Renungan Harian: Lazarus
Bacalah: Yohanes 11: 1–44.
Di sini juga, Yesus menggunakan metafora untuk tidur dalam
berbicara tentang kematian. “Teman kita Lazarus telah tertidur; tetapi Aku
pergi ke sana untuk membangunkannya” (Yoh. 11: 11, NIV). Ketika beberapa orang
berpikir Dia sedang berbicara tentang tidur harfiah (Yoh. 11: 11–13), Yesus
dengan jelas menyatakan apa yang Dia maksudkan: “Lazarus sudah mati” (Yoh. 11:
12-14). Sebenarnya, ketika Yesus tiba di Betania, Lazarus sudah mati empat
hari; mayat nya sudah membusuk (Yoh. 11: 17, 39). Pada saat tubuh mulai membusuk
cukup bau, tidak ada pertanyaan: orang itu sudah mati.
Dalam konteks ini, ketika Yesus memberi tahu Marta,
"Saudaramu akan bangkit dari antara orang mati” (Yoh. 11: 23, NASB), dia
menegaskan kembali kepercayaannya pada kebangkitan terakhir. Tetapi Yesus
menyatakan, "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku,
ia akan hidup walau pun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang
percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal
ini?" (Yoh. 11: 23-26). Dan Yesus menambahkan, “Jikalau engkau percaya
engkau akan meli hat kemuliaan Allah?” (Yoh. 11: 40). Marta percaya, dan dia
melihat kemuliaan Tuhan dalam kebangkitan saudaranya.
Alkitab mengatakan bahwa oleh firman Allah kehidupan
diciptakan (Mzm. 33: 6), dan oleh firman-Nya kehidupan danat diciptakan
kembali, senerti dalam kasus Lazarus. Setelah doa singkat, Yesus memerintahkan,
"Lazarus, kelu arlah!" (Yoh. 11: 43). Saat itu juga orang-orang ini
melihat kuasa Allah yang memberi kehidupan, kuasa yang sama yang membuat dunia
kita ada, dan kuasa yang sama yang pada akhir zaman akan menghidupkan kembali
orang mati dalam kebangkitan.
Dengan membangkitkan Lazarus, Yesus membuktikan bahwa Dia
memiliki kuasa untuk mengalahkan maut, yang, bagi makhluk seperti kita, yang
mau ti dak mau pasti mati apakah wujud yang lebih besar dari kemuliaan Allah
yang mungkin ada?
Baca Yohanes 11: 25, 26. Dalam satu garis Yesus berbicara
tentang orang percaya yang sekarat, dan di garis berikutnya Dia berbicara
tentang orang percaya yang tidak pernah mati. Apakah yang Yesus ajarkan kepada
kita di sini, dan mengapa pemahaman bahwa kematian adalah tidur vang tidak
sadar begitu penting dalam memahami firman Kristus? Dan mengapa firman-Nya
memberi kita, sebagai makhluk vang ditakdir kan ke liang kubur,
begitu banyak harapan?
Posting Komentar untuk "Renungan Harian: Lazarus"
Berkomentar yg membangun dan memberkati.