Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Eskatologi Dalam Pandangan Atau Konsep Sekte-Sekte

Eskatologi Dalam Pandangan Atau Konsep Sekte-Sekte


Eskatologi Dalam Pandangan Atau Konsep Sekte-Sekte

            1.      Zoroastrianisme

Konsep Eskatologi: Kehidupan Setelah Kematian. Dalam pemahaman Zoroastrianisme, setiap orang akan mengalami penghakiman setelah meninggal. Penganut Zoroaster meyakini bahwa ketika seseorang meninggal, ia harus dapat membuktikan dirinya telah melakukan lebih banyak kebaikan daripada kejahatan. Mereka percaya setiap roh manusia yang telah meninggal harus melewati Jembatan Cinvat yaitu jembatan yang menuju ke sorga. Jiwa manusia sesudah meninggal akan tetap tinggal selama tiga hari di dalam tubuhnya dan baru pada hari ke empat dibawa menuju penghakiman di Jembatan Cinvat.[1] Setelah berhasil melewati jembatan ini maka seseorang akan hidup bahagia dengan rahmat Ahura Mazda. Semakin banyak kebaikan yang dibuat seseorang maka akan semakin lebarlah jembatan itu dan sebaliknya, semakin besar kejahatannya maka semakin sempitlah jembatan itu hingga rohnya tidak dapat melewatinya dan jatuh dari Jembatan Cinvat. Di bawah jembatan inilah terdapat neraka yang penuh api, sebuah tempat yang suram dan penuh kesedihan. Menurut ajaran Zoroastrianisme, dunia akan mengalami pembaruan menuju kesempuranaan dan jiwa-jiwa baik yang masih hidup dan sudah mati akan dibebaskan selamanya dari kuasa jahat. [2]

2.      Amillenialisme

Awalan ‘A’ berarti ‘tidak’ / ‘no’. Jadi kata Amillennialisme berarti pandangan  yang mengatakan bahwa tidak akan ada Kerajaan Allah yang bersifat politikal, atau  Kerajaan seribu tahun secara literal dibumi karena diartikan simbolis. Walaupun mereka percaya tentang kedatangan Kristus yang kedua kali, namun mereka menolak  pandangan pemerintahan Kristus di bumi selama 1000 tahun secara literal. Tokoh-tokoh yang mempertahankan pandangan ini diantaranya ialah: Louis Berkhof, Anthony A. Hoekema, William, Hendrickson, James A. Hughes, dan B. B. Warfield.

3.      Postmillenialisme

Awalan ‘post’ berarti ‘setelah’/ ‘after’. Jadi Postmillennialisme adalah pandangan yang percaya bahwa Kristus akan datang setelah Kerajaan seribu tahun. Mereka percaya ada Kerajaan seribu tahun di bumi, namun bukan Kerajaan yang di bawah pemerintahan Kristus, karena Kristus baru akan datang setelah akhir dari masa Kerajaan ini. Mereka percaya bahwa dunia akan memasuki masa damai, aman, sejahtera dan semua keadaan ini gerejalah yang harus menciptakannya. Pandangan ini berdasarkan keyakinan bahwa pekabaran Injil akan begitu berhasil sehingga seluruh bumi akan bertobat. Lalu, pada saat pemberitaan Injil mencapai puncak keberhasilannya Kristus akan datang kembali. Mereka percaya bahwa dunia akan  dikristenkan sebelum kedatangan Tuhan Yesus.[3]

4.      Kristen Liberal

Neraka itu tidak nyata. Manusia tidak tersesat dalam dosa. Mereka tidak akan binasa oleh penghakiman di masa depan meskipun tidak memiliki hubungan dengan Kristus melalui iman. Manusia dapat membantu dirinya sendiri. Pengorbanan kematian Kristus di kayu salib tidak diperlukan karena Allah yang penuh kasih tidak akan mengirim orang ke tempat seperti neraka, mengingat manusia tidak dilahirkan dalam dosa. Pengajaran ini membantah pernyataan dari Yesus sendiri, yang menyatakan kalau diri-Nya adalah satu-satunya Jalan untuk datang kepada Allah, melalui kematian-Nya yang telah menebus dosa manusia (Yoh 14:6).

5.      Mormonisme

Setelah kehidupan di dunia ini, roh manusia akan meninggalkan tubuh yang fana dan pergi ke suatu tempat tinggal di mana dia menunggu kebangkitan. Tempat tinggal yang disebut menjadi tempat yang indah dan damai bagi orang benar dan sebuah penjara roh untuk orang yang meninggal dalam dosa mereka, sejauh mereka tidak bertobat dalam kehidupan yang fana. Dalam kebangkitan setiap orang, baik orang yang baik maupun orang yang jahat akan menerima tubuh yang sempurna yang tidak dapat meninggal dan sakit lagi. Dalam saat itu setiap orang akan berdiri di hadapan Allah Bapa dan Yesus Kristus untuk diadili untuk setiap tindakan dan keinginan hatinya sewaktu dia masih tinggal dalam tubuh yang fana. Dalam penghakiman itu orang akan memasuki tingkat-tingkat kemuliaan berbeda yang selaras dengan kebenaran kehidupan mereka.


[1] M.Dhavamony. Fenomenologi Agama. Jogjakarta: Kanisius 1995. Hlm. 124.

[2] Michael Keene. 2006. Agama-Agama Dunia. Jogjakarta: Kanisius. Hlm. 175

[3] Eddy Peter Purwanto, Teologi Perjanjian Versus Dispensasionalisme (Tangerang: STTI PHILADELPHIA, 2004), hal. 64

 

Posting Komentar untuk "Eskatologi Dalam Pandangan Atau Konsep Sekte-Sekte"