MEMAHAMI MAKNA NATAL
Karena Allah sangat mengasihi dunia ini, Ia memberikan Anak-Nya yang tunggal supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan memperoleh hidup yang kekal. Yohanes 3:16.
Dewasa ini natal sudah menjadi
perayaan yang universal, bukan lagi hanya perayaan keagamaan bagi umat
Kristiani,. Kendati banyak orang diluar umat Kristiani yang menolak sekedar
untuk ikut merayakan natal (bahkan untuk mengucapkan Selamat Natal sekalipun), namun
tampaknya lebih banyak lagi orang yang terlibat ”merayakannya”. Merayakan
disini tentu bukan dalam arti religius, tetapi dalam arti umum. Sekedar pesta
dan bersenang-senang pada hari libur. Bahkan dibeberapa tempat, seperti di
diskotik, natal ”dirayakan’secara tidak benar. Dengan hura-hura, pesta pora dan
melakukan hal yang tidak sepatutnya. Disisi lain, hiruk- pikuk dan gemerlapnya
perayaan natal, sekalipun dirayakan secara benar, dapat mengaburkan makna natal
yang sesungguhnya.
Oleh karena itu mari kita
renungkan kembali makna natal yang sesungguhnya, sehingga esensi natal tidak
lalu begitu saja oleh hiruk-pikuk dan gemerlapnya perayaan natal, bahkan oleh
’perayaan” natal yang tidak benar.
Memahami Makna Natal
Apakah makna natal yang
sesungguhnya, mari kita renungkan bersama-sama.
1. Natal
adalah pengorbanan
Makna natal yang sesugguhnya yang pertama
adalah pengorbanan. Karena kasih-Nya kepada manusia yang berdosa, Allah rela
mengorbankan anak-Nya yang tunggal, Yesus Kristus, agar manusia terbebas dari
dosa ( Yohanes 3:16). Manusia yang telah jatuh dalam dosa, seharusnya akan mati
menanggung dosa-dosanya., tetapi Allah yang pengasih dan penyayang rela
mengorbankan anak-Nya yang tunggal untuk mati menggantikan hukuman kita. Allah
berkorban dalam peristiwa natal, demikian juga dengan orang-orang pada
peristiwa natal, mereka juga turut berkorban.
Para majus mempersembahkan
persembahan-persembahan mereka: emas, kemenyan dan mur. Demikian juga dengan
Yusuf dan Maria. Yusuf dan Maria harus mengorbankan perasaan mereka untuk
menerima bayi Yesus yang bukan anak mereka sendiri, dan Ketika mereka masih belum
berstatus resmi sebagai suami-istri. Selain itu mereka juga harus berkorban
ketika pergi dari Nazaret ke Betlehem, dimana pada waktu itu Maria dalam keadaan
mengandung. Dan ketika Herodes Agung berencana membunuh bayi-bayi laki-laki di
Betlehem, mereka juga harus mengungsi ke Mesir, sampai Herodes Agung meninggal dunia.
Sah-sah saja jika kita mengharapkan kado-kado
natal pada hari natal. Tetapi alangkah baiknya jika kita juga memberikan kado
di hari natal ini. Terutama bagi mereka yang kurang mampu. Tetapi yang terutama
adalah ”pengorbanan kita bagi Yesus, yang telah rela dating ke dunia untuk
membebaskan kita dari belenggu iblis dan dosa serta memberi kita hidup di dalam
sorga bersama-Nya. Pengorbanan apakah yang telah kita bawa untuknya?
2. Natal
adalah Solidaritas.
Makna natal yang sesugguhnya yang kedua adalah
solidaritas. Anak Allah yang kudus rela datang ke dunia dan menjadi sama
seperti manusia. Dia adalah Allah. Namun Ia rela mengosongkan diri-Nya dan
mengambil rupa seorang manusia/hamba agar bisa mati bagi dosa-dosa dunia
(Filipi 2:5-8). Yesus adalah Tuhan, turun dari singgasana-Nya di sorga dan
datang ke bumi dengan cara berinkarnasi, mengambil rupa seorang manusia dan
tinggal diantara manusia ( Yohanes 1:1, 14). Yesus tinggal diantara manusia
yang berdosa, bejat dan memberontak kepada Allah . Ia melakukan hal itu agar ia
dapat melayani manusia dan mati bagi mereka. Itulah sebabnya nama-Nya disebut
Imanuel: Tuhan beserta kita ( Matius 1:2-23). Lewat natal ini kita diingatkan
untuk menunjukkan rasa solidaritas dan persaudaraan terhadap mereka yang
terhilang, miskin, terpinggirkan dan menderita.
3. Natal
adalah kesederhanaan.
Makna natal yang sesungguhnya yang berikutnya
adalah kesederhanaan. Anak Allah yang kudus, lahir bukan di Yerusalem, ibu kota
Israel, atau Roma, ibu kota Kekaisaran Romawi,tetapi di Betlehem, sebuah kota
yang kecil ( Lukas 2:4-6). Dia juga tidak lahir di istana, namun di dalam
palungan, atau tempat makanan ternak ( Lukas 2:7). Dia juga tidak lahir di
dalam keluarga raja atau bangsawan yang terhormat, juga tidak di dalam keluarga
orang kaya, tetapi didalam keluarga tukang kayu yang sederhana, Yusuf dan
Maria.
Jika Ia mau, sebenarnya Ia bisa saja memilih
lahir di kota besar saat itu, Yerusalem misalnya atau Roma, atau lahir di
keluarga kaya atau bangsawan, bukan di dalam keluarga tukang kayu yang
sederhana. Namun Ia tidak melakukanya. Ia lahir dan hidup secara sederhana.
Kelahiran-Nya pun diberitakan bukan kepada para raja, nabi, atau orang besar, tetapi
kepada para gembala-gembala domba yang sederhana. Kita patut merayakan natal
secara sederhana, bukan dengan kemewahan, sebab peristiwa natal yang pertama
pun sangat sederhana. Tidaklah salah membeli pakaian baru pada hari natal,
membuat kue-kue dan makanan yang lezat, menghias gereja dan rumah kita dengan
ornamen-ornamen natal, tetapi jangan sampai kesederhanaan natal menjadi hilang dari
perayaan natal kita.
4. Natal
adalah universal.
Makna natal yang sesungguhnya yang lainnya
adalah universal. Natal adalah bagi semua orang, dari segala bangsa. Hal ini
nampak dari pemberitahuan malaikat kepada para gembala di padang Efrata.
Malaikat tersebut mengatakan bahwa kabar yang dibawanya ditujukkan bagi segala
bangsa ( Lukas 2:10). Hal ini nampak juga dari kedatangan para majus dari
timur, yang jelas bukan orang Israel.
Mereka datang dari negerinya untuk menyembah
Juruselamat yang baru lahir. Mereka datang bukan dari inisiatif mereka sendiri,
tetapi karena dituntun oleh Allah sendiri lewat sebuah bintang di langit. Hal
ini menunjukkan bahwa Allah merancangkan natal untuk seluruh bangsa, termasuk
orang-orang majus dari timur ini, bahkan kita yang ada di Indonesia. Yesus mencintai
semua bangsa di dunia. Ia bukan saja datang untuk orang Yahudi, tetapi untuk
segala bangsa yang mau percaya kepada-Nya.
5. Natal
adalah sukacita besar.
Makna natal yang sesungguhnya yang kelima
adalah sukacita besar. Peristiwa natal lebih dari 2000 tahun yang lalu, adalah
kabar sukacita besar bagi manusia. Malaikat mengatakan kepada para gembala di
padang Betlehem bahwa ia membawa kabar baik yang merupakan kesukaan besar (
Lukas 2:10). Mengapa natal merupakan kesukaan besar? Sebab manusia yang sedang
terbelenggu oleh dosa akan diselamatkan oleh seorang Juruselamat yang baru
lahir, Yesus Kristus, serta memberikan kita hidup yang kekal. Itulah sebabnya
para bala tentara sorga bersukacita menyanyikan pujian saat peristiwa natal ini
terjadi (Lukas 2:13-14).
Selain para malaikat, orang-orang yang
mengalami mujizat natal juga bersukacita dalam peristiwa natal serta bersyukur
kepada Allah. Maria memuji-muji Tuhan karena ia sedang mengandung Juruselamat
dunia. Demikian juga Zakharia, ia bersyukur kepada Tuhan bukan hanya karena
isterinya Elisabet , yang akan melahirkan anak ( Yohanes Pembaptis), tetapi juga
karena Yesus Sang Juruselamat dunia. Hal yang sama dapat dilihat dalam nyanyian
Simeon, yang menatang Sang Juruselamat ketika masih bayi. Ia bersyukur karena
telah melihat Sang Juruselamat manusia (Lukas 2:28-30). Kita patut bersukacita
di hari natal ini, dengan memuji-muji Tuhan yang berkenan datang ke dunia untuk
berdiam di antara manusia dan menyelamatkan kita dari dosa.
6. Natal
adalah penggenapan.
Makna natal yang sesungguhnya yang keenam
adalah penggenapan. Para nabi sebelumnya telah berulang kali menubuatkan
kedatangan Tuhan Yesus ke dalam dunia, dan yang akhirnya tergenapi dalam
peristiwa natal tersebut (Lukas 1:69-75). Tuhanlah bukanlah manusia yang
terkadang berdusta. Apa yang difirmankan-Nya pasti terjadi dan tergenapi.
Sebelumnya sesaat, setelah manusia jatuh ke dalam dosa, ribuan tahun
sebelumnya, Allah telah menjanjikan bahwa keturunan Hawa ( Yesus), akan meremukkan
kepala iblis ( Kejadian 3:15). Hal ini tentu baru akan terjadi tatkala Yesus dating
ke dunia sebagai manusia, yakni pada peristiwa natal. Melalui peristiwa natal,
kita juga diingatkan untuk tetap percaya pada firman Tuhan, janji dan kasih
setia Allah yang tidak akan pernah berubah.
7. Natal
adalah kemenangan
Makna natal yang sesungguhnya yang terakhir
adalah kemenangan. Melalui kelahiran Tuhan Yesus, maka kesudahan iblis dan
kejahatan semakin dekat. Manusia telah dibebaskan dari dosa.Kemenangan telah
tiba bagi manusia. Melalui peristiwa natal orang berdosa telah menang, kuasa
iblis telah dihancurkan. Melalui natal, Allah telah melawat umat-Nya, dan
memberikan kemenangan dan keadilan bagi mereka (Lukas 1:50-54).
Memang kita masih hidup di dunia yang penu
dosa, kejahatan, penderitaan, dan ketidak adilan. Kemenangan kita yang
sesungguhya baru terjadi saat kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali, dimana
tidak ada lagi dosa, kejahatan, penderitaan dan sakit penyakit. Namun melalui
peristiwa natal (kedatangan-Nya kali pertama) kita telah mencapai sebuah
tahapan kemenangan.
Merayakan Natal berarti merayakan kemenangan.
Bahwa kita telah menang atas sengat dosa dan maut. Bahwa dalam kelahiran Yesus,
kita beroleh pengharapan baru akan hidup kekal selamanya. Hal ini juga berarti
tidak ada apa pun lagi yang bisa mengalahkan kita. Jika maut saja sudah
dikalahkan, apa lagi yang melebihi itu? Jadi, memaknai Natal dengan kemenangan
bisa kita lakukan dengan cara membagi berkat dan memberi bagi yang kekurangan
sebagai bukti bahwa kita telah merdeka. Karena hanya orang merdeka yang berani
memberi.
Natal sudah seharusnya mengingatkan kita untuk bangkit dari
kekalahan dan terus berjuang. Sesungguhnya kita telah diberikan kemenangan
dalam melawan iblis, dosa, serta berbagai kegagalan dan penderitaan hidup.
Penutup
Ada tujuh makna natal yang
sudah kita pelajari saat ini. Tentu saja masih ada hal lain yang belum kita
bahas. Tetapi dari ketujuh hal ini kita melihat bahw natal memiliki makna yang
luar bisa. Mari kita sambut natal dengan sukacita. Yesus datang ke dunia, bagi
kita.
Posting Komentar untuk "MEMAHAMI MAKNA NATAL"
Berkomentar yg membangun dan memberkati.