Renungan Harian: Bapa Rohani Yang Sejati
Selama ini, prinsip kebapaan spiritual telah menjadi
lahiriah, religius bahkan manipulatif. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor,
antara lain: banyak hamba Tuhan yang menyebut dirinya bapa rohani tanpa melalui
pekerjaan Roh dan Firman, dan banyak dari mereka yang menyebut dirinya anak
rohani memiliki pengharapan yang salah terhadap bapa rohani yang sejati.
Kedua hal tersebut di atas menimbulkan banyak
kerancuan dalam penerapan prinsip kebapaan rohani. Kita semua tahu bahwa ini
adalah hal supernatural, pola ilahi. Ketika kita berbicara tentang hal-hal
supernatural, bukan berarti di luar jangkauan kita, tetapi tentang cara
pandang, kepercayaan, dan gaya hidup kita yang sesuai dengan kebenaran Tuhan,
Firman-Nya.
Misalnya Elia dan Elisa:
1. Bukanlah suatu kebetulan
bahwa Elisa bertemu dengan Elia. Tuhanlah yang memulai pertemuan mereka.
Saat
itu, Elisa melihat pekerjaan Firman dan Roh yang dibawa Elia dalam hidupnya,
yang merupakan harta sejati yang dicari-cari oleh Elisa. Itulah alasan mengapa
ia segera meninggalkan pekerjaan, harta, dan keluarganya untuk mengikuti Elia.
Inilah sikap yang harus kita miliki, karena inilah prinsip Kerajaan Surga.
Matius
13:44-46 (NET) “Kerajaan surga itu seperti harta karun, tersembunyi di
ladang, yang ditemukan dan disembunyikan seseorang. Kemudian karena gembira dia
pergi dan menjual semua miliknya dan membeli ladang itu. “Sekali lagi, kerajaan
surga seperti seorang saudagar yang mencari mutiara yang indah. Ketika dia
menemukan mutiara yang sangat berharga, dia keluar dan menjual semua yang dia
miliki dan membelinya.
2. Jalan seorang anak spiritual
mengikuti ayah spiritual sejati bukanlah cerita tentang seorang anak yang
mencari ketenaran pribadi dan pujian dari orang lain, tetapi ini adalah cerita
tentang seorang anak yang rela mati demi daging, sebuah jalan sepi di mana
perjumpaan dengan Tuhan menjadi hal terpenting dalam hidupnya.
Saat
Elisa mulai mengikuti Elia, namanya tidak lagi terdengar dan tertulis, sampai
Elia akan diangkat ke surga. Itulah hati dan jalan hidup anak sejati yang harus
kita miliki, karena inilah prinsip kebenaran!
Filipi
2:5-8 (NET) Hendaknya kamu mempunyai sikap yang sama terhadap satu sama
lain seperti Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah tidak menganggap
kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, tetapi
mengosongkan diri-Nya dengan mengambil rupa seorang budak, dengan berpenampilan
seperti laki-laki lain, dan dengan berbagi dalam sifat manusia. Dia merendahkan
dirinya, dengan menjadi taat sampai mati—bahkan mati di kayu salib!
Tidak
akan ada kebangkitan tanpa kematian. Tidak ada kemuliaan tanpa mengosongkan
diri sendiri. Tidak ada kekuasaan Kerajaan yang akan diberikan tanpa melalui
proses dari Tuhan.
3. Perjalanan dengan bapa rohani
sejati seperti perjalanan bersama Tuhan dalam menyelesaikan agenda-Nya.
Perjalanan
antara bapa spiritual dan putra-putranya bukanlah perjalanan untuk berlibur,
menikmati keindahan hidup. Sebaliknya, ini adalah perjalanan untuk meruntuhkan
gerbang neraka, menghancurkan pekerjaan iblis, dan menaklukkan dunia. Persepsi
dan mentalitas seperti itulah yang harus kita miliki sebagai anak rohani.
Mazmur
123:3-5 (NET) Ya, anak laki-laki adalah karunia dari Tuhan; buah kandungan
adalah pahala. Anak laki-laki yang lahir di masa mudanya seperti anak panah di
tangan seorang pejuang. Betapa diberkatinya orang yang mengisi tabungnya dengan
mereka. Mereka tidak akan dipermalukan saat menghadapi musuh di gerbang kota. Dengan persepsi seperti itu,
kita siap dan rela dibentuk dan dibangun untuk pemenuhan agenda Tuhan.
Haleluya!
Posting Komentar untuk "Renungan Harian: Bapa Rohani Yang Sejati"
Berkomentar yg membangun dan memberkati.