebagai akibat dari kehendak Allah untuk mengerjakan karya keselamatan untuk kita ditengah-tengah sejarah umat manusia. Disni kehadiran Allah dapat berfungsi secara diam-diam melalui proses dimana kita terlambat untuk berpikir dan mengambil keputusan. Namun demikian hal ini dapat berfungsi dalam bentuk lain yang lebih keras dari pada reaksi manusia. Jika pemberian Allah itu mengatasi manusia, sekalipun dilaksanakan dalam tahap manusiawi, perjuangannya juga berubah menjadi sesuatu yang mengatasi kondisi manusia seperti kita saksikan dalam peristiwa salib Yesus.

2.    Ku berjalan dan tidak berkasut dan telanjang (ay 8) Mikha meniru nabi yang dari Yerusalem yang sekitar tahun 713 SM berjalan dengan telanjang dan tidak berkasut sebagai tanda (Yes 20:2-3) mengapa orang bersalah harus menderita, mengapa orang fasik harus menderita? (Hab 1:13), meskipun mereka harus lebih benar dari pada pemenang mereka?. Kehadiran orang tak bersalah dalam hal ini adalah Nabi Mikha dan desa-desa kecil dalam perjalanan pasuka Asyur memberikan satu-satunya harapan untuk sampai kepada kedamaian dan martabat manusiawi seperti dikehendaki Allah.

Di Gat janganlah sekali-kali sampaikan berita, jangan sekali-kali menangis (ay 10). Gad adalah salah satu kota yang ada di filistin terletak dekat dengan Yehuda dan mereka cenderung bergimbira ketika malapetaka menimpa bangsa Ibrani, karena bangsa Ibrani adalah salah satu musuh terbesar mereka. Oleh karena itu Mikha memerinthkan bangsa Yehuda untuk tidak menangis keras-keras jika malapetaka menimpa mereka, tetapi harus mendiam  selama-mungkin.

 

II.      Malapetaka Atas Para Penindas Yang Rusak Moralnya Serta Para Nabi (Mikha 2:1-3:13)

A.     Celaka atas orang-orang yang memonopoli Tanah

Mikha 2: 1-5

Ayat 1. Celakalah diucapkan terhadap orang-orang yang tidak tidur pada malam hari karena merancang kedurjanaan atau berbagai cara yang curang guna mencapai tujuan-tujuan egoistis mereka. Pada saat fajar menyingsing, mereka menjalankan rancangan mereka, sebab kuasa ada ditangan mereka. “Kekuatan kebenaran segala sesuatu.”

Ayat 2. Mereka Merampas.. Menyerobot.. Menindas. Mereka merampas segala sesuatu yang mereka inginkan, ladang, rumah dan milik pusaka. Tidak ada yang membuat suatu bangsa begitu tak berdaya dengan menjadikan rakyat biasa, yaitu inti kekuatan bangsa tersebut, tunawisma dan menurunkan derajat mereka menjadi budak.

Ayat 3. Sebab itu Tuhan akan membalas para penindas ini setimpal dengan perbuatan mereka. Dia mempersiapkan tali kekang atas leher mereka. Mereka tidak dapat lagi berjalan angkuh, melainkan akan dituntun kedalam pembuangan dengan leher berat.

Ayat 4. pada hari itu seorang yang berkabung akan dengan pahit meratapi puing-puing ketika ia meyaksikan ladang-ladang dibagi diantara musuh. Sebab itu tidak aka nada kemakmuran, tidak ada tanah, dan bagi bangsa kaya yang tak mengindahkan moral ini, tidak ada lagi bagian dalam warisan Tuhan (Ay. 5).

B.      Pemberitaan palsu dari nabi-nabi penipu (Mi 2: 6-13).

1.    Upaya untuk menghentikan pemberitaan sang Nabi sejati (ay. 2:6)

Jangan ucapkan nubuat….nubuat seperti itu. Para pemimpin yang korupsi, dengan memanfaatkan nabi-nabi palsu yang melayani mereka, akan berusaha menghentikan sang nabi sejati dari bernubuat. Bernubuat dipakai dengan arti ganda, “memberitakan firman Allah” oleh nabi-nabi sejati dan “omong kosog yang tak masuk akal” oleh nabi-nabi palsu.

2.    Pemberitaan palsu yang diluruskan oleh Roh Tuhan (ay. 2:7) Bolehkah…dikatakan….Tuhan kurang sabar (tidak sabar) ? Atau seperti inikah tindakan-Nya? Para penindas tidak dapat menganggap malapetaka berasal dari satu Allah yang hanya bisa menghukum. Tidak. Bagi orang benar, firman-Nya adalah baik.

3.    Ketidakamanan para penduduk karena peraturan para penindas (ay. 2:8-13). Bukannya hidup dengan benar, umat Tuhan justru memberontak sebagai musuhNya. Mereka menjarah masyarakat yang tidak berdaya dan tidak menaruh curiga, bukan hanya mencuri pakaian serta dengan curang menghalau kaum perempuan dari rumah-rumah mereka, melainkan juga mengambil dari anak-anak (yang segera akan dibuang), hak untuk menjadi warga negara dan hak untuk beribadah di Bait Suci (Ay. 8,9). “Bangkitlah”, kata nabi, “dan pergilah, sebab ini bukan tempat perhentian bagimu! Oleh karena kenajisan maka kamu akan dibinasakan” (ayat 10). Tuduhan nabi sangat tajam. Seandainya seorang datang kepada mereka dan memberitakan tentang anggur dan arak, para penindas ini akan menobatkannya sebagai nabi mereka (ayat. 11). Sang Penerobos (ay. 13) menunjuk pada Mesias, yang akan memimpin sebagai raja atas orang-orang tersisanya yang terkepung, bahkan Tuhan juga, pada kedatanganNya yang kedua. Lainnya merasa bahwa nubuatan ini dikeluarkan oleh nabi-nabi palsu yang berpegang pada harapan palsu tentang kembali dari pembuangan dalam waktu cepat.

C.     Penundaan atas para pemimpin Bangsa itu (Mi 3:1-7).

1.    Jawaban Mikha bagi para nabi palsu dan para penindas (ay. 3:1)

Mikha berseru kepada para pemimpin kedua Bangsa untuk mendengar dengan pengertian supaya mengindahkan. Dengan terlebih dahulu menyerang para pemimpin politik, sang nabi bertanya apakah bukan merupakan tugas mereka untuk mengetahui keadilan melalui pengalaman. Pertanyaan ini secara tidak langsung meminta jawaban setuju.

2.    Sifat para penindas jahat digambarkan (ay. 3:2-3).

Sebaliknya dari mengetahui keadilan, mereka terbiasa membenci kebaikan dan mencintai kejahatan. Mereka memperlakukan orang miskin seperti para kanibal memperlakukan para korban dalam pesta mereka.

3.    Penolakan Tuhan untuk mendengar doa-doa mereka. (ay. 3:4)

Nanti. Ketika penghakiman Tuhan berlangsung, mereka akan berseru-seru berulang-ulang kali kepadaNya, namun Ia tidak akan menjawab dan akan menyembunyikan wajahNya terhadap mereka. Para pemimpin ini memilih untuk melakukan kejahatan (2:1-3) dan bersalah, sehingga Tuhan tidak dapat berbuat lain kecuali menyembunyikan wajahNya dari mereka dan membiarkan keadilan menjalankan tugasnya.

4.    Sifat nabi-nabi palsu (ay. 3:5)

Ketika para nabi ini memiliki banyak makanan (mendapat sesuatu untuk dikunyah), mereka menyerukan damai. Maksudnya adalah bahwa para penindas kaya melindungi dan menyokong nabi-nabi palsu. Dan, bila para nabi itu tidak mendapatkan sokongan, sebuah perang suci akan dinyatakan melawan orang-orang yang berbuat baik.

5.    Nabi-nabi palsu akan tidak dipercayai (ay. 3:6-7)

Nabi-nabi palsu, menurut Firman Tuhan, tidak akan mendapat penglihatan dan tidak akan mampu bernubuat. Kegagalan ini akan seperti kegelapan malam bagi mereka. Nabi-nabi yang tidak dipercayai akan mendapat malu, mereka sekalian akan menutup mulut mereka, tidak ada yang dapat dikatakan. Dan bangsa itu akan dibiarkan meraba-raba dalam kegelapan rohani.

D.     Kesadaran Mikha tentang kuasa Roh Tuhan (Mikha 3:8)

Mikha disini membedakan dirinya dengan para nabi palsu. Dia penuh dengan kekuatan heroic, kekuatan batin, bahkan dengan Roh Tuhan. Dia juga penuh dengan semangat untuk melaksanakan keadilan dan bukan mengasihi penindasan, dan dengan keberanian bukan dengan sufa pengecut seperti halnya nabi-nabi palsu. Semangat dan keberanian ini dinyatakan dengan memberitakan kepada Yakub pelanggarannya (pemberontakan) dan kepada Israel dosanya (tidak mengenai sasaran). Mikha, karena penuh dengan keinginan kudus untuk membela maksud Tuhan, dapat membuat pernyataan hebat dalam ayat ini.

E.      Dosa dan kejahatan besar akan mendatangkan kehancuran atas Yerusalem (Mi 3:9-12)

Baiklah dengarkan ini. Diawali dengan penuh kasihan, Mikha merangkum tuduhannya terhadap para kepala (para hakim)…para pemimpin…para imam, dan para nabi palsu (ay. 9-11) yang dengan berani berkata, Bukankah Tuhan ada di tengah-tengah kita! Tidak akan datang malapetaka menimpa kita! (ay. 11), sambil mengharapkan anggukan setuju dari bangsa itu. 12. Oleh karena para pemimpin yang seperti itu, akan datang malapetaka. Bukan lagi merupakan sebuah kota, Sion akan dibajak seperti ladang petani, timbunan puing, dan gunung Bait Suci (Gunung Moria) dimana Tuhan telah disembah sejak lama, akan menjadi bukit yang berhutan.  

III.     Penglihatan Tentang Berita Pengharapan Melalui Dia yang akan datang.

(Mikha 4:1-5:14).

A.    Janji Tentang Kerajaan yang Akan Datang (Mi 4:1-8).

Mikha bernubuat tentang waktu itu ketika Allah akan memerintah seluruh dunia. (ay.1-5)

1.    Waktu itu akan terjadi masa damai sejahtera, kebahagiaan dan kesalehan. Allah akan dihormati dan disembah bukan hanya Israel saja, tetapi oleh semua bangsa di dunia.

2.    Gunung rumah Tuhan (yaitu, Yerusalem) akan menjadi pusat pemerintahan Allah. Kerajaan Allah yang akan datang ini akan dimulai ketika Kristus kembali untuk membinasakan semua kejahatan dan mendirikan pemerintahan-Nya yang adil di bumi (Wahyu 20:4).

Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir (atau akhir, harf. setelah). Setelah hari-hari penghakiman yang digambarkan pada (Pasal 3:6-8). Frase ini biasanya dipakai oleh para nabi untuk menunjukkan zaman Mesias (bdg. Hos 3:5).

C. F. Keil menyatakan: "Pemuliaan yang dinubuatkan atas gunung Bait Suci ditentukan untuk masa penggenapan Kerajaan Allah" (The Twelve Minor Prophets, II, 456). Gunung rumah Tuhan secara spiritual akan ditinggikan melampaui semua gunung. Bangsa-bangsa akan berduyun-duyun (seperti sungai) ke sana, atas kemauan sendiri, sebab Allah akan berada di sana.

Tindakan Kembali kepada Tuhan untuk mendatangkan damai sejahtera dan kemakmuran. Mikha 4:3-5.

Ia akan menjadi hakim dan akan menjadi wasit (harf.. mengadili). TUHAN akan bertindak sebagai hakim di antara bangsa-bangsa yang berselisih, suku-suku bangsa yang besar sampai ke tempat yang jauh. Mereka akan berhenti berperang dan akan mengubah peralatan perang menjadi alat damai.

Hal ini kembali menunjuk pada ketetapan hati bangsa-bangsa untuk berjalan menempuh jalan-jalan TUHAN, dan pada keluarnya pengajaran dari Yerusalem (ay. Mikha 4:2). Di Yerusalem, tempat kediaman raja-raja, terdapat konsep tentang kedudukan dan otoritas raja serta juga penghakiman. Kedamaian adalah buah dari pengajaran tentang Firman Tuhan. (Mikha 4:4,5). Dengan tidak lagi belajar untuk perang, masing-masing akan duduk di bawah pohon anggurnya dan di bawah pohon aranya dengan tidak ada yang mengejutkan (bdg. Za 3:10). Ini bisa terjadi, karena TUHAN, Allah Israel, adalah Oknum kekal yang ada dengan sendirinya, bukan diciptakan. Berbeda dengan Dia, allah-allah kafir tidak memiliki kehidupan, dan yang menyembah mereka akan binasa. Orang-orang yang berjalan demi nama TUHAN Allah (ay. Mikha 4:5) akan memiliki kedamaian kekal. 

JANJI TENTANG KEMBALINYA ORANG-ORANG BUANGAN.

Mikha 4:6,7.

Sabda TUHAN adalah bahwa orang-orang buangan akan kembali, namun pada "hari-hari yang "terakhir" (ay. Mi 4:1), setelah menderita dan mengalami penghakiman. TUHAN akan mengumpulkan mereka yang pincang dan terbuang, orang-orang yang dengan kejam dibawa ke pembuangan, yang dibuat menderita oleh Tuhan akibat dosa-dosa mereka. Mereka ini akan menjadi pangkal suatu keturunan.

 

B.    Kekalahan Musuh-Musuh Israel (Mi 4:9-13).

Ay. 9-13. Nabi Mikha kembali membahas malapetaka yang akan menimpa Yerusalem dengan menyatakan bahwa penduduknya akan diangkut ke Babel. Ia mengucapkan nubuat ini 100 tahun sebelum kerajaan Babel menjadi kekuatan dunia yang terkemuka (pasukan Babel membinasakan Yerusalem pada tahun 586 SM). Mikha juga melihat kembalinya Yehuda dari Babel (ayat Mi 4:10).

 

C.    Raja yang Akan Datang dari Betlehem (Mi 5:1-5:5)

Mikha 5:1 Mikha bernubuat bahwa seorang pemimpin akan muncul dari Betlehem yang akan menggenapi janji-janji Allah kepada umat-Nya. Ayat ini mengacu kepada Yesus sang Mesias (lih. Mat 2:1,3-6), yang asal usulnya "sudah sejak purbakala" (yaitu, dari kekal; lih. Yoh 1:1; Kol 1:17; Wahy 1:8); namun Ia akan lahir sebagai manusia (ayat Mi 5:2; lih. Yoh 1:14; Fili 2:7-8).

Ay. 2. Israel akan ditinggalkan Allah hingga Mesias lahir. "Perempuan yang akan melahirkan" secara jasmani mengacu kepada Maria, ibu Yesus, dan secara rohani kepada kaum sisa yang saleh. Semua harapan untuk Israel, bahkan untuk semua bangsa, terdapat di dalam kelahiran, kehidupan, kematian, dan kebangkitan Yesus sang Mesias. "Selebihnya dari saudara-saudaranya" mengacu kepada suku-suku kerajaan utara, serta menunjukkan bahwa Mesias adalah bagi kedua belas suku Israel.

Ay. 3. Seperti Yesaya (lih. Yes 9:5-6; 61:1-2), Mikha tidak membedakan di antara kedatangan Yesus Kristus yang pertama kali dan yang kedua kali. Ketika Kristus kembali untuk membinasakan semua kejahatan, Israel akan hidup dengan aman dan Kristus akan memerintah seluruh dunia.

Ay. 4. Hanya Yesus sang Mesias akan membawa damai sejahtera abadi bagi Israel. Bahkan dengan kedatangan-Nya yang pertama, Ia memberi damai dengan Allah, pengampunan dosa, dan kepastian hidup kekal kepada orang yang bertobat dan menerima Dia dengan iman (lih. Rom 5:1-11). Karena mereka mempercayai kematian-Nya yang mendamaikan, orang yang benar-benar percaya tidak akan menghadapi penghakiman (lih. Yoh 14:27; Ef 2:14).

D. MEMBINASAKAN KERETAMU (Mi 5:9-14)

Ay. 9-13. Ketika Mesias kembali untuk menghakimi kejahatan dunia, Dia juga akan menyingkirkan kekuatan militer Israel (ayat Mi 5:9-10) dan dosa, sihir serta penyembahan berhala mereka (ayat Mi 5:11-13). Semua orang Israel yang tidak setia kepada Allah dan jalan-Nya akan dimusnahkan.

A.    Pengaduan Pertama Tuhan Tuntutan Dan Hukuman Tuhan Terhadap Umat-Nya

(Mi 6:1-5)

Ayat 1. Baiklah dengar (dengan taat). Sang nabi membuka sidang pengadilan, Tuhan menuntut supaya firmanNya diperhatikan. Lancarkanlah pengaduan. Istilah hukum yang berarti, “mengajukan perkara dipengadilan.” Tuhan meminta Mikha bangkit dan mengajukan perkaraNya melawan umatNya.

Ayat 2. Mempunyai pengaduan (kontroversi)…dan Ia berperkara. Harafiahnya membuktikan sepenuhnya.

Ayat 3. umatKu, apakah yang telah kulakukan. Inilah pengajuan tuntutan resmi Tuhan terhadap umatNya, yang seharusnya membuat mereka teringat akan kesetiaanNya dan ketidaksetiaan mereka.

Ayat 4,5. Tuhan tidak menunggu jawaban, melainkan menunjukkan pimpinan dan perlindunganNya yang penuh rahmat dalam sejarah masa lalu mereka. Dia menebus mereka dari perbudakan di Mesir, memberi mereka pemimpin-pemimpin besar, dan melepaskan mereka dari Balak dan BIleam (Bil. 22-24). Tidak dapatkah mereka berlajar dari pengalaman itu tentang keadilan Tuhan (ay. 5)? Jalan manusia bisa saja bengkok, tetapi dalam sejarah manusia, Tuhan menunjukkan kesetiaan perjanjianNya dalam jalan-jalanNya yang lurus.

B.    Jawaban pertama Israel (Mi 6:6-8)

Dengan gaya yang kelihatannya seolah-olah ketulusan, Israel menjawab melalui tiga pertanyaan khusus, dengan intensitas yang kian meningkat. Dengan apakah aku akan pergi menghadap Tuhan

1)    Dengan persembahan kurban biasa berupa anak lembu? (ay. 6)

2)    Dengan persembahan kurban yang luar biasa jumlahnya, seperti “ribuan domba jantan, atau dengan puluhan ribu curahan minyak?” (ay. 7)

3)    Dengan persembahan kurban yang sifatnya begitu luar biasa sehingga merupakan pelanggaran terhadap taurat Musa, yaitu, berupa anak sulung? (ay. 7b)

Ayat 8. Apa yang dituntut Tuhan berlaku bagi semua manusia sepanjang masa, secara terus menerus dan tidak dapat berubah, yakni:

1)    Berlaku adil. Yaitu, untuk hidup benar dalam hubungan dengan sesama manusia baik dalam kehidupan sosial, politik, maupun industry.

2)    Mencintai kesetiaan. Yaitu, menunjukkan sifat kasih setia yang kokoh seperti yang terlihat pada sifat Tuhan dan yang berasal dari Dia.

3)    Hidup dengan rendah hati dihadapan Allahmu. Yaitu, dengan memiliki kerendahan hati dan pengabdian kepada Allah melalui iman. Persembahan-persembahan korban seperti ini, sikap yang benar dan sifat tulus, dapat diterima oleh Tuhan.

C.    Pengaduan kedua Tuhan (Mi 6:9-16)

Ayat 9. Tuhan menyerukan teguran dan peringatan kepada kota Yerusalem. Adalah bijaksana untuk takut kepada namaNya (yaitu Tuhan) dan karena  itu diperlukan peringatan, sebab tongkat penghakiman, yakni Asyur, yang ditetapkan oleh Tuhan akan segera jatuh.

Ayat 10-13. Masakan Aku melupakan harta benda kefasikan? Yaitu yang berasal dari urusan-urusan yang tidak jujur dalam bisnis, neraca palsu, batu timbangan tipu (ay. 11), penindasan terhadap orang miskin oleh orang kaya, berkata dusta dan penipu (ay. 12). Inilah cerita kuno tentang kondisi sosial, keuangan, dan moral yang korup, meskipun ada berbagai peringata Tuhan. Karena itulah maka kebinasaan terjadi.

Ayat 14-16. Tuhan tidak sewenang-wenang dalam hukuman-hukumanNya. Hukuman-hukuman itu adalah akibat wajar dari dosa, yaitu: (1) kelaparan (harafiah: perutmu teta mengamuk, artinya rasa bergejolak dalam perut disebabkan oleh kekurangan makanan)” (ay. 14). (2) membaning tulang, tanpa kuasa untuk mengumpulkan harta, yang seandainya terkumpul, akan diserahkan kepada pedang. (3) kebinasaan. Seandainya saja bangsa Israel hidup dengan cermat mengikuti syarat-syarat Tuhan sama seperti cara mereka mengikuti kafasikan Omri dan Ahab! (ay. 16). Dalam kefasikan mereka yang terus-menerus, mereka masuk kedalam berbagai tujuan dari hukuman Tuhan. DIA bahkan mengendalikan dosa untuk mencapai berbagai tujuanNya sendiri demi kemuliaanNya.

D.   Jawaban kedua Israel, suatu pengakuan dosa (Mikha 7:1-10).

Ayat 1-4 Berkat-berkat Tuhan yang digambarkan dengan panen buah telah lewat dari Israel, seru Mikha, dan bangsa itu sekarang miskin akan manusia yang bermoral dan norma-norma moral. Perhatikan paralel antara orang saleh dengan buah anggur dan orang jujur dengan buah ara (ay. 1,2). Manusia dengan moral seperti itu tidak ada, mereka hilang begitu saja. Semua manusia haus darah, bahkan melawan saudara mereka sendiri. Pemuka terus-menerus menuntut ketidakadilan, hakim selalu siap untuk disuap, dan pembesar memberi keputusan sekehendaknya. Mereka putar balikkan (ay. 3) menjadi kenyataan yang mengerikan. Pengintai-pengintai (ay. 4), yaitu nabi-nabi sejati. Hari para pengintai Israel adalah hari penghukuman Tuhan.

Ayat 5-6. Masyarakat hancur sampai keakarnya. Ya, musuh-musuh seorang manusia adalah orang-orang dalam rumah tangganya sendiri. Kecurigaan, ketidakpercayaan, dan permusuhan berlaku. Dengan mempertimbangkan dunia modern, sifat manusia hampir tidak berubah.

Ayat 7. Bangsa yang melanggar digambarkan sedang berbalik kepada satu-satunya sumber pengharapan, Tetapi aku (jiwaku) ini akan menunggu-nunggu Tuhan. Sebab Allahku akan mendengarkan, “memperhatikan dan melepaskan.”

Ayat 8. Aku akan bangun pula. Musuh, bahkan bangsa Asyur diperingatkan untuk tidak bersukacita, sebab Tuhan akan bersinar dalam kegelapan bagi orang-orang yang menunggu-nunggu Dia.

Ayat 9-10. Kemarahan. Bangsa ini bersedia menanggung kemarahan Tuhan sebab dia menyadari akan dosanya. Disinilah pertobatan yang sesungguhnya, dan juga iman bahwa Tuhan sendiri akan membereskan perkara itu (dosa) dan si orang berdosa akan dibawa menuju terang, supaya ia melihat dan hidup dalam keadailanNya. Musuh Israel akan melihat dan dengan malu ia akan menutupi mukanya, yang lebih parah, ia akan menanggung hukuman. Seperti itulah akhir bagi orang-orang yang mencemooh Tuhan.

E.    Berkat yang dijanjikan bagi Israel akan datang sesudah penghakiman (Mikha 7:11-13).

Ayat 11-12. Akan datang suatu hari bahwa pagar tembokmu akan dibangun kembali. Inilah kemakmuran, pembangunan dan perluasan perbatasan Israel. Apakah ini meramalkan perluasan injil? Israel (barang kali Israel rohani) akan merupakan pusat atau tempat berkumpul, dan orang-orang akan datang kepadanya dari tempat-tempat jauh oleh karena berkat Tuhan atasnya, yang diinginkan juga oleh mereka. Atau, apakah pendatang ini barangkali adalah bani Israel sendiri yang terserak?

Ayat 13.  Namun penghakiman sebagai akibat perbuatan mereka akan datang sebelum berkat.

F.    Permohonan terakhir bagi Israel, terkumpul dari berbagai Bangsa (Mi 7: 14-17).

Dalam bagian ini, mikha berdoa supaya Tuhan, sang Gembala, seperti pada masa gemilang dahulu, akan memberi makan dan memimpin umatNya, yang sekarang diam dengan aman dalam hutan. Jawaban adalah janji akan pertolongan yang ajaib, sama seperti keluarnya bangsa ini dari Mesir. Teror akn merupakan ciri khas bangsa-bangsa penyembah berhala dengan hadirnya berbagai menifestasi kuasa Allah ini, dan mereka akan menyerahkan diri kepadaNya dalam takut dan hormat. Betapa berbeda dengan bualan dan keangkuhan mereka ketika mereka mencela umat Tuhan (bdg. Hos. 11:10 dst).

G.   Pujian Bagi Allah: Kemenangan kasih karunia (Mi 7: 18-20)

Nabi mengawali pujian bagi Allah ini dengan sebuah permainan nama, Siapakh Allah seperti Engkau? (lihat pendahuluan, judul), dan dengan pujian syukur, dia muncul dengan gambaran yang tiada tandingannya mengenai Tuhan ini.

  1. Allah dengan kasih yang mengampuni (ay. 19), Dia mengampuni (Ibr. Mangangkat atau menanggung dosa orang lain, dalam arti mengampuni) dosa (Ibr. Tidak lurus) dan memaafkan (melupakan, bdg. Ams. 19:11) pelanggaran (Ibr. Pemberontakan). Kasih setia adalah sifat aktif dari belas kasihanNya. Allah dengan kuasa menebus (ay. 19), Dia menyayangi dengan lembut, bahkan seperti seorang ibu terhadap bayinya, dan akan melemparkan kedalam tubir-tubir laut segala dosa kita.
  2.  Allah dengan kesetiaann kekal (ay. 19), Dia akan menggenapi perjanjian yang diberikanNya kepada Yakub dan Abraham (bdg. Gal. 3:29).

Siapa lagi yang adalah atau yang dapt merupakan Allah seperti itu? Betapa luar biasanya Dia memenuhi dan memuaskan segala kebutuhan manusia ! Jadi, beberapa kata terakhir yang kita dengar dari mulut sang nabi adalah kata-kata dari pujian yang sangat indah bagi Allah ini. Pujian bagi Allah seperti itu hanya bisa ada karena imannya kepada Allah. Allah berjanji, dan Dia akan menepati janjiNya (Bdg. Ibr. 6:18-20). 

KESIMPULAN

Isi dari kitab ini sama dengan tema yang tercantum di dalamnya yaitu, nubuatan tentang hukuman yang akan dilakukan Allah karena bangsa Isreal tidak taat kepada Allah dan tentang keselamatan di dalam Mesias yang telah dijanjikan Allah untuk melepaskan bangsa Israel dari hukumannya. Kitab ini mengajarkan bahwa setiap pelanggaran yang dilakukan akan mendatangkan hukuman bagi orang yang melanggarnya, namun Allah tidak akan membiarkan begitu saj orang yang menjalani hukuman, melainkan Ia juga menyediakan pengampunan dan keselamatan bagi orang yang mau merendahkan dirinya dihadapan Allah.

Bagian-bagian yang menarik untuk diperhatikan dalam buku ini ialah: gambaran tentang kedamaian di seluruh bumi di bawah pimpinan Tuhan (Mikha 4:1-4); ramalan tentang raja besar yang akan muncul dari keturunan Daud dan yang membawa kedamaian kepada bangsa Yehuda (Mikha 5:2-4); dan, dalam satu ayat (Mikha 6:8), ringkasan dari semua yang hendak dikatakan oleh nabi-nabi Israel, yaitu: "Yang dituntut Tuhan dari kita ialah supaya kita berlaku adil, selalu mengamalkan cinta kasih, dan dengan rendah hati hidup bersatu dengan Tuhan kita."

Posting Komentar untuk "EKSPOSISI KITAB MIKHA PASAL 1-7"