Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

KRISTOLOGI DALAM INJIL MATIUS - TEOLOGI

 

KRISTOLOGI DALAM INJIL MATIUS

PENDAHULUAN

Dalam garis besar kedaulatan Allah, jemaat mula-mula menempatkan Injil Matius dalam urutan yang pertama Kitab-Kitab Perjanjian baru. Siapa penulis, siapa pembaca kitab, apa tujuan Matius menulis Injil. Kitab Injil Matius mempunyai amanat tentang “Kabar baik” bahwa Yesus Adalah Raja Penyelamat yang dijanjikan oleh Tuhan.

A.   Latar Belakang

1.    Penulis Injil Matius

Meskipun hanya sedikit sumber yang dapat diperoleh tentang kehidupan dan latar belakang penulis Injil Matius, namun jika bukti-bukti dikumpulkan baik dari sumber Injil Matius, sumber Injil lainnya dan dari sumber-sumber sejarah, maka semua data yang didapat sudah cukup untuk membuat kesimpulan bahwa penulis Injil Matius adalah Matius, yaitu salah satu dari kedua belas murid Tuhan Yesus. Memang penulis Injil Matius tidak menyebut namanya atau siapa penulis kitab tersebut, namun demikian dari sejak semula, Gereja mula-mula, khusus Papias, telah meyakini bahwa Matiuslah penulis Injil Matius. 

Seperti telah disebutkan di atas bahwa tidak banyak informasi yang diperoleh tentang pribadi Matius, namun jelas ia adalah seorang Yunani. Nama Matius berasal dari Kata Ibrani artinya “pemberian Allah.” Pada zaman Tuhan Yesus, orang Yahudi mempunyai kebiasaan dengan dua nama, yaitu nama Yahudi dan nama Yunani. Matius tampak mempunyai kekecualian dengan tidak mengikuti kebiasaan tersebut karena tidak ada informasi yang menujukkan bahwa matius mempunyai nama Yunaninya. Markus dan Lukas menyebutnya nama lain untuk Matius juga dalam bahasa Ibrani yaitu dengan nama “Lewi” (Mrk. 2:14, Luk. 5:27-29).

Nama Matius terdapat dalam daftar nama kedua belas Murid (Mat. 10:3; Mrk. 3:18; Luk. 6:15; Kis 1:13). Jikalau para rasul banyak yang berlatar belakang sebagai nelayan, maka tidak demikian dengan Matius. Ia berlatar belang sebagai seorang pemungut sukai yang telah menjadi murid Yesus. Ia dipanggil ketika ia bekerja sebagai pemungut cukai di daerah Kapernaum di bawah otoritas Herodes Antipas.

Dalam bahasa yang komunikatif dan mudah dimengerti oleh para pembacanya, dalam hal ini orang Yahudi yang sudah menjadi percaya kepada Yesus Kristus, Matius mengetahui bahwa mereka pasti sangat tertarik untuk membaca Injil Matius secara khusus mencantumkan bahwa Yesus berasal dari keturunan Abraham, Iahak, Yakub, Yahuda dan Raja Daud. Perlu diketahui pada masa itu (masa Tuhan Yesus) orang Yahudi berharap bahwa Allah telah berjanji bahwa Mesias akan datang dari keturunan Daud. Itulah sebabnya Matius memberi penekanan dalam penulisan tentang nama Daud dengan mencantukan kata “raja Daud.” Istilah “raja” di sini diberi secara khusus kepada Daud. Untuk menunjukkan bahwa Yesus adalah Raja. Bangsa Israel percaya bahwa Mesias yang dijanjikan berasal dari keturunan Daud (II Sam 7:8).

Selain itu Matius adalah seorang yang rendah hati, yang tidak mau menonjolkan diri dan mencuri kemuliaan Allah melalui tulisannya. Hal itu telah terbukti dalam kitab injil yang ditulisnya di mana Matius tidak sekalipun mencatumkan namanya dalam Kitab Injil yang ditulisnya. Hal itu disebabkan karena tujuan utama Matius dalam menulis Injil adalah semata-mata untuk memperkenalkan Yesus kepada para pembaca sehingga para pembaca memfokuskan pentingnya tertuju kepada Yesus (Mat.23:10-12).

2.    Tempat dan tahun

Sulit untuk menetapkan waktu yang pasti tentang tahun penulis Injil Matius, namun pada umunya para ahli memperkirakan bahwa Injil Matius ditulis antara tahun 50-65 TM. Di tanah Yudea

3.    Tujuan surat

Matius menulis kepada orang Yahudi untuk memperlihatkan bahwa Yesus Kristus menggenapi nubuat-nubuat perjanjian lama mengenai Mesias. Matius menuturkan kehidupan, Firman dan tindakan Yesus Kristus, dia seringkali merujuk pada nubuat Perjanjian Lama dan menggunakan ungkapan “ supaya genaplah Firman” Matius 4:14; 8:17; 13:35; 21:4. Tujuan penulisan Injil Matius dapat diringkas sebagai berikut

a.    Untuk meyakinkan orang-orang Yahudi bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah, sebagaimana yang telah dinubuatkan dalam PL. Dengan kata lain, Injil Matius ditulis sebagai pembelaan  ajaran Kristen terhadap orang-orang Yahudi yang tidak percaya.

b.    Untuk memberikan pegangan kepada mereka tentang dasar-dasar doktrin dan iman Kristen yang baru mereka kenal melalui Yesus Kristus

c.    Untuk mendorong mereka supaya hidup dalam persekutuan Kristen dan beribadah bersama dalam kumpulan orang-orang kristen yang disebut gereja. Kita ingat bahwa Matius pasal 18 berbicara mengenai gereja.

d.    Untuk memerintahkan mereka supaya pergi bersaksi kepada bangsa-bangsa bukan Yahudi dan mengajarkan bahwa Yesus adalah Mesias, Juruselamat dunia. Kita tentu ingat akan pasan Tuhan yang terakhir. “Jadikanlah semua bangsa murid-Ku” dan “Ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu.”

4.    Maksud dan tujuan

Matius ingin memperkenalkan Yesus sebagai “Raja”, Mesias, Anak Allah kepada teman sebangsanya. Karena alamat surat adalah orang percaya yang latar belakang Yahudi, maka Matius memberi perhatian yang sangat kuat terhadap Perjanjian Lama (PL). Ia mengutip bukti-bukti dari PL dan dituliskannya dalam Injil Matius. Matius ingin mayakinkan teman sebangsanya untuk percaya bahwa Yesus adalah ‘Mesias, Anak Allah yang hidup’ (Mat.16:6) sebagaimana yang telah dijanjikan dalam zaman PL.

Tujuan penulis Injil Matius tidak bisa dilepasakan dari konteks bangsa Israel secara menyeluruh, salah satu adalah kondisi polotis masyarka Yahudi mulai pada masa akhir Perjanjian Lama samapai pada masa Perjanjian Baru. Pada zaman ini keadaan politis dan rohani bangsa Israel sangat merosot. Secara politis mereka dijajah bangsa Romawi dan secara rohani mereka tidak lagi berbicara dan mengutus nabi-nabi-Nya dan tidak lagi pernah mendengar suara dari surga. Bangsa Israel memasuki apa yang disebut sebagai abad kegelapan[1].

5.    Garis besar Injil Matius

·         Matius 1–4. Matius membeberkan silsilah dan kelahiran Yesus Kristus. Orang Majus mencari Raja orang Yahudi. Dibimbing oleh mimpi, Yusuf membawa Maria dan Yesus ke Mesir dan kemudian ke Nazaret. Yohanes Pembaptis mengkhotbahkan Injil pertobatan dan membaptiskan Yesus Kristus. Juruselamat dicobai di padang gurun. Dia memulai pelayanan fana-Nya dengan mengajar dan menyembuhkan.

·         Matius 5–7. Yesus Kristus menyampaikan Khotbah di Bukit.

·         Matius 8–12 Juruselamat menyembuhkan penderita kusta, meredakan badai, mengusir iblis, menghidupkan kembali putri Yairus dari antara yang mati, dan memberi penglihatan kepada yang buta. Yesus Kristus memberikan kepada Dua Belas Rasul wewenang untuk melakukan seperti yang telah Dia lakukan dan mengutus mereka untuk mengkhotbahkan Injil. Yesus mempermaklumkan bahwa Yohanes Pembaptis adalah lebih dari sekadar seorang nabi. Juruselamat menyembuhkan pada hari Sabat.

·         Matius 13–15 Yesus mengajar dengan menggunakan perumpamaan. Yohanes Pembaptis dihukum mati. Setelah memberi makan lima ribu orang, Yesus dan Petrus berjalan di atas air Danau Galilea. Ahli Taurat dan orang Farisi mempertanyakan Yesus.

·         Matius 16–18. Setelah Petrus bersaksi bahwa Yesus adalah Mesias, Juruselamat mengindikasikan bahwa Dia akan memberikan kunci-kunci kerajaan Allah kepada Petrus dan Dua Belas. Yesus Kristus diubah rupa di atas gunung, di mana Petrus, Yakobus, dan Yohanes menerima kunci-kunci imamat. Yesus memberikan petunjuk kepada para murid-Nya mengenai cara menuntun Gereja dan mengajarkan bahwa Allah tidak akan mengampuni kita jika kita tidak mengampuni orang lain.

·         Matius 19–23 Juruselamat mengajar tentang sifat kekal pernikahan. Dia memasuki Yerusalem dan membersihkan bait suci. Melalui penggunaan perumpamaan, Yesus memaparkan niat jahat para pemimpin Yahudi yang menentang-Nya. Dia berduka karena kehancuran Yerusalem di masa mendatang.

·         Matius 24–25 Yesus Kristus bernubuat mengenai kehancuran Yerusalem. Dia mengajarkan bagaimana para pengikut-Nya dapat siap bagi kedatangan-Nya kembali.

·         Matius 26–27 Yesus makan perjamuan Paskah bersama para murid-Nya dan memperkenalkan sakramen. Dia menderita di Taman Getsemani dan dikhianati, ditangkap, disidang di hadapan para pejabat orang Yahudi dan Roma, dan disalibkan. Dia mati dan dikuburkan.

·         Matius 28. Juruselamat yang telah bangkit menampakkan diri kepada para murid-Nya. Yesus memberikan kewenangan kepada para murid-Nya untuk membawa Injil-Nya ke seluruh dunia.

6.    Tema Injil Matius

Yesus, Raja Mesias; Yesus adalah Raja.

PEMBAHASAN

A.   Yesus diperkenalkan

Fokus utama Injil Matius adalah untuk memperkenalkan Yesus Kristus. Oleh sebab itu ajaran tentang Yesus sangat mendominasi Injil Matius. Matius memulai Injilnya dengan mencantumkan silsilah Tuhan Yesus. Disini Matius hendak menunjukkan kepada para pembaca bahwa Yesus adalah Mesias yang datang dari keturunan Yahudi (1:1-17); Ia adalah Mesias yang datang untuk menggenapi nubuatan PL (bdg. 1:22-23; 2:6); Mesias yang datang untuk menyelamatkan umat manusia dari dosa (1:21); yang kedatangan-Nya pertama kali adalah untuk mencari bangsa Israel yang terhilang (15:24)

B.   Yesus Dalam Kitab Matius

1.    Yesus sebagai Tuhan

Kata yang dipakai untuk Allah dalam Perjanjian Lama (PL) diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani dengan kata kyrios. Matius, ketika melaporkan peristiwa atau pengajaran Yesus dibukit atau yang dikenal dengan ‘Khotbah di Bukit’, Yesus secara terang-terangan diperkenalkan sebagai Tuhan (Mat. 7:22-23). Matius hendak menyatakan bahwa Yesus adalah Tuhan yang berfirman, yang akan menghakimi dunia. Matius melaporkan bagaimana Yesus dimuliakan di atas gunung dan bagaimana Petrus menyebut Yesus sebagai sapaan ‘Tuhan’. Dengan menuliskan bahwa Yesus adalah ‘Tuhan’, maka matius ingin agar para pembacanya mengenal Dia sebagai Tuhan yang berotoritas sebab dengan sebutan Yesus sebagai Tuhan, Matius juga memperkenalkan realitas keallahan Yesus. Dia adalah Tuhan yang harus dipercayai dan ditaati.[2]

2.    Yesus sebagai keturanan Daud

Matius juga memperkenalkan Yesus sebagai anak Abraham dan anak Daud (Mat.1:1). Dengan memperkenalkan Yesus sebagai anak Abraham, Matius hendak menunjukkan bahwa Yesus adalah penggenapan janji Allah kepada Abraham, bapa seluruh bangsa Israel yang kepadanya diberikan janji berkat (Kej. 12:2-3). Kemudian, Matius juga menghubungkan garis keturunan Yesus dengan Raja Daud dengan tujuan Matius ingin memperkenalkan Yesus sebagai Raja Israel (bdg. Za. 9:9; Mat. 21:5). Yesus adalah Raja yang ditinggikan dan duduk di atas takhta kemuliaanNya (Mat. 25:31). Yesus adalah Raja orang Yahudi (Mat. 2:2), Mesias (Yang diurapi), Anak Allah.

3.    Yesus sebagai Juruslamat

Nama yang diberi oleh Malaikat kepada Maria sebelum Yesus dilahirkan adalah Yesus. Nama ‘Yesus’ adalah nama Yunani yang diambil dari kata ‘Joshua’ yang dalam bahasa Ibrani itu berarti Allah penyelamat. Dari nama ‘Yesus’ jelas terlihat pribadi, misi dan pekerjaan apa yang akan dilakukan Yesus, yaitu: bahwa ia akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa-dosa mereka (Mat.1:21). Yesus diperkenalkan sebagai Juruselamat dunia atau umat manusia berdosa.

4.    Yesus Sebagai Mesias

Lima kali dalam pembukaannya Matius memperkenalkan Yesus sebagai Mesias (1:1, 16-18 dan 2:4). Ketika Yohanes Pembaptis dalam penjara ia mendengar tentang pekerjaan Yesus sebagai pekerjaan Mesias, yaitu orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik. Sebagaimana dinubuatkan dalam PL. Petrus mengenal Yesus sebagai “Mesias”, Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup” (16:16). Bangsa Yahudi mengharapkan kedatangan Mesias dalam arti nasional, sedang Yesus datang sebagai Mesias dalam arti spiritual. Bangsa Yahudi mengharapkan kedatangan Mesisa untuk bangsa Yahudi, Yesus datang sebagai Mesias untuk semua bangsa. Yesus juga membenarkan pernyataan Kayafas bahwa Ia adalah Mesias (26:63-64). Kayafas bertanya: “Demi Allah yang hidup, katakanlah kepada kami, apakah Engkau Mesias?” Yesus menjawab engkau telah mengatakannya. Jadi, dari awal penulisan Injil Matius sampai pada akhirnya, kita melihat bagaimana Matius memperkenalkan pembacanya bahwa Yesus adalah Mesias[3].

5.    Yesus sebagai musa yang baru

Dalam Injil Matius pasal dua disebut bahwa Yusuf dan Maria membawa Yesus lari ke mesir supaya Ia bebas dari raja-raja Yahudi (Mat. 2:13-23). Jika dibandingkan dengan kelahiran Musa, maka ada beberapa persamaannya dengan kelahiran Yesus seperti: Ketika Musa Lahir terjadi pembunuhan bayi-bayi di Mesir sama dengan ketika Yesus lahir maka pembunuhan bayi-bayi terjadi di Betlehem. Dengan melaporkan tentang peristiwa yang terjadi pada waktu kelahiran Yesus, Matius hendak menjelaskan bahwa Yesus adalah Musa yang baru. Leon Morris berkata bahwa Yesus diperkenalkan sebagai musa yang dari gunung Sinai yang baru[4]

6.    Yesus Sebagai Anak Allah

Matius mencatat Yesus sebagai Anak Allah dalam kisah dibaptis (3:17), transfigurasi (17:5), dan pada kematian-Nya (27:54). Anak Allah dan Kuasa-Nya: Matius mencatat bahwa sebagai Anak, Ia mempunyai kuasa untuk berseru kepada Allah Bapa supaya Allah mengirimkan dua belas pasukan malaikat untuk membantu Dia (26:53). Dalam masa pelayanan-Nya, Yesus dikatakan mempunyai kuasa seperti Allah. Contohnya dalam ps 9:6, Matius menulis: Tetapi supaya kamu tahu bahwa di dunia ini Anak Allah berkuasa untuk mengampuni dosa (Yesus yang adalah Anak Allah, dalam hal ini menyebutkan diri-Nya sebagai Anak Manusia). Matius mencatat kalimat ini sehubungan dengan Yesus berkata kepada seorang lumpuh: “Percayalah, hai anak-Ku, dosamu sudah di ampuni” (9:2). Jadi, dalam kisah ini Yesus tidak saja menyembuhkan orang yang lumpuh itu, Ia juga mengampuni dosanya, karena Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa seseorang[5].

C.   Mesias dalam pandangan orang Yahudi dan Matius

1.    Mesias dalam pandangan orang Yahudi

Dalam perjanjian Lama terutama dalam kitab nabi-nabi, banyak disebutkan tentang masa kemesiasan yang akan datang yang menawarkan masa depan yang cerah bagi umat Allah (bnd. Yes 26-29; 40 dst.; Yeh 40-48; Dan 12; Yoel 2:28-3:21), tetapi hanya sedikit dikatakan tentang Mesias. Gelar itu tidak dipakai untuk penyelamat yang akan datang. Bahkan tokoh yang akan membuka zaman yang datang adalah Allah sendiri. Tetapi walupun istilah “Mesias” itu tidak muncul secara tersendiri ada bermacam-macam penggunaannya dalam rangkaian kata seperti Mesias Tuhan (yaitu yang diurapi Tuhan). Gagasan mengenai pengurapan seseorang untuk suatu misi khusus muncul beberapa kali, terutama beberapa raja-raja dan imam-imam (Im 4:3), juga nabi-nabi (1 Raj 19:16) dan bapak-bapak leluhur Israel (Mzm 105:15) (bnd. 1 Sam 24:6 dst.; 26:9) dan bahkan seorang raja kafir, yaitu Koresy (Yes 45:1). Pengurapan yang menujukan tugas khusus ini kemudian digunakan dalam hal yang lebih teknis, khusus bagi seseorang yang akan dipilih Allah sebagai alat-Nya untuk menyelamatkan umat-Nya. Dapat dikatakan dalam PL mempersiapkan jalan bagi Mesias dan banyak perikop PL mengenai Mesias itu dikutip dalam PB.[6]

Dari penyelidikan yang sangat singakat tentang latar belakang ini, jelas bahwa gagasan tentang Mesias yang akan datang sudah tersebar luas diantara orang-orang Yahudi, tetapi asal mula dan watak dari Mesias yang akan datng itu tidak dimengerti dengan jelas. Kelompok yang berbeda-beda cenderung untuk membayangkan Mesias sesuai dengan keyakinan mereka sendiri, misalnya kelompok imam di Qumrah menafsirkannya dengan istilah-istilah imam, kelompok nasional dengan istilah-istilah politik, dan sebagainya. Dalam memikirkan bagaimana Yesus mengunakan istilah “Mesias” kita harus ingat bahwa Ia memperhatikan pengertian yang paling popoler dari istilah itu. Sudah tentu pemikiran pupoler cenderung pada pengharapan yang akan datang seorang pemimpin politik yang akan membebaskan orang-orang Yahudi dari beban tekanan Roma. Dengan mengingat gagasan populer tersebut, dapat dimengerti mengapa Yesus menghidari penggunaan istilah itu.

Jadi bayangan orang Yahudi tentang sosok yang disebut “Mesias” itu harus seperti Musa dalam kepemimpinannya, secara spiritual dan juga kenegarawanannya. Mesias haruslah menjadi sosok yang lebih besar dari Musa sebagai pembebas, lebih besar dari Daud sebagai raja, lebih besar dari Harun sebagai imam, lebih besar dari Elia sebagai nabi, pendeknya, Mesias adalah manusia super dibanding semua manusia. Mereka berpikir seharusnya sosok Mesias itu akan memenuhi kriteria sebagai berikut:

a.      Membebaskan bangsa Yahudi dari penjajahan (Romawi).

b.      Mengumpulkan kembali bangsa Israel dari segala penjuru bumi.

c.      Memimpin pada penyembahan pada Tuhan Allah yang benar.

d.      Membawa era perdamaian.

e.      Mendirikan kembali negara Israel.

2.    Mesias dalam pandangan Matius

Pada umumnya Matius menekankan dalam Injilnya bahwa Yesus adalah Raja. Dalam mengisahkan kelahiran Yesus, Matius mencatat ucapan orang Majus yang mengatakan : “Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu?” (2:2). Yesus juga digambarkan sebagai orang yang berkuasa dalam masa penderitaan-Nya (26:18), teutama sesudah kebangkitan-Nya: “Kepada-Ku telah diberikan kuasa di sorga dan di bumi” (28:18). Di sinilah kita dapat mengerti bahwa dalam Injil Matius banyak dibahas tentang Kerajaan Allah. Sehingga ada kesan bahwa di dalam menyajikan Yesus sebagai Mesias, Matius juga menyajikan-Nya sebagai Raja. Dalam mengisahkan kisah penghakiman yang terakhir (25:31-46), Yesus dua kali disebut sebagai Raja (ay. 34,40). Ketika Yesus diadili, Pilatus mengadili-Nya dengan penyataan: “engkaukah Raja orang Yahudi?” rupanya penyataan itu dibenarkan oleh Yesus dengan mengatakan “Engkau sendiri mengatakannya” (27:11). Ketika Yesus disalib, diatas kepala-Nya pun tertulis: “Inilah Yesus Raja orang Yahudi”. Lima kali dalam pembukaannya Matius memperkenalkan Yesus sebagai Mesias (1:1, 16-18 dan 2:4).[7]

Dengan menulis silsilah Yesus dan mencantumkan nama raja-raja bangsa Yahudi serta melaporkan kedatangan orang Majus yang datang untuk menyembah Yesus, maka Matius hendak memperkenalkna bahwa Yesus adalah Raja kepada para pembacanya (Mat.2:1-12). Matius melaporkan bahwa kehadiran orang Majus ke Yerusalem untuk bertanya bahwa seorang raja telah lahir menunjukkan bahwa Yesus adalah Raja.

KESIMPULAN

Dalam Injil Matius, Matius menuliskan tentang kepribadian Yesus pada pengalamannya bersama Yesus Kristus waktu masih melayani di dunia. Dia menuliskan surat ini kepada orang Yahudi untuk memperlihatkan bahwa Yesus Kristus menggenapi nubuat-nubuat perjanjian lama mengenai Mesias. Dalam tulisannya dia mengatakan bahwa Yesus adalah Tuhan, waktu Yesus berkhotbah di Bukit, Yesus secara terang-terangan diperkenalkan sebagai Tuhan (Mat. 7:22-23). Matius juga memperkenalkan Yesus sebagai anak Abraham dan anak Daud (Mat.1:1). Dengan memperkenalkan Yesus sebagai anak Abraham, Yesus juga disebut sebagai Juruslamat, dimana nama yang diberi oleh Malaikat kepada Maria sebelum Yesus dilahirkan adalah Yesus nama Yunani yang diambil dari kata ‘Joshua’ yang dalam bahasa Ibrani itu berarti Allah penyelamat, Matius mencatat Yesus sebagai Anak Allah dalam kisah dibaptis (3:17), transfigurasi (17:5), dan pada kematian-Nya (27:54). Anak Allah dan Kuasa-Nya.

Dalam kitab Injil Matius, Matius menekankan bahwa Yesus adalah Raja orang Yahudi sebab Matius mencatat ucapan orang Majus yang mengatakan : “Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu?” (2:2). Ketika Yesus diadili, Pilatus mengadili-Nya dengan penyataan: “engkaukah Raja orang Yahudi?” rupanya penyataan itu dibenarkan oleh Yesus dengan mengatakan “Engkau sendiri mengatakannya” (27:11). Jadi, kami mengambil kesimpulan mengapa Matius lebih menekankan Yesus sebagai Raja yang ditunjukkan kepada Orang Yahudi karena kejadian dan data-data yang telah terjadi dan disaksikan oleh Matius sendiri seperti yang tertulis di atas.



[1] Leon Morris, Teologi Perjanjian Baru, Gandum Mas, Malang: 1996. Hlm. 160

[2] A. Roy Eckardt, Kristologi masa kini (Mengenali Ulang Yesus Sejarah). BPK. Gunung Mulia. Jakarta:1996.hlm.29

[3] A. Roy Eckardt, Kristologi masa kini (Mengenali Ulang Yesus Sejarah). BPK. Gunung Mulia. Jakarta:1996. hlm.30

[4] Marulak Pasaribu, Injil Sinoptik, Gandum mas. Malang: 2005. Hlm.145                                                        

[5] A. Roy Eckardt, Kristologi masa kini (Mengenali Ulang Yesus Sejarah). BPK. Gunung Mulia. Jakarta:1996.hlm.32

[6] Guthrie Donald, Teologi Perjanjian Baru 1 (Allah, Manusia, Kristus), BPK Gunung Mulia. Jakarta: 2001. Hlm. 266

[7] Dr. David Iman Santoso, Theologi matius, Literatur SAAT. Malang: 2012. Hlm.35

Posting Komentar untuk "KRISTOLOGI DALAM INJIL MATIUS - TEOLOGI"