Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

ISTILAH DAN PENGERTIAN MAUT DALAM KE KRISTEN

ISTILAH MAUT

ISTILAH DAN PENGERTIAN MAUT DALAM KE KRISTEN


Pengertian maut 

Kematia dalam bahasa Ibrani diartikan sebagai “keluhan” atau “lubang” Ayub 11:8; Bil 16:30 yaitu kediaman tempat jiwa-jiwa orang mati dan roh-roh najis. Pengertian tersebut hampir sejajar kata Gerika “Hades”, yaitu tempat arwah-arwah yang sudah meninggal dunia. Sementara alam maut dalam BIS bangsa Israel berpendapat bahwa jagad raya terdiri dari tiga bagian yaitu, surga, bumi dan alam maut. Semua orang yang sudah meninggal dunia, turun ke dalam alam maut yang konon terletak dibawah bumi. Dari sudaut kematian termasuk peristiwa yang paling Lumrah: manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja (Ibrani 9:27).

Dari sudut pandang yang lain maut adalah kematian merupakan hal yang paling tidak wajar. Maut adalah upah dosa (Rom. 6:23), karena itu patut ditakuti. Sesudah masa siksaan, maka semua orang mati yang belum diselamatkan akan dibangkitkan dari dunia orang mati (hades) untuk tampil didepan takhta penghakiman putih yang besar. Dalam wahyu 20:11-15 orang-orang tersebut akan dilemparkan ke dalam nerakan Gehana untuk selamanya. Gehana adalah suatu kata perjanjian Baru dengan latar perjanjian Lama. Kata ini terdapat dua belasa kali, dalam perjanjian Baru bahsa Yunani, sebelas diantaranya berasal dari mulut sang juruselamat sendiri (Mat. 5:22, 29, 30; 10:28; 23:15,53, Mar.9:43; 45, 47, Luk. 12:5; Yak. 3:6)

1.      Mati/kematian

Pengertian Alkitab mengenai kematian mencakup kematian jasmani, kematian rohani dan kematian kekal. Kematian jasmani dan kematian rohani biasanya dibicarakan dalam kaitan dengan doktrindosa dan kematian kekal dibicarakan secara lebih khusus dalam eskatologi. Untuk itulah pembicaraan tentang kematian dalam pengertian apapun tidak mempunyai kedudukan dalam eskatologi individual. Tetapi, tidak bisa juga diabaikan sama sekali dalam upaya kita untuk nebgkaitkan generasi-generasi yang lampau dengan konsumasi akhir.

a.         Natur dari kematian jasmani

Alkitab berisi beberap tentang indikasi istruktif mengenai natur kematian jasmani. Dalam Mat, 10:28; Luk. 12L4; kematian dikatakn sebagai kematian tubuh, yang berbeda dari kematian jiwa (psuche). Disini tubuh dianggap sebagai makhluk hidup, dan psuche jelas merupakan pneuma bagi manusia, yaitu elemen spritual yang merupakan elemen dari kehidupan naturalnya. Pandangan mengenai kematian alamiah ini juga melandasi pembahasan petrus dalam 1 Petr. 3:14-18. Dalam ayat-ayat yang lain kematian juga disebut sebagai berhentinya psuche, yaitu kehidupan binatang dari kehidupan atau hilangnya psuche ini, Mat 2;20; Mar. 3:4; Luk. 6:9; 14:26; Yoh12:25; 13:37,38; Kis 15:26; 20:24, dan ayat-ayat yang lain. Pada akhirnya kematian jasmani ini juga disebut sebagai terpisahnya tubuh dan jiwa, (Pgh 12:7; bdk. Kej 2:7); Yak. 2:26, pengertian diatas juga didasrkan pada Yoh. 19:30; Kis. 7:59; Fil. 1:23.

Menurut Band, pemakaian kata exodus dalam Luk. 9:31; 2 Petr. 1:15, 16. Dalam memandang semua ini harus diakatakan bahwa menurut Alkitab, kematian jasmani adalah berhentinya hidup secara jasmani melalui terpisahnya tubuh dn jiwa.kematian jasmani tak pernah berarti kemusnahan walaupun sebagian sekte menyebut kematian orang durhaka sebagai kemusnahan. Allah tidak memusnahkan apapun yang Ia ciptakan. Kematian bukanlah akhir dari eksistensi, tetapi berubahnya hubungan-hubungan natural dalam hidup. Hidup dan mati tidaklah saling berlawanan satu dengan yang lain sebagai eksistensi dan non-eksistensi, tetapi keduanya berlawanan hanya dalam perbedaan cara eksistensi. Kematian adalah keputusannya hubungan natural dalam hidup. Dapat dikatakan bahwa dosa per se adalah kematian, sebab di dalam dosaterjadi pemutusan hubungan yang penting dimanamanusia sebagao gambar Allah harus berdiri di hadapan penciptanya. Dosa merusakkan hubungan dalam hidup. Pemutusan ini juga terjadi dalam pemutusan tubuh dan jiwa, yaitu kematian jasmani.

b.    Kaitan antar dosa dan kematian

Pelagian dan socianian mengajarkan bahwa manusia diciptakan sebagai makhluk yang dapat mati bukan sekedar bahwa mereka bisa mati, tetapi juga bisa berarti bahwa ia sesungguhnya (dalam kaitan dengan penciptaan dirinya) ada di bawah hukum kematian dan nantinya di pasti mati. Hal ini berarti Adam bukan saja bisa mati, tetapi memang juga berada di bawah kuasa kematian sebelum ia jatuh dalam dosa. Pandangan mengenai semula bermaksud membuktikan tentang dosa asal yang diperoleh dari kematian dan penderitaan bayi-bayi. Hal ini juga didukung oleh pengetahuan modern bahwa kematian adalah hukuman dari materi yang tersusun rapi, sebab di dalamnya terbawah benih kehancuran dan kerusakan.

Sementara menurut sebagian Bapak gereja sdan beberapa teolog seperti Warburton dan Laidlaw mengemukakan pendapat bahwa Adam sesungguhnya diciptakan sebagai makhluk yang dapat mati, yaitu berada dibawah hukum kehancuran dan kerusakan, tetapi hukum itu baru berlaku hanya setelah ia jatuh dalam dosa. Namun jika Adam taat, maka ia akan dimulian sampai mendapat kedudukan tidak dapat mati. Dosa Adam tidak membawa perubahan pada keberadaan konsistusionalnya, tetapi dibawah keputusan hukuman Allah, ia tetap berada dibawah hukuman kematian dan ia terampas dari anugerah imoraitas yang seharusnya dimilikinya tanpa mengalami kematian. Maksud dari pandangan ini kematian secara aktual tentu saja tetap adalah hukuman. 

Alkitab mencatat bahwa kematian adalah sebagai berikut :

  1. Manusia diciptakan dalam gambar dan rupa Allah, dan dalam keadaan sempurna sebagai gamba Allah, maka tidaklah mungkin tampaknya jika manusia membawa benih kehanncuran dan kematian. 
  2. Kematian fisik tidak disebutkan dalam Alkitab sebagai akibat natural dari kelangsungan keadaan asli manusia berkenan dengan kegagalan manusia untuk meningkatkan diri samapi pada taraf imoralitas oleh karena ketaatannya. Tetapi sebagai hal kematian rohani, Rom 6:23; 5:21; 1 Kor. 15:56; Yak. 1:15
  3. Penyataan Alkitab jelas menunjuk kepada kematian sebagai sesuatu yang dibawa kepada  dunia manusia oleh karena dosa dan sebagai hukuman atas dosa, Kej 2:17; 3:19; Rom. 5:12,17; 6:23; 1 Kor 15:21; Yak 1:15
  4. Kematian tidak disebutkan sebagai sesuatu yang natural dalam hidup manusia sekedar kejatuhan dari sesuatu yang ideal, tetapi jelas sebagai sesutu yang asing dan jahat bagi hidup manusia merupakan sebuah ekspresi dari kemarahan llahi., Maz. 90:7-11, sebuah penghakiman, Rom. 1:32, sebuah penghukuman, Rom. 5:16; dan sebuah kutukan, Gal 3:13. Kematian megisi hati anak manusia dengan ketakutan dan kegentaran, sebab kematian di rasakan sebagai sesuatu yang tidak alamiah, hal ini bukan berarti tidak ada kematian,dalam keadilan yang ketat, Allah bisa saja menjatuhkan kematian atas manusia dalam arti kata yang paling mendasar segera sesudah manusia melakukan pelanggaran dosa (kej 2:17).

Akan tetapi oleh karena Anugerah umumNya, Ia menahan bekerjanya dosa dan kematian, dan oleh anugerah khusuNya dalam Tuhan Yesus, Ia mengalahkan semua kekuatan jahat, Rom. 5:17; 1 Kor. 15:45; 2 Tim 1:10; Ibr. 2:14; Wah 1:18; 20:14. Jadi kematian hanya dapat menyelesaikan pekerjaanNya secara penuh pada kehidupan mereka yang menolak petolongan yang ditawarkan oleh Tuhan Yesus Kristus. Mereka yang percaya akan dibebaskan dari kuasa kematian dan mengalami pembaharuan hubungan dengan Allah diberkati dengan hidup yang kekal, Yoh. 3:36; 6:40 ; Rom. 5:17-21; 8:23; 1 Kor. 15:26, 51-57; Wahyu 20:14;21:2,4. 

c.       Makna kematian bagi orang percaya

Alkitab mengatakan bahwa kematian jasmani sebagai hukuman, “upah dosa”. Tetapi karena orang percaya dibenarkan dan tidak lagi berada dibawah kewajiban untuk membayar apa-apa, jadi pertanyaannya mengapa orang percaya tidak mati?  Mereka menganggap bahwa elemen hukuman disingkirkan dari kematian. Orang percaya tidak lagi berada dibawah hukum, baik secara persyaratan perjanjiankerja atau sebagai kekuatan yang menghukum, sebab mereka telah mendapat pengampunan yang lengkap dari dosa mereka karna Kristus telah menjadi kutuk bagi mereka untuk menyingkirkan hukuman dosa.

Jadi Tuhan membawa mereka dalam kematian karena kehancuran tubuh mutlak perlu supaya dapat memperoleh penyucian yang sempurna, sebab hal itu berlawanan dengan Henoch dan Elia. Jadi kematian orang percaya harus dianggap sebagai puncak hukuman untuk perbaikan kesalahan, yang telah ditetapkan Allah bagi penyucian umatNya. Kematian dijadikan alt anugerah bagi perkembangan spritual mereka dan untuk kebaikan tertinggi bagi kerajaan Allah. Dalam persekutuanmistis orang percaya dapat mengalami pengalaman Kristus. Sebagaimana Ia memasuki kemuliaan melalui penderitaan dan kematian, maka orang percaya juga dapat masuk ke dalam kemuliaan kekal melalui penyucian. Kematian sering menjadi ujian tertinggi bagi kekuatan iman mereka dan seringkali menunjukkan sesuatu kenyataan dan kesadaran akan kemengangan di saat yang tampak merupakan kekalahan (1 Petrus 4:12,13).kematian bukanlah akhir bagi orang percaya, tetapi permulaan dari kehidupan yang sempurna. Meeka memasuki kematian dengan jaminan bahwa sengat maut telah dipatahkan (1 Kor. 15:55, dan bagi mereka terbuka gerbang surga).

2.      Kematian ditinjau dari beberapa sudaut pandang

a.         Tinjauan fisiologi. Di dalam PL, bukanlah (seperti pada kita yang dipengaruhi pandangan pikiran Yunani) sebuah pemisah antara tubuh dan jiwa melainkan menghilangnya kekuatan hidup (Kej 35:18; Im. 17:11; 2 Sam 1:9; 1 Raj. 17:21; Yer. 15:9dan lain-lain). Orang mati tinggal menjadi sebuah bayang-bayang di dalam kerajaan orang mati (Maz 28:1; 30:4). Di dalam karya sastra lebih mudah hidup sering dipandang sebagai karya Roh ilahi. Bila Allah menghilangkannya, nerarti bahwa orang itu mati (Ayub 34:14, Maz 104:29-30). Prinsip hidup disini adalah roh pula yang diberikan oleh Tuhan dan dikembalikan kepadaNya di dalam Mat 27:50. Apabila roh itu pulang kembali, maka orang yang mati hidup kembali (Luk.8:55).

b.         Tinjauan Teologis. Kematian orang diartikan sebagai akhir kegiata religius. Ia tidak lagi memikirkan Yahw (Maz 6:6; 88:13). Sebaiknya Allah sendiri, meskipun menjadi penguasa kerajaan orang mati (Ayub 26:6 Yes 7:11), nampaknya tidak memperhatikan orang-orang mati Maz 88:6. Justru disitu letak ketakutan akan kematian bagi orang saleh.pandangan ini nampak jelas dari sikap kolektif bangsa Israel. Di dalam sikap itu setiap orang menjadi tujuan kasih selaku anggota masyarakat. Hidup dipndang sebagai sebuah hadiah kebaikan Allah (Ul 30:15-20), yang dihilangkan



KERAJAAN MAUT

A.    Pengertian kerajaan maut 

Dalam ersi-versi yang lebih tua, kata inggris hell digunakan secara menyesatkan untuk menerjemahkan kata Ibrani “syeol, atau kata Aram “gehenna, atau kata Yunani “hades.” Biasanya kata inidipahami sebagai tempat siksaan kekal, terutama dengan api (Yes 66:24), bagi orang-orang asik yang tak dapat ditebus (Wah. 21:8). Membingungkan bahwa kata ini, sering pula menunjukkan tempat peristrahatan atau penantian orang-orang yang telah mati, dan bukan tempat azb kesengsaraan. Itulah makna “hades (alam maut) dalam wahyu 20:13, dan juga pada anak kalimat dalam pengakuan iman gereja, yang menyatakan bahwa setelah “disalibkan” kristus turun ke dalam kerajaan maut’ . kepercayaan ini didasarkan pada 1 Petr. 3:19, yang merupakan warisan mitos penebusan dengan turunys dewa ke dunia bawah (Orpheus dan Euricyde, persophone) yang diterima oleh umat kristen. Dalam konteks PB hal ini merupakan pernyataan iman bahwa misi kristus adalah universal dan bahkan diperluas bagi mereka yang telah mati sebelum dilahirkan.

B.     Lokasi Neraka

Alkitab menunjukkan bahwa dunia orang mati (hades) ia berada disuatu tempat di rahim bumi. Bil 16:32, 33, dan bumi membuka mulutnya dan menelan mereka dengan seisi rumahnya dan semua orang yang ada pada korah dan dengan segala harta milik mereka. Demikianlah mereka dengan semua orang yang ada pada mereka turun hidup-hidup ke dunia orang mati; dan bumi menutupi mereka, sehingga mereka binasa dari tengah-tengah jemaah itu. 

Dasar Alkitab tentang gehena :

Sedangkan anak-anak kerajaan itu akan dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap, disanalah terdapat ratap dan kertak gigi (Mat. 8:12)

Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Disana akan terdapat ratap dan gertak gigi (Mat. 25:30) dan juga dalam ayat-ayat yang lain Mat. 22:13; II Ptr. 2:17; Yud 13. Dari berbagai ayat ini jelas bahwa gehena terletak jauh dari dunia ini, suatu tempat dalam kegelapan yang paling gelap, yang mungkin dapat ditemukan di suatu tempat terpencil dekat tepi alam semsta milik Allah. 

C.     Sifat dan ciri-ciri Neraka

1.         Neraka adalah tempat api yang tak terpadamkan.

Alat penampi sudah ditanganNya. Ia akan membersihkan tempat pengirikanNya dan mengumpulkan gandumNya ke dalam lumbung, tetapi debu jerami itu akan dibakaNya dalam api yang tidak terpadamkan (Mat. 13:41, 42; Mar. 9:43).

Berbagai sikap yang berbeda telah diambil mengenai apakah api itu api yang sesungguhnya. Sudah ditunjukkan ,yang jauh lebih buruk. Kata Yunani api “pur” yang digunakan dalam Mat. 17:15. Dan Luk 17:29. Tuhan kasihanilah anakku. Ia sakit ayan dan sangat menderita. Ia sering jatuh ke dalam api dan juga sering ke dalam air (Mat. 17:15;).  Tubuh yang diberikan Allah kepada orang yang tidak beriman akan bersifat kekal, tetapi kekal dalam lautan api (Mat 25:46; Wah.14:10, 20:14), sementara tubuh orang beriman akan kekal. Api yang tidak terpadamkan itu tidak menghancurkan tubuh. Tubuh dipersiapkan Allah untuktinggal dalam api abadi. 

2.      Nerakan adalah tempat munculnya kenangan dan penyesalan. Dalam Luk. 16:19-31 si orang kaya yang belum diselamatkan mengalami bahwa padanya muncul kenangan serta penyesalan atas keadaannya yang terhilang di dunia orang mati (hades).

3.      Neraka adalah tempat munculnya rasa haus. Hal ini memang sulit untuk dimengerti, namun berdasarkan II Kor. 5, ada semacam tubuh sementara yang diberikan baik kepada orang yang belum diselamatkan maupun kepada orang sudah diselamatkan sampai berlangsungnya kebangkitan akhir bagi semua.

4.      Neraka adalah tempat kesengsaraan dan penderitaan. (Wahyu 14:10,11)

5.      Neraka adalah tempat frustasi dan kemarahan.(Mat 13:42) semuanya akan dicampakkan ke dalam dapur api; disanalah terdapat ratapan dan kertakan gigi, Mat 24:51.

6.      Neraka adalah tempat pemisahan. Dalam hal ini seringkali neraka itu dijadikan bahan gurauan mereka beranggapan bawha kalau mereka berada di neraka, mereka tidak kesepian karena mereka punya banyak teman. Malah justrus sebaliknya (Wahyu 2:11; wahyu 20:6, 14; Wahyu 21:8) sebagaimana kita sudah perhatikan “kematian” di dalam Alkitab berarti perpisahan. Jadi neraka itu benar-benar merupakan kematian yang kedua, karena orang berdosa akan selamanya terpisah dari Allah, dan karena Gehena adalah suatu tempat yang penuh kegelapan, pemisah ini pasti akan mengasingkan dia juga dari teman-teman yang belum diselamatkan.

7.      Neraka adalah tempat murka ilahi yang mutlak. Manusia sudah mengalami sedikit murka Allah di dunia ini, tetapi bukan dalam keadaannya yang murni. Sesudah peristiwa air bah dulu murka sampai sekarang ada pelangi, karena sampai saat ini Allah selalu mendengar dan menjawab doa nabi Habakuk. (Habaku 3:2; Wahyu 14:10)

8.      Neraka adalah tempat yang semula dipersiapkan bagi Iblis beserta balatentaranya. Mat 25:41 Dan Ia kan berkata kepaa mereka yang disebelah kiriNya; Enyahlah dari hadapanKu, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah kedalam api yang kekal yang telah sedia untuk iblis dan malaikat-malaikatnya. Sebab itu betapa tragisnya bahwa orang berdosa menolak surga, yakni tempat yang dipersiapkan bagi semua orang yang bertobat, hanya untuk akhirnya turun ke neraka, tempat yang semula bukan diciptakan baginya! (Yoh. 14:2).

9.      Neraka adalah tempat yang diciptakan untuk ada selamanya. Kata Yunani “kekal” adalah aionos, dan kata ini terdapat sebanyak tujuh puluh satu kali di dalam perjanjian Baru. Enam puluh empat buah diantaranya digunakan dalam hubungan erat dengan Alla, seperti kuasa kekalNya, perjanjian kekalNya, Roh kekalNya, kerajaan kekalNya, perjanjian kekalNya. Neraka akan ada selama pekerjaan Allah masih ada, yaitu selamanya. 

D.     Penghuni Neraka 

  1. Iblis

Semoga Allah sumber damai sejahtera, segera akan menghancurkan iblis dibawah kakimu. Kasih karunia Yesus, Tuhan kita, menyertai kamu! (Rom. 16:20).

Dan iblis yang menyesatkan mereka, dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang, yaitu tempat binatang dan nabi palsu itu, dan mereka disiksa siang malam sampai selama-lamanya (Wahyu 20:10)

2.      Antikristus

Pada waktu itulah si pendurhaka baru akan menyatakan dirinya, tetapi Tuhan Yesus akan membunuhnya dengan napas mulutNya dan akan memusnahkannya, kalau Ia datang kembali (II Tesalonika 2:8)

3.      Nabi Palsu

Maka tertangkaplah binatang itu dan bersama-sama dengan dia nabi palsu, yang telah mengadakan tanda-tanda di depan matanya, dan dengan demikian ia menyesatkan mereka yang telah menerima tanda dari binatang itu dan yang telah menyembah patungnya. Keduanya dilemparkan hidup-hidup ke dalam api yang menyala-nyala oleh belerang (Wahyu 19:20), hukuman ini akanberlangsung sebelum masa seribu tahun dan makhluk inilah yang akan masuk pertama dan kedua ke dalam lautan api.

4.      Malaikat-malaikat yang jatuh

Sebab jikalau Allah tidak menyayangkan malaikat-malaikat yang berbuat dosa tetapi melemparkan mereka ke dalam neraka dan dengan demikian menyerahkan ke dalam gua-gua yang gelap untuk menyimpan mereka sampai hari penghakiman (II Petr. 2:4). Kata “neraka” adalah Tartaos yang perjanjian baru bahasa Yunani dan hanya terdapat disini. Kemungkinan Tartaos merupakan tempat khusus di Gehena, (Yudas 6; I Kor. 6:3).

5.      Yudas iskariot (Kisah para rasul 1:25).

6.      Semua orang yang belum diselamatkan.

Dalam Wahyu 21:8 Yohanes membagi-bagi semua orang berdosa dalam delapan kategori:

a.       Orang-orang penakut. Dalam hal ini mereka yang masuk ke dalam neraka itu takut menangung akibatnya kalau mereka menyatakan nama Juruselamat (Amsal 29:25; Yoh. 9:22; Yoh 12:42, 43; Fil. 2:10,11).

b.      Orang yang tidak percaya. Tidak ada seorang pun masuk neraka karena tidak percaya, tetapi lebih-lebih karena dia tidak mau percaya! (Yoh.3:36).

c.       Orang-orang keji. Orang-orang yang dicemarkan oleh hal-hal yang sangat dibenci, (Am. 6:16-19)

d.      Orang-orang pembunuh. Hal ini bukan hanya pembunuh manusia, tetapi melainkan pembenci manusia, (I Yoh. 3:15)

e.       Orang-orang sundal. Orang-orang yang bersalah karena dosa-dosa seksual, (Ef. 5:5; Ibr. 13:4)

f.        Tukang-tukang sihir. Kata Yunani “pharmakos” artinya orang yang memikat dengan menggunakan obat-obatan. Dalam arti umum, dunia yang memasukan orang-orang yang bersekutu dengan Iblis melalui peramal nasib, dukun yang dapat berhubungan dengan roh, dan astrologi. (Wah. 9:21; 18:23)

g.      Penyembah-penyembah berhala. Orang yang menyembah sesuatu atau seorang lain atau bukan menyembah Allah sejati. (Rom. 1:22, 23)

h.      Pendusta. (Yoh. 8:44; I Yoh. 2:22; Wahyu. 2:2)hal ini menyangkut pendusta dalam agama.











 

Posting Komentar untuk "ISTILAH DAN PENGERTIAN MAUT DALAM KE KRISTEN"