3 TIPE MANUSIA MENYAMBUT KELAHIRAN JURUSELAMAT | Khotbah Natal 2023
Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam. Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan. Lalu kata malaikat itu kepada mereka: "Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. Lukas 2:8-11.
Kelahiran Yesus adalah sebuah seajrah dunia yang tidak bisa
diabaikan oleh siapapun, khususnya bagi kita orang-orang percaya. Kita sudah
sering mendengar, membaca bahkan menyaksikan kisah natal ini baik melalui
pertunjukan drama natal, atau film tentang kelahiran Yesus Sang Juruselamat.
Namun ada beberapa hal yang sering kita lupakan dari sejarah kelahiran-Nya.
Bahkan kita sering hanya terpesona dengan tayangan-tayangan tersebut tanpa
dapat memahami makna dan pelajaran apa dari kisah tersebut.
Kali ini mari kita belajar tentang bagaimana sikap hati dalam menyambut natal, khususnya melalui para tokoh yang biasanya muncul dalam drama atau pertunjukkan-pertunjukkan natal. Mari kita akan belajar tentang 3 ( tiga) tipe manusia dalam menyambut natal khusunya dari tokoh: para gembala, orang majus dari timur dan Herodes. Tokoh-tokoh ini pasti tidak asing lagi karena kerap kali muncul dan diperankan dalam pertunjukkan- .pertunjukan natal di gereja-gereja. Tapi bagaimana sikap hati mereka dalam menyambut bayi Yesus?. Mari kita renungkan satu persatu.
3 Tipe Manusia dalam
menyambut kelahiran Yesus.
1.
Para gembala
Sebelum
kita membahas lebih lanjut tentang para gembala ini, ada baiknya kita membaca
bebrapa ayat yang berhubungan dengan para gembala ini. Secara keseluruhan kisah
tentang para gembala ini dicatat dalam Lukas 2:8-12. Untuk kali ini kita akan membaca
ayat 8-11, dikatakan demikian “Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal
di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam. Tiba-tba berdirilah
seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi
mereka dan mereka sangat ketakutan. Lalu kata malaikat itu kepada mereka:
”Jangan takut, sebab sesungguhnya kau memberitakan kepadamu kesukaan besar
untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus,
Tuhan, di kota Daud.” Ketika kita mendengar kisah tentang para gembala yang
datang untuk menjumpai bayi Yesus, ada perasaan sukacita di dalam hati kita.
Bagaimana tidak, seorang Malaikat Tuhan memberitakan tentang kelahiran Yesus
kepada para gembala. Tuhan memberi perintah kepada malaikat untuk memberitakan tentang
kelahiran Yesus kepada mereka, padahal mereka hanyalah orang-orang biasa.
Tetapi para gembala ini sangat penting bagi Tuhan, karena Tuhan mengasihi orang-orang biasa seperti orang-orang Majus ini dan juga kita tentunya. Mengapa Tuhan memilih para gembala menjadi orang-orang yang pertama kali diberikan kesempatan untuk mendengar berita tentang kelahiran Yesus? Jawabnya yaitu karena pengorbanan. Para gembala ini benar-benar memilki pemahaman yang luar biasa tentang pengorbanan. Walaupun pengorbanan mereka tidak dalam wujud materi, tetapi kesediaan untuk mendengar suara Tuhan dan menjumpai bayi Yesus di Bethlehem sungguh pengorbanan yang luar biasa. Jarak antara Bethlehem dan Yerusalem memang jarak yang dekat, tetapi antara Yerusalem dan Bethlehem dibatasi dengan bukit-bukit dimana para gembala menggembalakan domba-domba mereka. Natal adalah kesempatan untuk kita berkorban. Belajar dari para gembala, kesederhaan bukan halangan untuk kita berkorban bagi Tuhan. Mari kita persembahkan hati dan hidup kita bagi kemuliaan nama Tuhan.
2.
Orang-orang Majus dari Timur
Kisah
tentang orang-orang Majus ini dapat dibaca dalam Matius 2:1-12. Kisah tentang
orang-orang Majus ini adalah kisah tentang kasih.juga tentang penyembahan dan
pemujaan. Selain itu juga tentang pengorbanan tentunya. Orang Majus ini
mewakili kaum nngrat dan cendekiawan yang ada pada waktu itu. Meraka adalah
kelompok orang-orang kaya, terpelajar, dan memiliki pengetahuan tinggi. Tuhan
mengasihi mereka. Tuhan juga lahir buat kelompok seperti yang diwakili oleh
orang-orang Majus ini. Tuhan bahkan memberikan tanda istimewa seperti kemampuan
dan kecakapan mereka dalam dunia perbintangan yaitu melalui bintang khusus yang
ditujukkan kepada mereka dan menuntunmereka untuk menemukan Yesus. Orang Majus
mempergunakan kepandaian mereka untuk mempelajari tentang Mesias dan mereka
sangat bersukacita ketika semua nubutan itu tergenapi.
Ketika
mereka menemukan Yesus, Alkitab mencatat, mereka segera sujud menyambah. Itulah
sebabnya dari orang Majus ini kita belajar tentang penyembahan dan pemujaan
kepada Tuhan Yesus Kristus. Ini menjadi peringatan buat kita, Di tengah-tengah suasana
natal ini, masihkah fokus hidup kita hanya kepada Yesus? Ataukah kita terlena dengan
kesibukan suasana natal, sampai-sampai kita tidak lagi menyadari bahwa natal adalah
peringatan kelahiran Yesus, dan kita harus sujud menyembah kepada-Nya.
Matius
2:11 dikatakan “ Maka masukklah mereka ke dalam rumah itu, dan melihat Anak itu
bersama Maria, ibuNya, lalu sujud menyembah Dia. Mereka pun membuka tempat harta
bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan
mur.” Dari ayat ini kita juga dapat belajar tentang pengorbanan. Mereka tidak
sayang-sayang untuk berkorban bagi Yesus dengan mempersembahkn harta milik
mereka yang terbaik. Orang-orang Majus tahu bahwa memberi persembahan adalah
bagian dari penyembahan yang sejati. Apa makan dari persembahan orang Majus ini
yaitu; Emas, Kemenyan dan Mur?
a.
Emas
Arti
persembahan berupa Emas yaitu pengakuan bahwa YESUS ADALAH RAJA. Emas pada masa
itu, bahkan sampai saat ini adalah barang mulia yang tidak sembarang orang
memilikinya. Pada masa itu para raja biasanya menerima persemabahan berupa emas
dari pajak yang dikumpulkan dari rakyatnya dan disimpan dalam rumah
perbendaharaan raja. Jadi orang-orang Majus itu bukan membawa persembahan hanya
untuk “orang yang baik”, tetapi membawa persembahan untuk keluarga kerajaan.
Mereka mengakui bahwa Yesus adalah Raja, karena memang Dia adalah Raja diatas
segala raja, dan Penguasa diatas segala penguasa di bumi ini. Bukalah hati kita
untuk Yesus masuk dan bertahta dalam hati dan hidup kita. Raja Edward VIII raja
dari Kerajaan Inggris adalah raja yang sangat peduli dengan rakyatnya, terutama
mereka yang miskin dan membutuhkan bantuan.
Pada
suatu hari ia berkunjung ke sebuah desa nelayan untuk meresmikan sebuah kapal.
Ia menggunakan kesempatan itu untuk mengunjungi salah satu rumah penduduk yang
ia tahu membutuhkan kepeduliannya. Ia memang mengetahui bahwa pemiki rumah itu
memiliki reputasi yang kurang baik. Tapi Raja Edward tidak mempedulikan
semuanya itu. Orang itu mendengar pintu rumahnya di ketuk. Dari dalam rumah, ia
berseru dengn suara kasar, “ Siapaa kamu?”. Raja Edward menjawab, “ Aku adalah
rajamu. Bolehkan aku masuk? “. Karena orang itu berpikir, tidak mungkin raja
yang agung itu mau masuk ke rumahnya, jangan-jangan hanya orang yang bergurau
saja.” Maka ia memutuskan untuk tetap tidak membukakan pintu rumahnya.
Raja
Edward VIII adalah seorang raja yang sopan yang tidak mau memasuki rumah orang yang
tidak mengijinkan ia masuk. Ia pun segera meninggalkan rumah itu dan berpindah
ke rumah lainnya yang menyambutnya. Akhirnya orang miskin itu kehilangan
kesempatan untuk bertemu dengan rajanya dan mendapatkan hadiah dari rajanya
itu. Yesus yang kita peringati kelahirannya di natal ini memang lahir sebagai
bayi. Tapi Dia adalah Raja segala raja. Ia akan masuk dan menjadi raja dalam
setiap hati orang-orang yang membuka pintu dan memberikan kesempatan kepada-Nya
untuk masuk.
b.
Kemenyan.
Arti
persembahan berupa kemenyan adalah pengakuan bahwa: Yesus adalah Imam Agung dan
Tuhan kita. Kemenyan digunakan sebagai salah satu elemen dalam penyembahan.
Kemenyan itu dibakar sehingga asapnya menyebar di sekeliling mezbah oleh imam
yang memimpin ibadah. Dalam Alkitab, kemenyan melambangkan doa-doa kita dan harus
kita naikkan dalam nama Tuhan Yesus. Ibrani menyatakan bahwa “ Ia adalah
satu-satunya perantara antara kita dengan Bapa. Dia adalah Imam Agung kita yang
memahami penderitaan kita dan Dia juga pernah mengalami pencobaan seperti kita.
Jangan membiarkan kesibukan seputar natal membuat kita tidak berdoa. Jangan membiarkan
kesibukan itu memutus “hubungan” dengan Bapa melalui doa dalam nama Yesus.
c.
Mur
Arti persembahan dalam bentuk Mur adalah pengakuan bahwa : Kristus Adalah Korban Kita. Mur adalah cairan untuk pembalseman jenazah pada waktu itu. Betapa anehnya mur dijadikan persembahan oleh orang-orang Majus untuk Yesus pada waktu itu. Tetapi rupanya ini adalah persiapan untuk kematian Yesus yang akan datang. Ini juga adalah bentuk pengakuan bahwa Yesus harus mati untuk menebus dosa manusia. Persembahan mur itu mendapat konfirmasi melalui pernyataan Hana dan Simeon pada waktu Yesus berumur 8 hari dan diserahkan di Bait Allah untuk disunat. Lukas 2:35 mencatat tentang hal ini dalam kalimat:”Dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri, supaya nyata pikiran dan hati banyak orang.”
3.
Herodes
JIka para gemba dan orang-orang majus siap menyambut kelahiran Yesus dengan sukacita, maka keadaan yang bertolak belakang justru terjadi dalam kehidupan tokoh yang ketiga ini yaitu Herodes. Ia tidak siap menyambut kelahiran Yesus. Ia bahkan menyambut kelahiran Yesus dengan ketakutan. Ia takut tersaingi dengan lahirnya Yesus ini. Ia berpikir bahwa posisinya sudah terancam. Itu sebab nya ia menyambut Yesus dengan ketakukan dan bahkan mengeluarkan peraturan untuk membunuh semua bayi laki-laki yang berumur dua tahun ke bawah.
Mungkin ada yang berpikir, mengapa
Herodes tidak melihat bintang yang dilihat orang majus itu? Mengapa ia tidak
mendengar berita natal dari para malaikat? Seharusnya ia bisa melihat dan
mendengar hal itu, tetapi ia tidak mempunyai mata untuk melihat dan telinga untuk
mendengar. Herodes adalah gambaran orang-orang yang menyambut natal dengan
kesedihan dan ketakukan. Gambaran orang-orang yang tidak merasakan sukacita
natal. Barangkali yang ada di pikirannya adalah: kalau sudah musim natal, itu
artinya sebentar lagi ada banyak pengeluaran untuk natal. Belum lagi kalau yang
pengusaha memikirkan bagaiman ia harus mengeluarkan dana ekstra untuk THR para
karyawan dan relasinya.
Penutup
Dari ketiga sikap hati dalam menyambut natal ini, Mari kita
koreksi diri, ada dipihak mana kita?Apakah seperti para gembala yang menyambut
natal dengan sukacita dan ketaatan untuk memenuhi panggilan Tuhan. Apakah
seperti Orang-orang Majus yang dengan hati tulus datang kepada Tuhan Yesus
bahkan memberikan persemabahn yang terbaik bagiNya. Ataukah justu seperti
Herodes yang dengan pesimis, penuh dengan ketakutan dalam menyambut natal? Tuhan
ingin mengubah semua Herodes menjadi seperti para gembala dan orang majus.
Amin 😌 Pujih Tuhan 🙏🏽❤️
BalasHapus