Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

TEOLOGI YAHWEHNISME

 

TEOLOGI YAHWEHNISME

 

PENDAHULUAN

Akhir-akhir ini fenomena kemunculan teologia yang menggunakan pemakaian nama Tuhan bangsa Israel yaitu Yahweh semakin marak di dalam dunia kekristenan. Kemunculan fenomena ini tak pelak mendapatkan sambutan yang beragam dari kalangan kekristenan. Sebagian kecil ada yang mendukung tetapi tidak banyak juga yang menentang. Pertentangan yang paling kuat berasal dari kalangan gereja dan komunitas orthodox Syria dan Koptik  yang menggunakan tradisi arab di dalam ibadahnya. Hal ini dikarenakan teologia ini juga menganggap bahwa penggunaan kata ALLAH di dalam Alkitab itu adalah sebuah kesalahan yang sangat serius. Sampai-sampai pada akhirnya kelompok ini mengeluarkan/mencetak Alkitab versi mereka sendiri yang di sebut ILT (Interlinear Literal). Kitab ini menterjemahkan alkitab secara literal dari bahasa Ibrani-Yunani dan tentu saja sama sekali tidak diketemukan kata Allah di situ.

Latar Belakang Kemunculan Yahwehnisme

Menurut Ir. Herlianto M.Th, YHWHisme adalah aliran yang berasal dari suatu gerakan di Amerika Serikat pada akhir abad XIX yang bernama Sacred Name Movement (SNM / Gerakan Nama Suci), yang di motori oleh sekelompok Yahudi yang ingin memulihkan Nama Suci YHWH.  Sekte ini dipengaruhi oleh paham Hebraic Roots Movement yang menekankan kembali ke akar Yahudi. Pada tahun 1920/30-an, gerakan Religious Zionism yang menekankan kehidupan keagamaan Yahudi, meningkatkan kegiatannya di AS. Charles Taze Russel (pendiri Saksi Jehova) adalah yang pertama terkena imbas SNM dan penerusnya menggunakannya sebagai nama aliran Jehovah Witnesses (1931).

SIAPA YANG MERUMUSKAN

Di Indonesia, gerakan yang juga memiliki nama yang sama dengan gerekan akarnya dibarat ini di sebut Sacred Name Movement (Gerakan Pengagung Nama Suci). Gerakan ini dimulai sekitar tahun 1970 yang dilakukan oleh kakak beradik Pdt Daniel Nur Azis antono dan Pdt. Sabbath Aenul Abiyah di Gereja Isa Al-Masih Jogjakarta. Pada saat kedua orang ini mengadakan KKR “Tuhan Yesus adalah Tuhan Jehuwah Yang Maha Kuasa” penolakan dari pihak-pihak gereja di Yogjakarta mulai nampak, tetapi tidak menyurutkan gerekan SNM ini untuk mulai membangun kekuatan. Tahun 1980 Gerakan ini mulai muncul lagi yang digawangi oleh Pdt Leo dan Yvoune Sezepfand dari GBI Cibunar. Dan kemudian di tahun 1990 gerakan ini mulai menggunakan kajian-kajian teologis secara lebih kritis. Nama-nama seperti Pdt Benyamin Obadyah dari GBI Bintaro, kemudian Pdt Deny Pantow dari GKRI, Ev dr Suradi dari PLP “Nehemia”. Di era dr Suradi inilah gerakan SNM mulai berkembang pesat karena menggunakan media cetak seperti traktat.

TUJUAN TEOLOGI

Aliran ini secara teologis bermula dari semangat untuk mengembalikan lagi semangat semistik(timur) yang sudah hilang di dalam gereja. Seperti diketahui bahwa dewasa ini kegerakan gereja mengarah kepada pemahaman western (barat) yang banyak dipengaruhi oleh perkembangan gereja di eropa dan Amerika. Bahkan pengaruh barat ini juga membawa pengaruh anti semit, anti torah dan anti Yahweh. Padahal secara sejarah justru kekristenan itu tumbuh di kawasan semit dan bukan barat. Oleh karena itulah gerakan aliran ini mulai berniat untuk mengembalikan gereja kepada pemahaman-pemahaman semitik.

AJARAN Teologi Yahwehisme

Secara umum teologia yahwehisme ini menyatakan bahwa Tuhan Israel yaitu Yahweh memiliki nama (proper name) yang spesifik yang merupakan nama Tuhan yang benar, dan celakalah orang yang menyebut Tuhan dengan menggunakan kata ALLAH. Penjelasan dibawah ini adalah prinsip yng dipercaya oleh para pengikut Yahwehisme, jadi mohon dilihat dengan semangat sebuah study ilmiah agar pembaca bisa menentukan yang benar dan yang salah.

PRINSIP-PRINSIP DASAR PEMAHAMAN

1.      Nama diri tidak boleh dirubah dengan sembarangan.

Nama diri tidak boleh sama sekali dirubah, contoh apabila ada seorang yang bernama Eko, di Inggrispun dia akan tetap disebut sebagai Eko bukan Mr. One. Jadi nama diri selalu melekat didalam diri orang tersebut apapun bahasanya. Kalaupun bisa berubah yang berubah hanya logatnya saja, contoh nama di atas menjadi Mr Eka. Begitu juga dengan nama Yahweh, Walaupun dalam bahasa Arab maka seharusnya berubah menjadi Yahwah (Kitab berbahasa Arab), Jehovah (Kitab berbahasa Inggris KJV) , Yehwah (Kitab berbahasa Jawa), Jahoba (Kitab Berbahasa Batak) dan lain-lain. Nama ini disembah oleh Avraham, Yishaq, dan Yaaqov dan juga nabi-nabi yang lain sebagai Tuhan mereka. Perhatikan ayat-ayat berikut ini

DASAR ARGUMENTASI “YAHWENISME”

לַפְּסִילִֽים וּתְהִלָּתִ֖י לֹֽא־אֶתֵּ֔ן לְאַחֵ֣ר וּכְבֹודִי֙ שְׁמִ֑י  ה֣וּא  יְהוָ֖ה אֲנִ֥י

Ani Yahweh hu sh’mi uk’vodi le ’akher lo-etten ut’hillati lap’silim. Aku Yahweh, itu namaKu. Dan Aku tidak akan memberikan kemuliaanKu kepada yang lain dan pujianKu kepada patung. (ILT) Yeshayahu 42:8. Kemudian perhatikan juga ayat ini:

Keluaran 3:15 .אַבְרָהָ֜ם אֱלֹהֵ֨יאֲבֹתֵיכֶ֗ם אֱלֹהֵ֣י יְהוָ֞ה יִשְׂרָאֵל֒ בְּנֵ֣י אֶל־ תֹאמַר֮ כֹּֽה־ מֹשֶׁ֗האֶל־  אֱלֹהִ֜ים ע֨וֹד וַיֹּאמֶר֩

Wayomer od elohim el-Moshe ko-tomar el-benei Yisrael, Yahweh elohei, avoteikem elohei Avraham elohei Yits’khaq weelohei Ya’aqov sh’lakhani, aleikem ze-sh’mi le’olam we’ze zik’ri le’dor dor. Berfirmanlah elohim kepada Moshe: Katakan demikian kepada bani Yisrael. Yahweh, elohimnya leluhurmu, elohimnya Avraham, elohimnya Yits’khaq, elohimnya Ya’aqov, telah mengutus aku kepadamu. Itulah namaKu untuk selama-lamanya dan itulah pengingat bagi-Ku dari generasi ke generasi,  (ILT). Dan masih banyak lagi tulisan yang tertulis di dalam Alkitab yang menyatakan tentang Tuhan Israel yang bernama Yahweh. Nama itu tidak diberikan oleh Moshe tetapi dirinya sendirilah yang memberikannya.

Seperti di Kitab Yeremia 32:30

Asher-sham’ta otot umof’tim be’erets-Mits’rayim ad-hayyom hazze, uv’Yisrael uvaadam wattaa’se-lekha shem kayyom hazze. Sebab Engkau yang telah menaruh tanda-tanda dan keajaiban-keajaiban di tanah Mitsrayim/Mesir sampai pada hari ini, dan di Israel, serta di antara manusia; dan Engkau telah membuat Nama bagi-Mu, seperti pada hari ini. (ILT)

Jadi kesimpulannya Allah telah membuat namaNya sendiri, sehingga nama itu tidak boleh dirubah-rubah sekehendak hati sendiri-sendiri Bahkan ada larangan untuk menyebut nama Yahweh dengan sembarangan.

Lo tissa et-shem-YAHWEH eloheikha lashawe ki lo yenaqe YAHWEH, et asher-yissa et-sh’mo lashawe. Jangan menyebut Nama YAHWEH, Elohimmu, untuk kesia-siaan, karena YAHWEH tidak akan membebaskan orang yang menyebut Nama-Nya dalam kesia-siaan. (ILT)

Keluaran 20:7. Dan jika hal ini dilanggar, maka akan menimbulkan konsekuensi yang tidak ringan yaitu :

1.  Dipandang bersalah oleh Yahweh (Keluaran 20:7)

2.  Menerima Kutuk karena tidak menghargai Yahweh (Maleakhi 2:1-3)

3.  LAI telah merubah Nama Diri Yahweh.

Contoh : Yesaya 42:8

Ani Yahweh hu sh’mi uk ’vodi le ’akher lo-etten ut’hillati lap’silim. Aku Yahweh, itu namaKu. Dan Aku tidak akan memberikan kemuliaanKu kepada yang lain dan pujianKu kepada patung, perhatikan terjemahan dari LAI.  Aku ini TUHAN, itulah nama-Ku; Aku tidak akan memberikan kemuliaan-Ku kepada yang lain atau kemasyhuran-Ku kepada patung.

Dan Perhatikan juga terjemahan ayat di bawah ini:

Kejadian 15:2 Wayomer Avram Adonai Yahweh ma-titten-li we’anoki holekh a’riri uven-mesheq beiti hu Dammeseq Eliezer. Berkatalah Avram : Ya, Tuhan Yahweh, apa yang akan Engkau berikan kepadaku, sedangkan aku tidak mempunyai anak? Dan ahli waris di rumahku Eliezer orang Dammeseq. (ILT) Abram menjawab: “Ya, Tuhan ALLAH, apakah yang akan Engkau berikan kepadaku, karena aku akan meninggal dengan tidak mempunyai anak, dan yang akan mewarisi rumahku ialah Eliezer, orang Damsyik itu. (Yayasan Lembaga Alkitab Indonesia).

Jadi LAI sendiri menurut kelompok penganut Yahwehisme ini, membuat KESALAHAN yang amat fatal dalam penterjemahan Alkitab tersebut yaitu dengan mengganti nama Yahweh menjadi ALLAH. Pertanyaanya mengapa LAI melakukan hal tersebut ? Mengapa harus merubah nama itu menjadi Allah. Menurut mereka hal ini bisa memicu kerancuan istilah. Jika kita perhatikan didalam alkitab LAI terdapat kata Allah, ALLAH, Tuhan ALLAH, Tuhan; kemudian bagaimana caranya umat yang mendengarkan hal itu bisa membedakan Tuhan yang sedang dipakai Tuhan yang mana ? Ini berarti LAI tidak bisa membedakan antara Personal Name dan Generic Name. Sebagai penjelasan kata Ellohim adalah istilah ibrani yang dipakai untuk menunjukkan sesuatu yang disembah dan dianggap berkuasa, dalam hal ini menunjuk Tuhan yang benar atau tuhan asing. Dalam penterjemaham di LAI, maka mereka menggunakan penterjemahan Allah (huruf depan capital) dan allah (huruf kecil semua). Penterjemahan ini sama sekali tidak tepat karena Allah adalah nama Tuhan orang Muslim (QS 20:14;QS 19:28).

Kekeliruan tersebut mengakibatkan terjadinya konsep ketuhanan yang kacau dalam iman Kristen sehingga Kekristenan Indonesia sedang dalam masa krisis Orientasi ketuhanan, menurut kelompok ini. Padahal jika kelompok Yahwehisme ini memiliki pandangan demikian, maka mereka sebenarnya justru sedang merancukan MAKNA ALLAH sebagai makna yang sangat terbatas hanya untuk kelompok tertentu.

Untuk Menlayani Dari Segi Kegunaan Istilah, Dan Kontekstual, Kegunaan Bahasa

2.     Kata Allah adalah sesembahan Orang Islam

Kata Allah sendiri dalam Islam ataupun Kristen masih menjadi bahan perdebatan. Didalam Islam ada yang menyatakan bahwa Allah berasal dari kata Al-Ilah yang dibuang hamzahnya. Tetapi pendapat ini sangat lemah karena banyak ulama berpendapat bahwa Allah itu adalah Dzat yang melampaui nama, jadi kata Allah sendiri sudah ada sejak awalnya.Ini dikarenakan kaidah tulisan arab tidak membenarkan hal itu, jika Allah berasal dari kata Al-Ilah yang dibuang hamzahnya mengapa hal itu tidak terjadi pada kata Al-Iman menjadi Alman

Didalam pengertian Kristen kata Allah bersumber dari bahasa Aramaik Alaha, ada juga yang berpendapat dari akar kata rumpun semitis El, Eloah dan Ellohim. Bentuk arabnya adalah Ila lalu mendapat definite article Al. Secara penelitian Akademis seorang ahli teologi budaya islam George Fry dan James King menyatakan

 

“ The name by which God is known to muslim, Allah is generally though to be the proper noun form of the Arabic word for God, Ilah. Al meaning The in Arabic word.”

Bahkan. Blau menjelaskan bahwa kata Allah adalah murni dari konteks Arab bukan dari sumber aramaik.

3.     Kronologi Pemakaian Allah dalam kitab suci Kristen.

Masih menurut kelompk penganut Yahwehisme terdapat kesengajaan pemakaian kata ALLAH dalm lingkungan Kristen dan hal itu bukan kebetulan. Dalam rangka penterjemahan alkitab berbahasa melayu, maka ketika katholik suda mulai masuk ke nusantara (1596),maka dimulailah proses pembuatan kitab suci.

Pada tahun 1629 seorang VOC bernama Albert Corneliz Ruyl menterjemahkan injil Matius dari bahasa yunani ke bahasa melayu dan bahasa Belanda. Perincian transkrip terjemahan adalah sebagai berikut :

   Theos diterjemahkan menjadi Allah (Mat 4:4)

    Iesos diterjemahkan menjadi Yesus (Mat 1:1)

    Christos menjadi Christus (Mat 16:16)

    Abraam menjadi Ibrahim (Mat 1:1)

Pada tahun 1733, Melchior Lejdeker dan HG Klinkert (1879) menterjemahkan dengan pola berikut :

    Theos menjadi Allah (Mat 4:4)

    Iesos menjadi Isa (mat 1:1)

   Christos menjadi Almasih (Mati 16:16)

Hal ini dikarenakan LAI berpendapat bahwa penggunan kata Allah tetap sah sebagai terjemahan untuk Theos dan Ellohim. Padahal di tahun setelah itu yaitu sekitar tahun 1784-1753 sudah diterjemahkan kitab suci yang diterjemahkan dari bahasa portugis dengan tetap mengunakan kata Jehovah.Hal inilah yang aneh karena terjemahan Lejdeker, Klinkert dan Bode tetap dipergunakan sementara alkitab terjemahan dari bahasa portugis sepertinya tidak ada harganya sama sekali. Dengan demikian, maka seolah ada sebuah proses kesengajaan untuk memasukkan Tuhan sesembahan orang islam yang merupakan adopsi dari budaya islam.

Bagaimanakah Perkembangan Yahwehisme Secara Umum.

Diawali gerakan sacred name movement yang dicutuskan oleh Orang Yahudi modern di AS. Dimana mereka menggunakan metode tettragramaton.

Mereka berhipotesa bahwa YHWH itu sebenarnya ada huruf Vokalnya.

Mereka juga berhipotesa bahwa YHWH itu adalah sebuah singkatan.

Mereka juga berhipotsis kepanjangan dari YHWH itu adalah El- Yahweh. Akhirnya dari pemahaman yang salah tersebut maka pemahaman teologi Yahweisme itu mulai bertambaha pesat bukabhanya ke umum saja tetapi sampai ke pada gereja. Aliran ini biasa di sebut juga dengan Sacred Name Movement atau yang juga dikenal dengan Yahweh-isme.

Bagaimana Perkembangan Yahwehisme  Dalam Gereja

Yahwehisme tidak dianut oleh semua aliran gereja. Tetapi hanya oleh orang-orang yang dipengaruhi dengan pemahaman Teologi yang ekstrim terhadap penyebutan nama “Allah” atau “TUHAN” sehingga memisahkan diri dari gereja dan mendirikan kelompok tersendiri untuk menyebut “TUHAN” dengan sebutan “Yahwe”. Supaya terlihat Allah yang mereka percaya tidak sama dengan allah  yang dianut oleh agama lain.

Perkembangan Dalam Gereja

Kegunaan sebut “yahwe” mempengaruhi:

Liturgika Gereja, yakni semua pujian yang ada kata-kata “TUHAN”, diganti menjadi “Yahwe” dan “Allah” menjadi “Adonai”, serta “Roh Kudus” menjadi “Ruah Ha kados” atau “Ruah kados”.

Khotbah, diwajibkan supaya setiap pengkotbah harus menggunakan nama “Yahwe”, Adonai, Ruah Hamones”. Sehingga kelompok Yaweh otomatis pasti ekklusif, sulit mengundang pengkhotbah yang bukan penganut Yahwe.

Mempengaruhi pemahaman jemaat awam. Sehingga dalam perkembangannya akan ada banya orang yang menjadi penganut kelompok Yahwenisme, dan beranggapan bahwa pemahaman Kristen itu keliru. 

Mempengaruhi keyakinan jemaat awam. Sehingga ada banyak yang percaya pada ajaran-ajaran yahwe-isme berani berkata bahwa kepercayaan nama Yesus Kristus itu salah. Bukan Tuhan Yang benara karena yang benara harus menyebutnya YAHwe.

Kesimpulan Tentang Perkembangan Dan Ajaran Yahweisme

Sekte ini memang berkembng secara luas biasa, karena dipengaruhi oleh perkembangan pemahaman Teologi. Namun mereka lupa otoritas Alkitab yang adalah Firman Allah secara mutlak.  Sehingga begitu mudahnya mereka memberanikan diri untuk merubah Alkitab sesuai dengan sudat pandang sekte mereka. Sekte ini merubah Alkitab bukan karena ada pengilhaman baru, tetapi dipengaruhi oleh perkembangan pemahaman Teologi.

BAGAIMANA CARA MELAYANI MEREKA

·         Harus meyakinkan Mereka bahwa Alkitab adalah MUTLAK Firman Allah  yang berotoritas Ilahi. Sebagaimana terungkap dalam 2 Timotius 16.

·         Harus meyakinkan mereka bahwa Alkitab bukan Buku yang berisi Firman Allah.

·         Harus meyakinkan Mereka Bahwa kegunaan nama “Allah” netrala.

·         Dari historis bahwa dalam terjemahan LXX, septuaginta, nama YHWH telah diterjemahkan ke Yunani menjadi “TUHAN”.

·         Dari segi kontekstual, setiap bahasa itu harus bisa dipahami oleh pembaca. Itulah sebabnya tidak salah jika Orang Indonesia menyebutnya TUHAN, ALLAH.

·         Dari kesalahpahaman terhadap kegunaan Allah, tidak akan mempengaruhi Eksistensi Allah yang kita sembah, artinya siapa saja boleh menyebutkannya sebgaia Allah.

·         Harus memberi pemahaman terhadap jemaat awam.

DASAR ARGUMEN TEOLOGIS

·         Yesus sendiri saat mengutip Yes 61:1-2, dibagian akhirnya, Ia mengganti kata YHWH menjadi KURIOS (Tuhan). Ini hanya satu dari sekian banyak ayat dalam PB yang jelas-jelas mengubah / mengganti YHWH menjadi KURIOS.

·         Jika Yesus sendiri saja bisa mengganti kata YHWH, lalu apa gerangan kehebatan / kelebihan para pengagung nama Yahweh dibanding dengan para rasul yang menulis PB dibawah ilham Roh Kudus? Atau bahkan dibandingkan dengan Yesus yang adalah Allah / YHWH itu sendiri?? Tidak ada satupun rumus dalam Alkitab yang mengharuskan penggunaan nama Yahweh! Jelas, rumus yang diciptakan oleh Pdt. Yakub Sulistyo, dkk, adalah rumus yang palsu!

KESIMPULAN

·         Kelompok Yahwe- isme keliru dalam mempersoalkan konsonan YHWH karena diterjemahkan YHWH menjadi “Allah”. Ini terjemahan yang keliru.

·         Sebetulnya YHWH harusnya diterjemahkan menjadi “ TUHAN”.

·         Jika Elohim diterjemahkan menjadi “ Allah”

·         Adonai harus diterjemahkan menjadi  “Tuhan”.

Posting Komentar untuk "TEOLOGI YAHWEHNISME"