Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengertian Kemiskinan dan Kemakmuran Menurut Perjanjian Lama Dalam Alkitab

Pengertian Kemiskinan dan Kemakmuran Menurut Perjanjian Lama


A.   Pengertian Kemiskinan dan Kemakmuran Menurut Perjanjian Lama

Perjanjian Lama menggunakan berbagai istilah kata tentang kemiskinan yaitu ani, evion, dal dan ras makhsor. Kata-kata ini selalu menunjuk kepada tiga kelompok, yaitu para janda, anak-anak yatim dan para pengembara ( Im 19:10;32:22; Ayub. 29:12-13; zak. 7:9-10 ). Meskipun mereka tidak selalu miskin, ada kecenderungan bahwa mereka mudah menjadi miskin. Dalam suatu struktur masayarakat yang didominasi oleh laki-laki, seorang janda akan tidak mampu bersaing. Apalagi seorang yatim. Mereka adalah kaum lemah dan mudah mendapat penindasan dari orang lain.

1.  Kata ani merupakan kata umum dalam bahasa ibrani yang di gunakan untuk menunjuk kemiskinan. Meskipun penggunaanya sering disejajarkan dengan evyon, dal, tetapi artinya berbdeda dari keduanya kata ani lebih menunjuk kepada ketidakberdayaan.

Dalam torah kata ani (7x) lebih menunjuk kepada keadaan miskin secara ekonomi (Kel 22:25;Im 19:10;23:22). Jadi dalam  torah kata ani adalah kaum yang berkekurangan dalam kebutuhan hidup serta secara sosial mereka tidak berdaya dan mudah menjadi objek penindasan. Dalam kita nabi-nabi kata ani (25x) menunjuk kepada kaum ditindas, diperkosa hak asasinya, dan dimiskinkan ( Yes 3:14-15; 10:2,30; 14;30; Yer 22:16; Yeh 16:49; 18:12; Am 8;4 Hab 3:14;  Zef 3:12 Zak 7:10;9:9;11;7,11). Jadi kata ani adalah sebuah kelompok yang khusus di antara umat Allah dalam PL yang menyatakan komitmen dirinya menjadi pengikut Yahweh.

Dalam kitab Ayub juga kata ani 7x  menggambarkan penderitaan kaum, ani  dengan jelas mereka adalah kaum yang ditindas (Ayub 24:4), kaum yang anaknya digadaikan karena kondisi kemiskinannya (Ayub 24:5), dan kaum korban dari pembunuhan yang semena-mena oleh penguasa ( Ayub 24:14).

2.  Evyon  secara umum kata  ebyon  berarti dalam kata torah  ebyon 9x  menunjuk kepada kaum lemah yang diperkosa hak hidupnya ( Kel 23:6) dan kaum yang kehilangan tanah warisannya ( Kel 23:11), kaum yang menerima santunan dari orang lain. ( Ul 15:7-80), kaum yang tertimpa utang dan tak bisa mengembalikanya Ul 15:9-11.

Dalam kitab nabi-nabi  ebyon  17x digunakan untuk menggambarkan, kaum terinjak injak  derajat kemanusianya ( Am 8:4), kaum yang teraniaya oleh penguasa dalam masyrakat dan struktur sosial yang buruk ( Yer 2:34; 20:13; Yeh 18:12 ), kaum yang tidak mendapat perlakuan adil dalam lembaga pengadilan ( Yer 5:28; Am 5:12 band Yes 32:7). Dalam kitab Yerimia miskin secara sosial, maka harus menderita dibawah kebahagian dan keinginan untuk selalu memperoleh orang-orang kaya karena mereka tidak mendapat keadilan ( Yer 5:28) kaum yang jatuh dalam perbudakan sebagai ganti untuk membayar utang mereka.

3.  Dal  kata ini berasal dari Ugaritic yang berarti poor needy.  Dalam torah kata dal 5x  dan dalam kitab kejadian digunakan untuk melukiskan keadaan orang yang miskin, tertindas, dan terampas hak-hak kewajaranya sebagai soerang manusia. Sebenarnya dal adalah masih mampu membiayai hidupnya setiap hari atau lebih tepat disebut mereka adalah petani-petani kecil.  

Dalam kitab nabi-nabi  dal  12x telah berubah makna sesuai perubahan struktur sosial dan menggambarkan, kaum yang menderita karena pengusahaan dan penindasan ( Am 2:7 band 4:1 ; Am 5:11 ; Yes 14:30; Yer 5:4). Kaum yang di pakai membayar pajak untuk membayar tanah, kaum yang dicelahka dalam hukum-hukum utang perbudakan, kaum yang dilecehkan dalam lembaga pengadilan.

4.  Ras dan makhor  kata ras 15x hanya muncul dalam kitab Amsal yang ditujuhkan kepada kaum yang cara hidupnya diwarnai permintaan belas kasihan ( Amsal 14:20; 18:23 ), kaum yang tidak mempunyai teman ( Amsal 14:20;19:7) kaum yang menderita kemiskinan disebabkan oleh kemalasanya ( Amsal 10:4) sedangkan kata  makhor  8x kemiskinan sebagai akibat kemalasannya (6:11;14:23 ;24:34 ) kemiskinan disebabkan oleh pemborosan ( Amsal 21:17).

Bersadarkan pelbagai jenis kimiskinan diatas itu menujukan bahwa haruslah di alami setiap manusia yang hidup khusus pada zaman  purba di Israel dalam dunia sebab penderitan baik dalam segi ekonomi maupun dari penganiayan dizaman purba maupun  pasca modern ini tidak pernah lepas dari hidup manusia kecuali mereka yang bergantung penuh kepada Allah.

Masyarakat Israel yang hidup dari pertanian harus kehilangan hasil penen, disebabkan oleh cuaca buruk sehingga terjadi bencana kelaparan. Keadaan tersebut mengakibatkan banyak masyrakat yang membutuhkan uang untuk membeli benih. Namun solusi terbaik bagi mereka yang membutuhkan uang, mereka melakukan peminjaman kepada tuan dengan persayaratan hasil panen teserbut akan di beri untuk ganti uangnya. Daniel C. snell menyatakan bahwa:

Pada tahun-tahun kering para petani membutuhkan pinjaman dari satu musim , kemusim panen berikutnya, dan tahun-tahun kering cenderung terjadi berturut-turut secara mengerikan para petani dapat menggadaikan tanahnya kepada sanak saudaranya seperti dalam Yeremia 32 atau dengan orang lain.

Pengertian Kemiskinan dan Kemakmuran Menurut Perjanjian Lama Dalam Alkitab


B.     Penyebab kemiskinan khusus dalam Perjanjian Lama

Orang Yahudi pada umumnya berpedapat bahwa orang yang mengalami   kemiskinan bukti dirkarenakan ketidaksetiannya kepada Allah. Bahkan kadang- kadang orang miskin dianggap sebagai “aib sosial”.Mereka ada yang berpengang pada bunyi Firman Tuhan dari kitab Amsal yang tertulis demikian “ Berkat Tuhanlah yang menjadikan kaya, susah payah kerja tidak akan menambahinya” Amsal 10:22. Berkat Tuhan hanya akan mengalir pada orang setia pada Tuhan, sehingga orang menjadi kaya. Namun penyebab kemiskinan yang terjadi pada kalangan umat Israel dalam sejarahnya yang tertulis dalam kitab Perjanjian Lama demikian.

1.      Bencana kelaparan membuat miskin (Kej 41:55-57).

2.      Bencana alam yang mengakibatkan panen rusak.

3.      Pemerasan ribah dalam berhutang.

4.      Penindasaan oleh yang berkuasa atau kaya (Am 5:12).

5.      Miskin akibat dijarah oleh musuh yang menyerang.

6.      Kesalahn manusia seperti malas, serakah peminum, lebih suak berbuat jahat seperti mencuri, dan lainya.


Sebutan itu sesungguh Allah “ mengecam keras” kepada orang malas (Amsal 6:6) dan serakah (Amsal 13:11), orang kaya yang “menindas” orang yang lemah atau menindas yang miskin (Yer 2:34), supaya yang memutar balikan keadilan dan merugikan orang miskin, lamban tang membuat miskin ( Amsal 8:5;19:2), dan peminum . disebut , karena si peminum dan sipelahap menjadi miskin dan kantuk membuat orang berpakaian compang –camping ( Amsal 23:21).

Jadi kemiskinan maupun kekayaan sebenarnya dihubungkan dengan Allah secara erat. Karena kedua topik tersebut dianggap ada hungan timbal balik. Pandangan akan hal itu lebih ditujuhkan pada segi etisnya  dari pada segi ekonomisnya dari pandangan alaminya.


Menurut siringo-ringo tentang pembahasan kemiskinan Konsep mengenai siapakah yang dimaksud dengan orang miskin dalam perjanjian lama dapat ditemukan dalam beberapa bagian penting yang memberikan makna tentang orang miskin baik secara literal/harafiah maupun secara figuratif singkatnya terdapat tiga garis besar klasifikasi dari definisi orang miskin dalam perjanjian lama yaitu: Menunjuk kepada orang yang berkekurangan secara material. Menunjuk kepada orang yang mengalami penindasan secara sosial serta. menunjuk kepada orang  yang miskin secara rohani atau dapat pula diartikan sebagai orang berdosa.


Pembahasan kimiskinan ini dalam Perjanjian Lama. Kita akan melihat bagaimana sikap Allah terhadap mereka yang mengalaminya. Allah memberikan perhatian besar terhadap orang miskin , menderita dan yang tertindas “ Aku ini sengsara dan miskin, tetapi Tuhan memperhatikan aku. Engkaulah, yang menolong aku dan meluputkan aku, ya Allahku, janganlah berlambat” ( Mzm 40:18). Sebab Tuhan menjadi tempat pengungsian bagi orang miskin dalam kesesakanya, perlindungan terhadap angin rebit naungan terhadap panas terik ( Yes 25:4 ). Orang miskin dibentengi-Nya tehadap penindasan ( Mzm 107:41).


Secara umum kemiskinan dapat disimpulkan bahwa orang-orang yang secara meteri mengalami kekurangan atau ketidakmampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan yang cukup. Akan tetapi kemiskinan ekonomi menunujukkan kurangnya sumberdaya dan relasi yang membuat masyrakat miskin sangat  peka terhadap penindasan dan kekerasan. Dalam Perjanjian Lama mereka yang sering dihubungkan dengan kemiskinan adalah janda, anak yatim dan orang-orang miskin dan orang asing. Ketiga golongan tersebut selalu ada dalam organisasi khusus Israel yang mengalami penindasan.


Pemeliharaan Allah kepada orang miskin Dia menyatakan melalui berbagai tindakan aktif-Nya dalam pemeliharaan yang mengankat manusia ( termasuk orang miskin ) sebagai yang menerima Allah dalam dunia ini, dan melalui penggendalian-Nya atas alam semesta. Secara khusus pemeliharaan Allah atas orang miskin dapat dilihat pada awalnya dalam segala ketentuan dan aturan Israel sebagai suatu arahan peninjauan dalam menentukan sikap. Dan perkembangan pemeliharaan Allah dapat dilihat melalui berbagai nubuat para nabi serta berbagai hikmat yang berasal dari Allah sebagai pemeliharaan dan pemerintahan Allah bagi orang-orang yang hidup dalam kemiskinan. Konstitusi Israel terdiri dari hukum moral, dan hukum sipil, dan hukum seremonial yang ditetapkan Allah melalui serangkaian Firman-Nya yaitu:


Dalam hukum moral. Hukum moral diawali dengan pernyataan “ akulah Tuhan Allahmu yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir” Kel 20:2 karena itu standar moral untuk memutuskan apa yang salah dan apa yang benar dan jahat dietapkan berdasarkan kekudusan dan karakter Yahweh.


Pernyataan ini merupakan penegasan makna hukum moral dalam Kel 20:2, Namun hakikat dari Keluran 22:21-27 adalah Allah telah menetapkan bahwa orang miskin janda, anak yatim, orang asing agar jangan di tindas kerena demikian, Allah akan mendengarkan seruan mereka, serta murka dan penghukuman-Nya akan bangkit karena Allah adalah kasih.


Dalam hukum sipil, terdiri dari hukum-hukum yang mencerminkan kepedulian sosial dimana orang Israel akan hidup dengan kepedulian yang benar terhadap sesamanya dalam dunia ini. Kel 23:6 ; Kel 23:11.


Kedua jenis hukum diatas sangat bermanfaat bagi kehidupan orang-orang Israel yang mengalami kemiskinan. Karena hukum sebagai penopang bagi mereka agar jangan terus- menerus mereka di tindas oleh pihak yang melakukan tindakan penindasan.


C.   Pengertian kemakmuran dalam Perjanjian Lama

Kemakmuran umumnya dianggap orang Yahudi sebagai bukti berkat Allah. Abraham sangat kaya, banyak ternak, perak dan emasnya. Kej 13:2 Pemazmur juga memuji megenai harta kekayaan, harta dan kekayaan ada dalam rumahnya tetap untuk selamanya ( Mzm 112:1-3). Mereka di berkati karena mepunyai iman yang baik yaitu Takut akan Tuhan dan moralnya pun penuh dengan kebajikan. Ketika Allah menawarkan kepada Salomo ingin meminta apa dan pasti akan- ku berikan. Raja Salomo hanya meminta hikmat dan pengertian saja, Salomo tidak miminta kekayaan, harta benda kemulian atau nyawa pembecianya, dan juga tidak meminta panjang umur.

Posting Komentar untuk "Pengertian Kemiskinan dan Kemakmuran Menurut Perjanjian Lama Dalam Alkitab"