Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Renungan Harian: Mati akan Hidup

Bacalah: Yesaya 26: 14,19.

Apakah perbedaan antara mereka yang akan binasa untuk selama-lamanya (Yes. 26: 14; lihat juga Mal. 4: 1) dan mereka yang akan menerima hidup yang kekal (Yes. 26: 19)?

 

Renungan Harian 2023: Mati akan Hidup

Kitab Yesaya menyajikan perbedaan yang besar antara keagungan Allah dan kerapuhan manusiawi kita (lihat Yesaya 40). Meskipun kita seperti rumput yang layu dan bunga yang layu, firman Allah tetap untuk selama-lamanya (Yes. 40: 6-8). Terlepas dari keberdosaan manusiawi kita, bagaimanapun, kasih karunia Allah yang menyelamatkan tersedia bagi semua manusia dan menjadi efektif bahkan bagi orang-orang bukan Yahudi yang memeluk perjanjian-Nya dan me melihara hari Sabat (Yesaya 56).

Dalam kitab Yesaya, harapan kebangkitan diperluas secara signifikan. Sementara kiasan alkitabiah sebelumnya tentang kebangkitan diungkapkan le bih dari perspektif pribadi (Avb 19 23-27, Mzm. 49: 15. Mzm. 71 20), Nabi Yesaya berbicara tentang hal itu termasuk dirinya sendiri dan komunitas perjan jian orang percaya (Yes. 26: 19).

Yesaya 26 mengontraskan perbedaan nasib orang jahat dan orang benar. Di satu sisi, orang jahat akan tetap mati, tanpa pernah dihidupkan kembali, setidaknya setelah "kematian kedua" (Why. 21: 8). Mereka akan dimusnahkan sepenuhnya, dan semua ingatan mereka akan binasa untuk selama-lamanya (Yes. 26- 14). Bagian ini menggarisbawahi ai aran bahwa udak ada iiwa atau roh vang masih hidup yang tetap hidup setelah kematian. Berbicara tentang kehancuran akhir orang fasik, yang datang kemudian, Tuhan menyatakan di tempat lain bahwa orang jahat akan dibakar habis, meninggalkan mereka "tidak ada akar atau cabangnya" (Mal. 4: 1).

Di sisi lain, orang benar yang mati akan dibangkitkan dari kematian untuk mene rima upah mereka yang diberkati. Yesaya 25 menyoroti bahwa Tuhan Allah "akan meniadakan maut untuk seterusnya” dan “menghapuskan air mata dari pada segala muka" (Yes. 25: 8). Dalam Yesaya 26 kita menemukan kata-kata berikut: ... orang orang-Mu yang mati akan hidup pula, mayat-mayat mereka akan bangkit pula. Hai orang-orang yang sudah dikubur di dalam tanah bangkitlah dan bersorak-sorai! Sebab embun TUHAN ialah embun terang, dan bumi akan melahirkan arwah kem bali" (Yes. 26: 19). Semua orang benar yang telah dibangkitkan akan mengambil bagian dalam pesta sukacita yang akan Tuhan persiapkan bagi semua orang (Yes. 25: 6). Kebangkitan terakhir akan menyatukan semua orang benar dari segala zaman, termasuk orang-orang terkasih Anda yang sudah mati di dalam Kristus.

Bayangkan iika kita tidak memiliki harapan, jaminan apa pun, alasan apa pun untuk berpikir bahwa kematian kita adalah akhir dari segalanva bagi kita. Dan kemudian, lebih buruk lagi, siapa pun yang pernah menge nal kita akan pergi, dan segera kita akan merasa seolah-olah kita tidak pernah ada dan hidup kita tidak pernah berarti apa-apa. Bagaimanakah nasib ini berbeda dengan harapan yang kita miliki?

Posting Komentar untuk "Renungan Harian: Mati akan Hidup"