KRISTOLOGI DALAM INJIL MATIUS - TEOLOGI
PENDAHULUAN
Dalam
garis besar kedaulatan Allah, jemaat mula-mula menempatkan Injil Matius dalam
urutan yang pertama Kitab-Kitab Perjanjian baru. Siapa penulis, siapa pembaca
kitab, apa tujuan Matius menulis Injil. Kitab Injil Matius mempunyai amanat
tentang “Kabar baik” bahwa Yesus Adalah Raja Penyelamat yang dijanjikan oleh
Tuhan.
A. Latar Belakang
1. Penulis Injil Matius
Meskipun
hanya sedikit sumber yang dapat diperoleh tentang kehidupan dan latar belakang
penulis Injil Matius, namun jika bukti-bukti dikumpulkan baik dari sumber Injil
Matius, sumber Injil lainnya dan dari sumber-sumber sejarah, maka semua data
yang didapat sudah cukup untuk membuat kesimpulan bahwa penulis Injil Matius
adalah Matius, yaitu salah satu dari kedua belas murid Tuhan Yesus. Memang
penulis Injil Matius tidak menyebut namanya atau siapa penulis kitab tersebut,
namun demikian dari sejak semula, Gereja mula-mula, khusus Papias, telah
meyakini bahwa Matiuslah penulis Injil Matius.
Seperti
telah disebutkan di atas bahwa tidak banyak informasi yang diperoleh tentang pribadi
Matius, namun jelas ia adalah seorang Yunani. Nama Matius berasal dari Kata
Ibrani artinya “pemberian Allah.” Pada zaman Tuhan Yesus, orang Yahudi
mempunyai kebiasaan dengan dua nama, yaitu nama Yahudi dan nama Yunani. Matius
tampak mempunyai kekecualian dengan tidak mengikuti kebiasaan tersebut karena
tidak ada informasi yang menujukkan bahwa matius mempunyai nama Yunaninya.
Markus dan Lukas menyebutnya nama lain untuk Matius juga dalam bahasa Ibrani
yaitu dengan nama “Lewi” (Mrk. 2:14, Luk. 5:27-29).
Nama
Matius terdapat dalam daftar nama kedua belas Murid (Mat. 10:3; Mrk. 3:18; Luk.
6:15; Kis 1:13). Jikalau para rasul banyak yang berlatar belakang sebagai
nelayan, maka tidak demikian dengan Matius. Ia berlatar belang sebagai seorang
pemungut sukai yang telah menjadi murid Yesus. Ia dipanggil ketika ia bekerja
sebagai pemungut cukai di daerah Kapernaum di bawah otoritas Herodes Antipas.
Dalam
bahasa yang komunikatif dan mudah dimengerti oleh para pembacanya, dalam hal
ini orang Yahudi yang sudah menjadi percaya kepada Yesus Kristus, Matius
mengetahui bahwa mereka pasti sangat tertarik untuk membaca Injil Matius secara
khusus mencantumkan bahwa Yesus berasal dari keturunan Abraham, Iahak, Yakub,
Yahuda dan Raja Daud. Perlu diketahui pada masa itu (masa Tuhan Yesus) orang
Yahudi berharap bahwa Allah telah berjanji bahwa Mesias akan datang dari
keturunan Daud. Itulah sebabnya Matius memberi penekanan dalam penulisan
tentang nama Daud dengan mencantukan kata “raja Daud.” Istilah “raja” di sini
diberi secara khusus kepada Daud. Untuk menunjukkan bahwa Yesus adalah Raja.
Bangsa Israel percaya bahwa Mesias yang dijanjikan berasal dari keturunan Daud
(II Sam 7:8).
Selain
itu Matius adalah seorang yang rendah hati, yang tidak mau menonjolkan diri dan
mencuri kemuliaan Allah melalui tulisannya. Hal itu telah terbukti dalam kitab
injil yang ditulisnya di mana Matius tidak sekalipun mencatumkan namanya dalam
Kitab Injil yang ditulisnya. Hal itu disebabkan karena tujuan utama Matius
dalam menulis Injil adalah semata-mata untuk memperkenalkan Yesus kepada para
pembaca sehingga para pembaca memfokuskan pentingnya tertuju kepada Yesus
(Mat.23:10-12).
2. Tempat dan tahun
Sulit
untuk menetapkan waktu yang pasti tentang tahun penulis Injil Matius, namun
pada umunya para ahli memperkirakan bahwa Injil Matius ditulis antara tahun
50-65 TM. Di tanah Yudea
3. Tujuan surat
Matius
menulis kepada orang Yahudi untuk memperlihatkan bahwa Yesus Kristus menggenapi
nubuat-nubuat perjanjian lama mengenai Mesias. Matius menuturkan kehidupan,
Firman dan tindakan Yesus Kristus, dia seringkali merujuk pada nubuat
Perjanjian Lama dan menggunakan ungkapan “ supaya genaplah Firman” Matius 4:14;
8:17; 13:35; 21:4. Tujuan penulisan Injil Matius dapat diringkas sebagai
berikut
a. Untuk meyakinkan orang-orang Yahudi bahwa Yesus adalah
Mesias, Anak Allah, sebagaimana yang telah dinubuatkan dalam PL. Dengan kata
lain, Injil Matius ditulis sebagai pembelaan
ajaran Kristen terhadap orang-orang Yahudi yang tidak percaya.
b. Untuk memberikan pegangan kepada mereka tentang dasar-dasar
doktrin dan iman Kristen yang baru mereka kenal melalui Yesus Kristus
c. Untuk mendorong mereka supaya hidup dalam persekutuan
Kristen dan beribadah bersama dalam kumpulan orang-orang kristen yang disebut
gereja. Kita ingat bahwa Matius pasal 18 berbicara mengenai gereja.
d. Untuk memerintahkan mereka supaya pergi bersaksi kepada
bangsa-bangsa bukan Yahudi dan mengajarkan bahwa Yesus adalah Mesias,
Juruselamat dunia. Kita tentu ingat akan pasan Tuhan yang terakhir. “Jadikanlah
semua bangsa murid-Ku” dan “Ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah
Kuperintahkan kepadamu.”
4. Maksud dan tujuan
Matius
ingin memperkenalkan Yesus sebagai “Raja”, Mesias, Anak Allah kepada teman
sebangsanya. Karena alamat surat adalah orang percaya yang latar belakang
Yahudi, maka Matius memberi perhatian yang sangat kuat terhadap Perjanjian Lama
(PL). Ia mengutip bukti-bukti dari PL dan dituliskannya dalam Injil Matius.
Matius ingin mayakinkan teman sebangsanya untuk percaya bahwa Yesus adalah
‘Mesias, Anak Allah yang hidup’ (Mat.16:6) sebagaimana yang telah dijanjikan
dalam zaman PL.
Tujuan
penulis Injil Matius tidak bisa dilepasakan dari konteks bangsa Israel secara
menyeluruh, salah satu adalah kondisi polotis masyarka Yahudi mulai pada masa
akhir Perjanjian Lama samapai pada masa Perjanjian Baru. Pada zaman ini keadaan
politis dan rohani bangsa Israel sangat merosot. Secara politis mereka dijajah
bangsa Romawi dan secara rohani mereka tidak lagi berbicara dan mengutus
nabi-nabi-Nya dan tidak lagi pernah mendengar suara dari surga. Bangsa Israel
memasuki apa yang disebut sebagai abad kegelapan[1].
5.
Garis besar Injil Matius
·
Matius 1–4. Matius membeberkan silsilah dan
kelahiran Yesus Kristus. Orang Majus mencari Raja orang Yahudi. Dibimbing oleh
mimpi, Yusuf membawa Maria dan Yesus ke Mesir dan kemudian ke Nazaret. Yohanes
Pembaptis mengkhotbahkan Injil pertobatan dan membaptiskan Yesus Kristus.
Juruselamat dicobai di padang gurun. Dia memulai pelayanan fana-Nya dengan
mengajar dan menyembuhkan.
·
Matius 5–7. Yesus Kristus menyampaikan Khotbah
di Bukit.
·
Matius 8–12 Juruselamat menyembuhkan penderita
kusta, meredakan badai, mengusir iblis, menghidupkan kembali putri Yairus dari
antara yang mati, dan memberi penglihatan kepada yang buta. Yesus Kristus
memberikan kepada Dua Belas Rasul wewenang untuk melakukan seperti yang telah
Dia lakukan dan mengutus mereka untuk mengkhotbahkan Injil. Yesus
mempermaklumkan bahwa Yohanes Pembaptis adalah lebih dari sekadar seorang nabi.
Juruselamat menyembuhkan pada hari Sabat.
·
Matius 13–15 Yesus mengajar dengan menggunakan
perumpamaan. Yohanes Pembaptis dihukum mati. Setelah memberi makan lima ribu
orang, Yesus dan Petrus berjalan di atas air Danau Galilea. Ahli Taurat dan
orang Farisi mempertanyakan Yesus.
·
Matius 16–18. Setelah Petrus bersaksi bahwa Yesus
adalah Mesias, Juruselamat mengindikasikan bahwa Dia akan memberikan
kunci-kunci kerajaan Allah kepada Petrus dan Dua Belas. Yesus Kristus diubah
rupa di atas gunung, di mana Petrus, Yakobus, dan Yohanes menerima kunci-kunci
imamat. Yesus memberikan petunjuk kepada para murid-Nya mengenai cara menuntun
Gereja dan mengajarkan bahwa Allah tidak akan mengampuni kita jika kita tidak
mengampuni orang lain.
·
Matius 19–23 Juruselamat mengajar tentang sifat
kekal pernikahan. Dia memasuki Yerusalem dan membersihkan bait suci. Melalui
penggunaan perumpamaan, Yesus memaparkan niat jahat para pemimpin Yahudi yang
menentang-Nya. Dia berduka karena kehancuran Yerusalem di masa mendatang.
·
Matius 24–25 Yesus Kristus bernubuat mengenai
kehancuran Yerusalem. Dia mengajarkan bagaimana para pengikut-Nya dapat siap
bagi kedatangan-Nya kembali.
·
Matius 26–27 Yesus makan perjamuan Paskah
bersama para murid-Nya dan memperkenalkan sakramen. Dia menderita di Taman
Getsemani dan dikhianati, ditangkap, disidang di hadapan para pejabat orang
Yahudi dan Roma, dan disalibkan. Dia mati dan dikuburkan.
·
Matius 28. Juruselamat yang telah bangkit menampakkan diri
kepada para murid-Nya. Yesus memberikan kewenangan kepada para murid-Nya untuk
membawa Injil-Nya ke seluruh dunia.
6. Tema Injil Matius
Yesus, Raja Mesias;
Yesus adalah Raja.
PEMBAHASAN
A. Yesus diperkenalkan
Fokus utama Injil Matius adalah untuk
memperkenalkan Yesus Kristus. Oleh sebab itu ajaran tentang Yesus sangat
mendominasi Injil Matius. Matius memulai Injilnya dengan mencantumkan silsilah
Tuhan Yesus. Disini Matius hendak menunjukkan kepada para pembaca bahwa Yesus
adalah Mesias yang datang dari keturunan Yahudi (1:1-17); Ia adalah Mesias yang
datang untuk menggenapi nubuatan PL (bdg. 1:22-23; 2:6); Mesias yang datang untuk
menyelamatkan umat manusia dari dosa (1:21); yang kedatangan-Nya pertama kali adalah
untuk mencari bangsa Israel yang terhilang (15:24)
B. Yesus Dalam Kitab Matius
1. Yesus sebagai Tuhan
Kata
yang dipakai untuk Allah dalam Perjanjian Lama (PL) diterjemahkan ke dalam
bahasa Yunani dengan kata kyrios. Matius, ketika melaporkan
peristiwa atau pengajaran Yesus dibukit atau yang dikenal dengan ‘Khotbah di
Bukit’, Yesus secara terang-terangan diperkenalkan sebagai Tuhan (Mat.
7:22-23). Matius hendak menyatakan bahwa Yesus adalah Tuhan yang berfirman,
yang akan menghakimi dunia. Matius melaporkan bagaimana Yesus dimuliakan di
atas gunung dan bagaimana Petrus menyebut Yesus sebagai sapaan ‘Tuhan’. Dengan
menuliskan bahwa Yesus adalah ‘Tuhan’, maka matius ingin agar para pembacanya
mengenal Dia sebagai Tuhan yang berotoritas sebab dengan sebutan Yesus sebagai
Tuhan, Matius juga memperkenalkan realitas keallahan Yesus. Dia adalah Tuhan
yang harus dipercayai dan ditaati.[2]
2. Yesus sebagai keturanan Daud
Matius
juga memperkenalkan Yesus sebagai anak Abraham dan anak Daud (Mat.1:1). Dengan
memperkenalkan Yesus sebagai anak Abraham, Matius hendak menunjukkan bahwa
Yesus adalah penggenapan janji Allah kepada Abraham, bapa seluruh bangsa Israel
yang kepadanya diberikan janji berkat (Kej. 12:2-3). Kemudian, Matius juga
menghubungkan garis keturunan Yesus dengan Raja Daud dengan tujuan Matius ingin
memperkenalkan Yesus sebagai Raja Israel (bdg. Za. 9:9; Mat. 21:5). Yesus
adalah Raja yang ditinggikan dan duduk di atas takhta kemuliaanNya (Mat.
25:31). Yesus adalah Raja orang Yahudi (Mat. 2:2), Mesias (Yang diurapi), Anak
Allah.
3. Yesus sebagai Juruslamat
Nama
yang diberi oleh Malaikat kepada Maria sebelum Yesus dilahirkan adalah Yesus.
Nama ‘Yesus’ adalah nama Yunani yang diambil dari kata ‘Joshua’ yang dalam
bahasa Ibrani itu berarti Allah penyelamat. Dari nama ‘Yesus’ jelas terlihat
pribadi, misi dan pekerjaan apa yang akan dilakukan Yesus, yaitu: bahwa ia akan
menyelamatkan umat-Nya dari dosa-dosa mereka (Mat.1:21). Yesus diperkenalkan
sebagai Juruselamat dunia atau umat manusia berdosa.
4. Yesus
Sebagai Mesias
Lima kali dalam pembukaannya
Matius memperkenalkan Yesus sebagai Mesias (1:1, 16-18 dan 2:4). Ketika Yohanes
Pembaptis dalam penjara ia mendengar tentang pekerjaan Yesus sebagai pekerjaan
Mesias, yaitu orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi
tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin
diberitakan kabar baik. Sebagaimana dinubuatkan dalam PL. Petrus mengenal Yesus
sebagai “Mesias”, Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup” (16:16). Bangsa
Yahudi mengharapkan kedatangan Mesias dalam arti nasional, sedang Yesus datang
sebagai Mesias dalam arti spiritual. Bangsa Yahudi mengharapkan kedatangan
Mesisa untuk bangsa Yahudi, Yesus datang sebagai Mesias untuk semua bangsa.
Yesus juga membenarkan pernyataan Kayafas bahwa Ia adalah Mesias (26:63-64).
Kayafas bertanya: “Demi Allah yang hidup, katakanlah kepada kami, apakah Engkau
Mesias?” Yesus menjawab engkau telah mengatakannya. Jadi, dari awal penulisan
Injil Matius sampai pada akhirnya, kita melihat bagaimana Matius memperkenalkan
pembacanya bahwa Yesus adalah Mesias[3].
5. Yesus sebagai musa yang baru
Dalam
Injil Matius pasal dua disebut bahwa Yusuf dan Maria membawa Yesus lari ke
mesir supaya Ia bebas dari raja-raja Yahudi (Mat. 2:13-23). Jika dibandingkan
dengan kelahiran Musa, maka ada beberapa persamaannya dengan kelahiran Yesus
seperti: Ketika Musa Lahir terjadi pembunuhan bayi-bayi di Mesir sama dengan
ketika Yesus lahir maka pembunuhan bayi-bayi terjadi di Betlehem. Dengan
melaporkan tentang peristiwa yang terjadi pada waktu kelahiran Yesus, Matius
hendak menjelaskan bahwa Yesus adalah Musa yang baru. Leon Morris berkata bahwa
Yesus diperkenalkan sebagai musa yang dari gunung Sinai yang baru[4]
6. Yesus
Sebagai Anak Allah
Matius mencatat Yesus sebagai
Anak Allah dalam kisah dibaptis (3:17), transfigurasi (17:5), dan pada
kematian-Nya (27:54). Anak Allah dan Kuasa-Nya: Matius mencatat bahwa sebagai
Anak, Ia mempunyai kuasa untuk berseru kepada Allah Bapa supaya Allah mengirimkan
dua belas pasukan malaikat untuk membantu Dia (26:53). Dalam masa
pelayanan-Nya, Yesus dikatakan mempunyai kuasa seperti Allah. Contohnya dalam
ps 9:6, Matius menulis: Tetapi supaya kamu tahu bahwa di dunia ini Anak Allah
berkuasa untuk mengampuni dosa (Yesus yang adalah Anak Allah, dalam hal ini
menyebutkan diri-Nya sebagai Anak Manusia). Matius mencatat kalimat ini
sehubungan dengan Yesus berkata kepada seorang lumpuh: “Percayalah, hai
anak-Ku, dosamu sudah di ampuni” (9:2). Jadi, dalam kisah ini Yesus tidak saja
menyembuhkan orang yang lumpuh itu, Ia juga mengampuni dosanya, karena Anak
Manusia berkuasa mengampuni dosa seseorang[5].
C. Mesias dalam pandangan orang Yahudi dan Matius
1. Mesias dalam pandangan orang Yahudi
Dalam perjanjian Lama
terutama dalam kitab nabi-nabi, banyak disebutkan tentang masa kemesiasan yang
akan datang yang menawarkan masa depan yang cerah bagi umat Allah (bnd. Yes
26-29; 40 dst.; Yeh 40-48; Dan 12; Yoel 2:28-3:21), tetapi hanya sedikit
dikatakan tentang Mesias. Gelar itu tidak dipakai untuk penyelamat yang akan
datang. Bahkan tokoh yang akan membuka zaman yang datang adalah Allah sendiri.
Tetapi walupun istilah “Mesias” itu tidak muncul secara tersendiri ada
bermacam-macam penggunaannya dalam rangkaian kata seperti Mesias Tuhan (yaitu
yang diurapi Tuhan). Gagasan mengenai pengurapan seseorang untuk suatu misi
khusus muncul beberapa kali, terutama beberapa raja-raja dan imam-imam (Im
4:3), juga nabi-nabi (1 Raj 19:16) dan bapak-bapak leluhur Israel (Mzm 105:15)
(bnd. 1 Sam 24:6 dst.; 26:9) dan bahkan seorang raja kafir, yaitu Koresy (Yes
45:1). Pengurapan yang menujukan tugas khusus ini kemudian digunakan dalam hal
yang lebih teknis, khusus bagi seseorang yang akan dipilih Allah sebagai
alat-Nya untuk menyelamatkan umat-Nya. Dapat dikatakan dalam PL mempersiapkan jalan
bagi Mesias dan banyak perikop PL mengenai Mesias itu dikutip dalam PB.[6]
Dari penyelidikan yang sangat singakat tentang
latar belakang ini, jelas bahwa gagasan tentang Mesias yang akan datang sudah
tersebar luas diantara orang-orang Yahudi, tetapi asal mula dan watak dari
Mesias yang akan datng itu tidak dimengerti dengan jelas. Kelompok yang
berbeda-beda cenderung untuk membayangkan Mesias sesuai dengan keyakinan mereka
sendiri, misalnya kelompok imam di Qumrah menafsirkannya dengan istilah-istilah
imam, kelompok nasional dengan istilah-istilah politik, dan sebagainya. Dalam
memikirkan bagaimana Yesus mengunakan istilah “Mesias” kita harus ingat bahwa
Ia memperhatikan pengertian yang paling popoler dari istilah itu. Sudah tentu
pemikiran pupoler cenderung pada pengharapan yang akan datang seorang pemimpin
politik yang akan membebaskan orang-orang Yahudi dari beban tekanan Roma.
Dengan mengingat gagasan populer tersebut, dapat dimengerti mengapa Yesus
menghidari penggunaan istilah itu.
Jadi
bayangan orang Yahudi tentang sosok yang disebut “Mesias” itu harus seperti
Musa dalam kepemimpinannya, secara spiritual dan juga kenegarawanannya. Mesias
haruslah menjadi sosok yang lebih besar dari Musa sebagai pembebas, lebih besar
dari Daud sebagai raja, lebih besar dari Harun sebagai imam, lebih besar dari
Elia sebagai nabi, pendeknya, Mesias adalah manusia super dibanding semua
manusia. Mereka berpikir seharusnya sosok Mesias itu akan memenuhi kriteria
sebagai berikut:
a. Membebaskan
bangsa Yahudi dari penjajahan (Romawi).
b. Mengumpulkan
kembali bangsa Israel dari segala penjuru bumi.
c. Memimpin
pada penyembahan pada Tuhan Allah yang benar.
d. Membawa
era perdamaian.
e. Mendirikan
kembali negara Israel.
2. Mesias dalam pandangan Matius
Pada umumnya Matius menekankan
dalam Injilnya bahwa Yesus adalah Raja. Dalam mengisahkan kelahiran Yesus,
Matius mencatat ucapan orang Majus yang mengatakan : “Di manakah Dia, raja
orang Yahudi yang baru dilahirkan itu?” (2:2). Yesus juga digambarkan sebagai
orang yang berkuasa dalam masa penderitaan-Nya (26:18), teutama sesudah
kebangkitan-Nya: “Kepada-Ku telah diberikan kuasa di sorga dan di bumi”
(28:18). Di sinilah kita dapat mengerti bahwa dalam Injil Matius banyak dibahas
tentang Kerajaan Allah. Sehingga ada kesan bahwa di dalam menyajikan Yesus
sebagai Mesias, Matius juga menyajikan-Nya sebagai Raja. Dalam mengisahkan
kisah penghakiman yang terakhir (25:31-46), Yesus dua kali disebut sebagai Raja
(ay. 34,40). Ketika Yesus diadili, Pilatus mengadili-Nya dengan penyataan:
“engkaukah Raja orang Yahudi?” rupanya penyataan itu dibenarkan oleh Yesus
dengan mengatakan “Engkau sendiri mengatakannya” (27:11). Ketika Yesus disalib,
diatas kepala-Nya pun tertulis: “Inilah Yesus Raja orang Yahudi”. Lima kali
dalam pembukaannya Matius memperkenalkan Yesus sebagai Mesias (1:1, 16-18 dan
2:4).[7]
Dengan menulis silsilah Yesus
dan mencantumkan nama raja-raja bangsa Yahudi serta melaporkan kedatangan orang
Majus yang datang untuk menyembah Yesus, maka Matius hendak memperkenalkna
bahwa Yesus adalah Raja kepada para pembacanya (Mat.2:1-12). Matius melaporkan
bahwa kehadiran orang Majus ke Yerusalem untuk bertanya bahwa seorang raja
telah lahir menunjukkan bahwa Yesus adalah Raja.
KESIMPULAN
Dalam Injil Matius, Matius menuliskan
tentang kepribadian Yesus pada pengalamannya bersama Yesus Kristus waktu masih
melayani di dunia. Dia menuliskan surat ini kepada
orang Yahudi untuk memperlihatkan bahwa Yesus Kristus menggenapi nubuat-nubuat
perjanjian lama mengenai Mesias. Dalam tulisannya dia mengatakan bahwa Yesus adalah
Tuhan, waktu Yesus berkhotbah di Bukit, Yesus secara terang-terangan
diperkenalkan sebagai Tuhan (Mat. 7:22-23). Matius juga memperkenalkan Yesus sebagai anak Abraham dan
anak Daud (Mat.1:1). Dengan memperkenalkan Yesus sebagai anak Abraham, Yesus
juga disebut sebagai Juruslamat, dimana nama yang diberi oleh Malaikat kepada
Maria sebelum Yesus dilahirkan adalah Yesus nama Yunani yang diambil dari kata
‘Joshua’ yang dalam bahasa Ibrani itu berarti Allah penyelamat, Matius
mencatat Yesus sebagai Anak Allah dalam kisah dibaptis (3:17), transfigurasi
(17:5), dan pada kematian-Nya (27:54). Anak Allah dan Kuasa-Nya.
Dalam kitab Injil Matius, Matius
menekankan bahwa Yesus adalah Raja orang Yahudi
sebab Matius mencatat ucapan orang Majus yang mengatakan : “Di manakah Dia,
raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu?” (2:2). Ketika Yesus diadili,
Pilatus mengadili-Nya dengan penyataan: “engkaukah Raja orang Yahudi?” rupanya
penyataan itu dibenarkan oleh Yesus dengan mengatakan “Engkau sendiri
mengatakannya” (27:11). Jadi, kami mengambil kesimpulan mengapa Matius lebih
menekankan Yesus sebagai Raja yang ditunjukkan kepada Orang Yahudi karena
kejadian dan data-data yang telah terjadi dan disaksikan oleh Matius sendiri
seperti yang tertulis di atas.
[1] Leon Morris, Teologi Perjanjian Baru, Gandum Mas, Malang: 1996. Hlm. 160
[2] A. Roy Eckardt, Kristologi masa kini (Mengenali Ulang Yesus
Sejarah). BPK. Gunung Mulia. Jakarta:1996.hlm.29
[3] A. Roy Eckardt, Kristologi masa kini (Mengenali Ulang Yesus
Sejarah). BPK. Gunung Mulia. Jakarta:1996. hlm.30
[4] Marulak Pasaribu, Injil Sinoptik, Gandum mas. Malang:
2005. Hlm.145
[5] A. Roy Eckardt, Kristologi masa kini (Mengenali Ulang Yesus
Sejarah). BPK. Gunung Mulia. Jakarta:1996.hlm.32
[6] Guthrie Donald, Teologi Perjanjian Baru 1 (Allah, Manusia,
Kristus), BPK Gunung Mulia. Jakarta: 2001. Hlm. 266
[7] Dr. David Iman Santoso, Theologi matius, Literatur SAAT. Malang:
2012. Hlm.35
Posting Komentar untuk "KRISTOLOGI DALAM INJIL MATIUS - TEOLOGI"
Berkomentar yg membangun dan memberkati.