Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Renungan Filipi 2:6 DIGERAKKAN OLEH HATI

Filipi 2:6 ‘’Yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan.’’

Dalam budaya orang-orang Yunani, pekerjaan menjadi pelayan (hamba) dianggap sebagai profesi paling rendah, tidak berguna.

Hamba sebagaimana seorang budak, di masa itu digambarkan sebagai orang yang sudah kehilangan haknya. Mati hidup ada di tangan tuannya dan hanya melakukan perintah tuannya. Apa yang dilakukannya, semata-mata untuk menyenangkan hati tuannya.

Rasul Paulus menjelaskan salah satu cara untuk mengatasi masalah di Filipi karena ketidakbersatuan, perpecahan, perselisihan adalah dengan hidup sebagai seorang hamba atau pelayan yang berkenan di hati Tuhan.

Memiliki hati hamba yang berkenan adalah karakter yang Tuhan Yesus tunjukkan kepada kita. Yesus Kristus telah mengosongkan diri-Nya, tidak menganggap kesetaraan-Nya dengan Allah sebagai milik yang harus dipertahankan, Ia telah merendahkan diri-Nya bahkan taat sampai mati!

Dari nasihat Rasul Paulus kita belajar agar kita melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh (ay. 12, 13); melayani Tuhan dengan sukarela (ay. 14-16); dan melayani Tuhan dengan sukacita (ay. 17, 18).

Kita adalah seorang hamba yang berkenan ketika kita tetap sungguh-sungguh melayani Tuhan meski tak seorang pun mengasihi kita.

Hanya ketika kita memiliki hati hamba maka kita sanggup mengerjakan segala sesuatu penuh dengan kerelaan hati, tanpa paksaan dan tidak bersungut-sungut. Dan kita akan tetap berani menghadapi setiap rintangan dalam pelayanan dengan sukacita meski harus dengan pengorbanan.

Hati Hambalah Yang Menggerakkan Diri Kita Untuk Melayani Tuannya Dengan Sepenuh Hatinya.

Renungan Filipi 2:6 DIGERAKKAN OLEH HATI


Posting Komentar untuk "Renungan Filipi 2:6 DIGERAKKAN OLEH HATI "