Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Renungan Matius 5:4 - BERBAHAGIA YANG BERDUKACITA

Matius 5:4

Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur.

 

Renungan Matius 5:4 - BERBAHAGIA YANG BERDUKACITA

Sepanjang pemikiran saya sebagai seorang agnostik, sebagai orang Kristen, saya tidak menyadari akan dosa saya. Saya hanya percaya bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah, bahwa Ia mati di kayu salib untuk dosa-dosa manusia tetapi entah kenapa itu tidak menyadarkan saya bahwa saya adalah yang berdosa. Gaya hidup saya tidak jauh berbeda dengan kebanyakan anggota gereja lainnya. Dan, meskipun hidup saya tidak menjadi teladan, saya beranggapan bahwa hidup saya dibandingkan dengan orang lain masih lebih baik. Bahkan, saya tidak memahami tentang makna salib dan penumpahan darah. Saya ofensif berdasarkan alam pikiran dan konsep saya.

Saya percaya bahwa Yesus pribadi terbesar yang paling berpengaruh, guru terbesar. pemimpin terbesar, teladan terbesar yang pernah ada. Dan jika Dia harus mati di kayu salib untuk menebus dosa, bagi saya hal itu tidak cukup penting dan tidak menjadi masalah. Namun, hal yang benar-benar penting bagi saya adalah fakta bahwa menurut Alkitab dan bukli sejarah, Yesus menjalani kehidupan yang sangat baik yang didedikasikan untuk menolong orang lain. Lalu pada suatu hari - saya tidak akan pernah lupa waktu dan tempat, meskipun saya lupa bagian yang saya baca di Alkitab, tiba- tiba saya diberi pemahaman yang jelas bahwa Kristus mati di kayu salib untuk dosa-dosa saya. 

Akhirnya saya menyadari bahwa tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan dosa, bahwa saya telah kehilangan kemuliaan Allah dan bahwa saya pantas mati. Saya juga menyadari bahwa tidak ada sesuatupun di dalam hidup saya yang layak untuk mendapakan kasih karunia- Nya, pengampunan-Nya, pembersihan-Nya. Saya berlutut menangis, sangat sadar bahwa saya tidak layak dan untuk pertama kalinya dalam hidup saya, saya memahami makna sebenarnya dari salib dan alasan mengapa Dia menumpahkan darah-Nya bagi saya.

Segera setelah saya terpilih menjadi anggota diaken di gereja saya, saat melayani Perjamuan Kudus. Saya tidak pernah melupakan pengalaman itu. Saya menemukan diri saya menangis ketika makan roti yang melambangkan tubuh-Nya dan minum anggur yang melambangkan darah-Nya ditumpahkan bagi dosa Kita.

Penerapan: Saya tidak akan mengabaikan dosa-dosa saya tetapi saya mengakuinya, bertobat, dan, melalui pernapasan rohani, saya akan berialan terus-menerus dalam terang, menjalani kehidupan yang supranatural.


Posting Komentar untuk "Renungan Matius 5:4 - BERBAHAGIA YANG BERDUKACITA"