Renungan Harian: Aku akan Melihat Tuhan
Bacalah: Ayub 19: 25-27 dan bandingkan dengan Yohanes 1: 18 dan 1 Timotius 6: 16.
Tetapi aku tahu: Penebusku hidup, dan akhirnya Ia akan bangkit di atas debu. Juga sesudah kulit tubuhku sangat rusak, tanpa dagingku pun aku akan melihat Allah, yang aku sendiri akan melihat memihak kepadaku; mataku sendiri menyaksikan-Nya dan bukan orang lain.
Kapan
dan dalam keadaan apa dia berharap untuk "melihat Tuhan"?
Hidup
tidak adil. Kita melihat ini khususnya ketika kita melihat penderitaan yang
"baik" dan yang "tidak benar" makmur (lihat Mzm. 73: 12-17,
Mal. 3: 14-18), Misalnya, Ayub "tidak bercacat dan jujur" dan
"takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan” (Ayb. 1: 1). Meski begitu, Tuhan
mengizinkan Iblis untuk menindasnya dengan beberapa cara yang membawa
malapetaka. Secara fisik, tubuhnya dirusak oleh penyakit yang menyakitkan (Ayb.
2: 1-8). Secara materi, ia kehilangan sebagian besar ternak dan harta bendanya
(Ayb. 1: 13–17). Di dalam rumah tangganya, ia kehilangan hamba-hambanya dan
bahkan anak-anaknya sendiri (Ayb. 1: 16, 18). Dan secara emosional, dia
dikelilingi oleh teman-teman yang menuduhnya sebagai orang berdosa yang tidak
mau bertobat yang pantas menerima apa yang dia hadapi (Avb. 4: 1-5: 27, Ayb. 8:
1-22, Ayb. 11: 1-20 dll.). Bahkan istrinya sendiri berkata, “Masih bertekunkah
engkau dalam kesalehanmu? Kutukilah Allahmu dan matilah!” (Ayb. 2: 9).
Ayub
tidak menyadari bahwa dia telah menjadi pusat dari pergumulan kosmik yang
mendalam antara Tuhan dan Iblis. Disiksa oleh perjuangan itu, Ayub menyesali
kelahirannva sendiri dan berbarap dia tidak pernah dilahirkan (Ayb 3: 1-26).
Namun, kesetiaannya yang tanpa syarat kepada Tuhan diungkapkan dengan baik
dalam kata-kata, “Meskipun Dia membunuhku, namun aku akan percaya kepada-Nya”
(Ayb. 13: 15, NKJV). Bahkan membayangkan bahwa hidupnya akan segera berakhir,
dia tetap yakin bahwa kematian tidak akan memiliki kata akhir. Dengan keyakinan
yang kuat dia menyatakan bahwa meskipun dia akan mati, Penebusnya suatu hari
akan berdiri dan dia, Ayub sendiri, akan melihat Tuhan dalam tubuhnya sendiri
(Ayb. 19: 25-27). “Ini adalah gambaran yang tidak salah lagi tentang
kebangkitan" The SDA Bible Commentary, jld. 3, hlm. 549.
Sungguh
harapan yang mulia di tengah tragedi seperti itu! Dikelilingi oleh penyakit dan
rasa sakit, keruntuhan ekonomi, celaan sosial, dan kehancuran emosi, Ayub masih
dapat mengantisipasi hari ketika dia akan bangkit dari kematian dan melihat
Penebus terkasihnya. Sebenarnya, pernyataan Ayub tentang ke bangkitan diisi dengan
jaminan yang sama yang diucapkan Marta berabad-abad kemudian kepada Yesus:
"Aku tahu, bahwa dia [Lazarus] akan bangkit dalam kebangkitan pada hari
terakhir" (Yoh. 11: 24). Ayub, seperti Marta, harus klaim janji ini dengan
iman, meskipun, tidak seperti Ayub, Marta akan segera diberikan bukti empiris
yang kuat untuk kepercayaannya.
Bagaimanakah
kita bisa belajar untuk memercayai Tuhan bahkan di tengah ketidakadilan hidup
yang keras?
Posting Komentar untuk "Renungan Harian: Aku akan Melihat Tuhan "
Berkomentar yg membangun dan memberkati.