Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ucapan yang baik adalah Senjata keberanan

 

Ucapan yang baik adalah Senjata keberanan

Roma 8:28 Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.

Seringkali kita menjumpai kondisi hidup yang penuh dilema akibat salah mengambil keputusan di masa lalu. Alhasil, banyak situasi 'rumit' bahkan penuh konsekuensi yang harus kita hadapi. Disinilah musuh membuat “pijakan” untuk menyerang dan melemahkan iman kita. Tentu tidak mudah, akan banyak doa yang bercampur dengan jeritan manusia yang terpancar dari dalam hati kita. Ada kepercayaan tetapi juga ketakutan, kekecewaan, dan mungkin penyesalan. Singkatnya, kita membutuhkan kedaulatan Tuhan yang mengintervensi hidup kita.

1.   Tentunya hal pertama yang harus kita perhatikan adalah kita tidak harus lari dari fakta dan data negatif yang harus kita jalani, menghadapinya sebagai orang yang bertanggung jawab atas keputusan yang kita buat, baik itu keputusan yang benar atau salah. Ini adalah langkah awal bagi kita untuk menabur kebenaran.

Mazmur 126:5-6 Orang yang menabur dengan air mata akan menuai dengan sorak-sorai. Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil membawa benih untuk ditabur, akan kembali dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya.

2.   Selanjutnya, beriman dan percaya bahwa Tuhan bekerja dalam segala kondisi dan keadaan untuk menghasilkan apa yang baik. Bagian kita adalah tetap fokus hanya kepada TUHAN. Jagalah hati yang mengasihi Tuhan dan terus maju dalam melakukan kehendak Tuhan. Musuh akan berusaha membuat kita “berbalik” tapi jangan pernah menyerah, terus lakukan kehendak Tuhan. Oleh karena itu, kita akan melihat campur tangan kedaulatan Tuhan yang sangat nyata.

3.   Terakhir, jaga mulut kita, pastikan bahwa kita mengatakan hal-hal yang benar dan berasal dari hati yang penuh kasih. Karena kata-kata kita sebenarnya sangat kuat. Simak pernyataan Daud dalam kitab Mazmur pasal 3, dalam kondisi yang sangat dilematis dimana ia harus melawan Absalom, anaknya sendiri. Daud mengucapkan doa yang bercampur dengan kemarahan manusia. Mazmur 3:7 Bangkitlah, Tuhan! Bebaskan aku, Tuhanku! Serang semua musuhku di rahang; mematahkan gigi orang jahat.

David mengungkapkan kemarahannya dengan mulutnya. Untuk sementara kami mengira itu adalah doa biasa tetapi sebenarnya tidak. Karena apa yang dia katakan adalah apa yang sebenarnya terjadi. Absalom meninggal dan Daud sangat menyesal.

Dari sini kita belajar untuk berhati-hati dengan kata-kata kita saat berada dalam suasana hati atau emosi negatif. Itu bisa menjadi bumerang bagi kita. Gunakan mulut kita untuk terus memberkati, dalam segala situasi dan keadaan, dan ucapkan janji Tuhan.

Itulah senjata kita untuk memukul mundur musuh dan menghadirkan realitas kedaulatan Tuhan. Gunakan mulut kita untuk menjadi Senjata Kebenaran!

 


Posting Komentar untuk "Ucapan yang baik adalah Senjata keberanan"