Renungan Lukas 3:14 KEHIDUPAN YANG BERBEDA
Lukas 3:14 “Prajurit-prajurit juga bertanya kepadanya, “Dan kami, apakah yang harus kami perbuat?” Jawab Yohanes kepada mereka, “Jangan merampas dan jangan memeras dan cukupkanlah dirimu dengan gajimu.”
Di tengah citra buruk seputar korupsi, kolusi, dan
nepotisme di kalangan para penegak hukum, nyatanya ada sosok polisi yang tetap
bersikap sebagai pengayom masyarakat.
Salah satunya adalah anggota Satlantas Polres Gresik,
Aiptu Jailani. Ia dijatah uang saku sebesar dua ratus ribu rupiah per bulan
oleh sang istri. Jumlah yang terbatas. Toh bintara muda ini tidak tergoda
menambah uang sakunya dari penyalahgunaan tugas.
Predikat polisi lalu lintas yang akrab dengan “uang
damai” tidak berlaku untuknya. Baginya, siapa pun yang melanggar aturan lalu
lintas harus ditindak dan mendapatkan surat tilang. Termasuk istrinya sendiri!
Ketegasan dan kejujuran Aiptu Jailani patut diacungi jempol.
Selain pemungut cukai, profesi prajurit pada zaman Yesus
mendapat cap negatif dari masyarakat karena tindak pemerasan dan perampasan
yang kerap mereka lakukan.
Salah satu alasannya bisa jadi gaji yang kecil. Namun, di
tengah penilaian negatif itu, beberapa prajurit mengakui kesalahannya dan ingin
berubah.
Apakah yang sepatutnya mereka lakukan untuk memperbaiki
diri di tengah masyarakat? Yohanes Pembaptis menasihati mereka, “Jangan
merampas dan jangan memeras dan cukupkanlah dirimu dengan gajimu” (ay. 14).
Orang percaya dipanggil untuk menjadi sosok yang berbeda
di tengah lingkungannya. Berbeda karena memiliki prinsip yang kuat untuk
berlaku jujur dan berpegang teguh pada kebenaran firman Tuhan di tengah
maraknya budaya korupsi. Berbeda karena menolak berkompromi dengan dosa.
“Memegang teguh kejujuran di tengah lingkungan yang tidak
jujur, prinsip inilah yang menjadikan orang kristiani itu berbeda!’’
Posting Komentar untuk "Renungan Lukas 3:14 KEHIDUPAN YANG BERBEDA"
Berkomentar yg membangun dan memberkati.