Renungan harian: Sebelum Beristirahat Selamanya, lakukanlah kehendak-Nya.
Bacalah: Kejadian 25: 8; 2 Samuel 7: 12; 1 Raja-Raja 2: 10; dan 1 Raja- Raja 22: 40.
lalu ia meninggal. Ia mati pada waktu telah putih rambutnya, tua dan suntuk umur, maka ia dikumpulkan kepada kaum leluhurnya.
Apakah yang ditambahkan ayat-ayat ini pada pemahaman Anda
tentang kematian?
Perjanjian Lama mengungkapkan dengan cara yang berbeda
gagasan tentang kematian dan penguburan. Salah satunya adalah gagasan berkumpul
dengan kaumnya sendiri. Sebagai contoh, tentang Abraham, kita diberi tahu bahwa
dia "lalu ia meninggal. la mati pada waktu telah putih rambutnya, tua dan
suntuk umur, maka ia dikumpulkan kepada kaum leluhurnya" (Kej. 25: 8).
Harun dan Musa juga dikumpulkan dengan kaum leluhurnya (Ul. 32: 50).
Fakta apakah yang diajarkan oleh fakta bahwa baik raja yang
baik mau- pun yang jahat pergi ke tempat yang sama pada saat kematian kepada
kita tentang sifat kematian? (2 Raj. 24: 6; 2 Taw. 32: 33).
Cara lain untuk menggambarkan kematian adalah dengan
menyatakan bah- wa seseorang beristirahat dengan para leluhur. Tentang kematian
Raja Daud, Alkitab mengatakan bahwa dia "mendapat perhentian bersama-sama
nenek moyangnya, dan ia dikuburkan di kota Daud" (1 Raj. 2: 10). Ungkapan
yang sama digunakan juga tentang beberapa raja Ibrani lainnya, baik raja yang
setia maupun raja yang tidak setia.
Kita dapat mengidentifikasi setidaknya tiga aspek yang
berarti dari istirahat dengan para leluhur. Salah satunya adalah gagasan bahwa
cepat atau lambat saatnya akan tiba ketika kita perlu beristirahat dari kerja
keras dan penderitaan kita sendiri yang melelahkan. Gagasan lain adalah bahwa
kita bukan yang pertama dan satu-satunya yang mengikuti jejak yang tidak
diinginkan itu, karena nenek moyang kita sudah mendahului kita. Gagasan ketiga
adalah bahwa, dengan dikubur dekat dengan mereka, kita tidak sendirian tetapi
tetap bersama bahkan selama kematian yang tidak disadari itu. Ini mungkin tidak
masuk akal bagi beberapa budaya individualis modern, tetapi itu sangat berarti
di zaman dahulu.
Mereka yang mati di dalam Kristus dapat dikuburkan dekat
dengan orang yang mereka kasihi, tetapi meskipun demikian tidak ada komunikasi
di antara mereka. Mereka akan tetap tidak sadar sampai hari yang mulia itu
ketika mereka akan dibangunkan dari tidur nyenyak mereka untuk bergabung
kembali dengan orang-orang yang mereka kasihi yang mati di dalam Kristus.
Bayangkan bagaimana jadinya jika orang mati benar-benar sadar
dan bisa melihat seperti apa kehidupan di bawah sini, terutama bagi orang yang
mereka cintai, yang seringkali sangat menderita setelah kematian mereka. Kalau
begitu, mengapa kebenaran bahwa orang mati tidur begitu menghibur orang hidup?
Posting Komentar untuk "Renungan harian: Sebelum Beristirahat Selamanya, lakukanlah kehendak-Nya. "
Berkomentar yg membangun dan memberkati.