Renungan - Experiencing God
Sejatinya kekristenan bukanlah sebuah agama yang sekadar dipeluk
atau dianut oleh umatnya, tapi sebuah proses perjalanan hidup bersama TUHAN
dari hari ke hari. Sesungguhnya pula, TUHAN bukanlah sosok yang sekadar untuk
dipelajari, diketahui atau dipercayai tapi satu Pribadi yang perlu dialami. Itu
sebabnya kekristenan tanpa mengalami KRISTUS setiap hari akan menjadi
kekristenan agamawi, yang dangkal, hambar, kering, dan tidak punya kuasa untuk
mengubah kehidupan.
Dalam
menjejaki perjalanan hidup ini, tentu banyak hal di depan sana yang tidak kita
ketahui dan tidak dapat kita prediksi. Puji TUHAN buat semua kesuksesan,
pencapaian, pengalaman dan pengetahuan kita di masa lalu. Tapi percayalah,
semua itu tidak cukup. Hal itu tidak dapat menjadi pegangan kita untuk
menghadapi dinamika perjalanan hidup kita ke depan.
Salomo adalah manusia yang paling brilian,
kaya, dan sukses yang pernah dicatat di Alkitab. Sebuah kombinasi sangat luar
biasa dalam hal pencapaian seseorang. Sayangya dengan semua kehebatan yang
dimilikinya, hati Salomo berpaling dari TUHAN dan tidak mengikuti TUHAN lagi
dengan sepenuh hati. Akhir perjalanannya, Salomo menyaksikan semua
capaian dan prestasinya hancur berkeping-keping, tak bermakna, dan tanpa
arti, Mengapa hati Salomo gampang beralih dari TUHAN? Ternyata faktor
penyebabnya adalah karena selama hidupnya, Salomo hanya mengalami TUHAN
dua kali saja (1 Raj. 11.6).
Ketahuilah bahwa kesuksesan, fasilitas,
pengalaman dan pengetahuan kita tak akan bisa menggantikan faktor TUHAN.
Sadarlah jika kita dan semua yang kita miliki itu terbatas. Itu sebabnya kita
perlu terus dituntun dan mengalami kuasa yang tak terbatas, yaitu kuasa TUHAN.
Hanya TUHAN yang punya kuasa tak terbatas. Kabar baiknya adalah TUHAN yang tak
terbatas itu memutuskan untuk tinggal di dalam kita (CHRIST in you).
"Kepada mereka Allah mau memberitahukan, betapa kaya dan mulianya rahasia itu di antara bangsa-bangsa lain, yaitu: Kristus ada di tengah-tengah kamu, Kristus yang adalah pengharapan akan kemuliaan!" (Kol. 1:27)". KRISTUS yang di dalam kitalah yang akan menuntun, menyertai bahkan memberi kekuatan untuk kita dapat berjalan bersama DIA, yaitu berjalan di jalan kemenangan.
Ketika kita terus mengalami TUHAN secara pribadi, yang terjadi adalah, "kadar" TUHAN dalam hidup kita makin besar dan "kadar" si aku makin kecil. Saat itu terjadi, "produk-produk" TUHAN-lah yang akan mewarnai dan mendominasi kehidupan kita, dan akan meluap keluar melalui perkataan, sikap, serta tindakan kita. Sebaliknya, jika kita makin jarang mengalami TUHAN, maka "kadar" si aku itu akan semakin besar dan akan mendominasi hidup kita. Ujung-ujungnya, "produk" si akulah yang akan meluap keluar dari hidup kita. Tidaklah mengherankan jika akhirnya kita jadi makin egois, mudah tersinggung, pemarah, kecewa, menyimpan dendam, suka melukai sesama, dan semua hal yang bertentangan dengan kehendak TUHAN.
Akhirnya, biarlah teriakan Musa ini juga menjadi teriakan kita dalam menjalani hidup ini: "Jika ENGKAU sendiri tidak membimbing kami, janganlah suruh kami berangkat dari sini. Dari manakah gerangan akan diketahui, bahwa aku telah mendapat kasih karunia di hadapan-Mu, yakni aku dengan umat-Mu ini? Bukankah karena ENGKAU BERJALAN BERSAMA-SAMA DENGAN KAMI, sehingga kami, aku dengan umat-Mu ini, dibedakan dari segala bangsa yang ada di muka bumi ini?” (Kel. 33:15-16).
Posting Komentar untuk "Renungan - Experiencing God "
Berkomentar yg membangun dan memberkati.