Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Renungan Hari Ini: Standar Level Kehidupan Rohani

Renungan Hari Ini: Standar Level Kehidupan Rohani


Dalam perjalanan kehidupan sehari-hari kita, mau tidak mau kita harus melihat kenyataan bahwa fluktuasi atau level dinamika kehidupan rohani kita adalah berbeda-beda. Bahkan dalam satu keluarga, suami dan istri bisa memiliki level kerohanian yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Sang suami bisa memiliki level hidup rohani yang lebih tinggi dari sang istri, ataupun sebaliknya.

Perbedaan level kehidupan rohani antara satu dengan yang lain seringkali kita anggap sebagai suatu hal yang wajar dan tidak perlu mendapatkan perhatian khusus. Tapi sesungguhnya pada hari-hari ini Tuhan sedang membangkitkan manifestasi pelayanan tubuh Kristus, yaitu jemaat atau gereja Tuhan yang dibangun di dalam pola ilahi untuk memanifestasikan Kristus dalam hidupnya sehari-hari (termasuk kualitas hidup antara anggota keluarga, baik suami dan istri, atau pun orang tua dan anak).

Ada suatu standar hidup ilahi yang menjadi dasar dan patokan hidup bagi gereja-Nya dalam membangun kualitas hidup yang ilahi dan hidup di dalam rancangan dan jalan-jalan-Nya. Tuhan mau setiap kita dapat memperbesar kapasitas roh kita, untuk tidak hanya sekadar mengejar Tuhan dalam rangka memenuhi kebutuhan atau tujuan pribadi tapi mengejar realita Tuhan dan hidup di dalam panggilan-Nya secara korporat.

Inilah penyetaraan firman yang hari-hari ini sedang dikerjakan oleh Roh Kudus untuk membawa gereja-Nya hidup dalam standar dan destiny ilahi. Inilah waktunya untuk gereja Tuhan berpindah dari pola hidup yang manusiawi dan duniawi kepada suatu jenis kehidupan yang ilahi. Hati dan pikiran kita harus mulai disetel ulang untuk memiliki kecenderungan hati hanya tertuju pada kebenaran firman-Nya melebihi dari apa pun di dunia ini.

Selama ini, tujuan dan prioritas hidup orang-orang percaya telah dicetak mengikuti ‘jalan-jalan’ dunia ini yaitu berfokus mengejar kebutuhan hidup, materi kekayaan, jabatan, popularitas, dan sebagainya. Firman Tuhan tegaskan bahwa semua hal itu akan menjadi seperti rumput yang akan kering dan bunga yang menjadi layu. Sebaliknya bagi kita gereja-Nya yang mau hidup hanya dari firman-Nya, mendapati ada kemuliaan Tuhan yang akan dinyatakan, dan ada kehidupan kekal yang Tuhan karuniakan untuk selama-lamanya.

Ketika Tuhan menyuarakan firman-Nya pada hari-hari ini, Alkitab katakan setiap lembah harus ditutup, dan setiap gunung dan bukit diratakan; tanah yang berbukit-bukit harus menjadi tanah yang rata, dan tanah yang berlekuk-lekuk menjadi dataran, artinya semua perbedaan kualitas kehidupan ilahi di tengah umat-Nya akan mulai alami adanya penyetaraan (equalization) oleh pekerjaan firman dan Roh-Nya.

Semua jemaat akan dibawa dan dicetak untuk alami proses dan pembentukan yang mengondisikan hidupnya di-upgrade dalam standar hidup yang ilahi. Kecenderungan hati umat-Nya akan sama-sama ditarik  untuk hanya mengejar realita hadirat dan firman-Nya.

Untuk itu Tuhan mau memastikan setiap umat-Nya harus memiliki kondisi tanah hati yang terbaik, yakni setiap kita yang mendengar firman akan mengerti (Yunani : ‘suniemi’). Maksudnya adalah kita mau menyatukan pikiran kita dengan PIKIRAN KRISTUS (LOGIKA ILAHI) yang disampaikan oleh sang bapa rohani (Matius 13:19-23)

Dengan memiliki tanah hati yang baik, benih firman akan berakar dan menghasilkan buah-buah kerajaan, baik 30 kali lipat, 60 kali lipat bahkan 100 kali lipat. Semua siasat orang maupun benteng-benteng atau kubu-kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah  ditaklukan kepada Kristus (2 Korintus 10:4-5).

Buah 30 kali lipat dijelaskan dalam Matius 13:44-45 seumpama seseorang yang menemukan harta yang terpendam di ladang, atau mutiara yang indah. Artinya ada pekerjaan firman dan Roh yang mengondisikan hidupnya untuk mencintai Tuhan serta mengejar realita dan firman-Nya sebagai ‘harta yang paling berharga’ yang diinginkannya bahkan dikejar dengan ‘mati-matian, gila-gilaan dan habis-habisan’ untuk mendapatkannya.

Selanjutnya buah 60 kali lipat dijelaskan dalam Matius 13:33 seumpama ragi yang walau sedikit namun bisa mengkhamiri seluruh adonan. Artinya lewat pekerjaan firman dan Roh yang terus mencetak hidup kita secara ilahi, akan mengondisikan hidup kita mulai berdampak kepada banyak orang. Kehidupan ilahi yang mulai terbangun dalam hidup kita akan mulai bisa kita duplikasikan atau multiplikasikan kepada orang-orang yang berinteraksi dengan kita. Itulah buah kerajaan 60 kali lipat.

Kemudian buah 100 kali lipat dijelaskan dalam Matius 13:31-32 seumpama biji sesawi, yakni biji yang paling kecil dari segala jenis benih, tetapi apabila tumbuh akan menjadi pohon yang besar yang bisa menjadi tempat perteduhan maupun bersarangnya burung-burung di udara. Buah ini merupakan wujud manifestasi dari kedaulatan Tuhan yang dinyatakan kepada kita. Tuhan akan mengangkat dan mempromosikan kita menjadi orang yang besar, wakil Tuhan untuk mengayomi banyak orang, memiliki kapasitas untuk mengurus kota-kota bahkan bangsa-bangsa.

Teruslah bertekun membangun kehidupan yang ilahi, konsisten mengondisikan sikap hati sebagai tanah hati yang terbaik, hingga benih ilahi yang tertabur akan selalu berakar, bertumbuh lalu berbuah menghasilkan buah-buah Kerajaan. Pastikan kita terus mendoakan ayat-ayat firman yang sedang Tuhan suarakan melalui pemimpin atau bapa rohani.

Akan tiba waktunya penggenapan kitab Yesaya 40 tergenapi melalui keberadaan kita gereja-Nya. Kemuliaan Tuhan akan dinyatakan dan seluruh umat manusia akan melihatnya. Amin.


Posting Komentar untuk "Renungan Hari Ini: Standar Level Kehidupan Rohani"