Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Renungan Nehemia 1:1-11 - PEMIMPIN YANG SENSITIF

“Ketika kudengar berita ini, duduklah aku menangis dan berkabung selama beberapa hari. Aku berpuasa dan berdoa ke hadirat Allah semester langit, kataku: “Ya Tuhan, Allah semesta langit, Allah yang maha besar dan dahsyat, yang berpegang pada perjanjian dan kasih setia-Nya, terhadap orang-orang yang kasih kepada-Nya, dan tetap mengikuti perintah-perintah-Nya.”(Nehemia 1:4)

Renungan Nehemia 1:1-11 - PEMIMPIN YANG SENSITIF



Tipe kepribadian atau pun karakter manusia berbeda-beda dalam meresponi sesuatu. Ada yang acuh tak acuh, tidak mau ambil pusing, masa bodoh, entah apalagi. Namun ada juga yang sangat peduli dan peka (sensitif), sehingga bukan saja mendengar tetapi melakukan sesuatu. Banyak pemimpin yang gagal bukan karena mereka orang bodoh tetapi tidak sensitif. Apakah Nehemia adalah seorang pemimpin yang sensitif pada zamannya? Dalam bacaan kita menunjukkan bahwa ia memiliki sikap itu. Nehemia bukan saja mendengar situasi bangsanya - Israel yang memprihatinkan itu, tetapi ia kemudian masuk ke hadirat Allah, berdoa berpuasa, sembari menangis beberapa hari. Ia mengakui dosanya dan bangsanya di hadapan Allah. John Maxwell berkata, “Prayer internalizes the burden, depending our ownership of a need.”

Memang Nehemia sungguh berbeban bagi bangsanya, sehingga ia pun tahu bahwa Allah tahu persis akan keperluannya. Allah bahkan menghargai hatinya yang berbeban untuk pemulihan bangsanya. Warren Wiersbe menulis, “Nehemia adalah seorang pendoa; anda dapat menemukan sepuluh dari doa-doanya di dalam kitab ini (1:4; 2:4; 5:19; 6:9, 14; 13:14, 22, 29,31). Ia percaya kepada Tuhan yang besar (1:5; 4:14; 8:6; 9:32) yang menepati janji-janji-Nya, yang mengampuni dosa, dan yang menolong umat- Nya, ketika mereka berseru kepada-Nya. Seperti Ezra, Nehemia megidentifikasi dirinya dengan dosa-dosa dan kepedihan bangsanya (Ezra 9:5 dst)”

Renungan Nehemia 1:1-11 - PEMIMPIN YANG SENSITIF

Bagaimana dengan pemimpin masa kini? Bukankah banyak pelayanan terbengkalai, tidak bertumbuh dan berkembang, malahan makin merosot, karena absennya kepekaan dan kepedulian para pemimpin Kristen? Tentu saja ada banyak juga pemimpin memiliki kepekaan, namun berapa banyak jumlah mereka? Karena tidak ada visi yang jelas, lebih banyak pemimpin mengabaikannya. Mungkin keruntuhan masa kini bukan secara fisik seperti Yerusalem, tetapi keruntuhan secara moral dan karakter. Runtuhnya integritas keluarga Kristen, runtuhnya karakter para pemimpin Kristen, rusaknya mental generasi muda, hilangnya teladan yang baik para pemimpin, dan lain-lain. Ini membutuhkan rekonstruksi - pembangunan kembali, dan itu dapat dimulai dari kita. Tatkala kita pun menjadi pemimpin yang peka, maka orang lain pun akan mengikuti kita. Siapkah kita?

Yang membedakan seseorang dapat melakukan sesuatu yang signifikan dibanding dengan yang lain, adalah kepekaannya terhadap sesuatu.

Posting Komentar untuk "Renungan Nehemia 1:1-11 - PEMIMPIN YANG SENSITIF"