Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kasih dan pelayanan sesama

Kasih dan pelayanan sesama


Filipi 2:2-3 karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri;

Ayat pertama mengajarkan bahwa orang percaya harus mengasihi satu sama lain dengan kasih yang sebenarnya. Ini mencakup kasih yang tulus, kasih yang tidak memandang status sosial atau ras, kasih yang tidak tergantung pada keuntungan atau kepentingan pribadi, dan kasih yang diwujudkan dalam tindakan nyata. Sebagai orang percaya, kita harus berusaha untuk menunjukkan kasih karunia satu sama lain, yaitu kasih yang diberikan tanpa syarat, tanpa mengharapkan imbalan atau balasan.

Ayat kedua menekankan pentingnya sikap rendah hati dalam pelayanan sesama. Kita harus menghindari sikap bermusuhan dan kesombongan, yang dapat menghalangi kita dalam melayani sesama. Sebaliknya, kita harus memiliki sikap rendah hati dan menganggap orang lain lebih tinggi daripada diri sendiri. Dalam konteks ini, Paulus mengingatkan kita bahwa tujuan akhir dari pelayanan kita bukanlah untuk memuaskan kepentingan pribadi, tetapi untuk memuliakan Allah dan melayani kepentingan orang lain.

Dalam kesimpulannya, Filipi 2:2-3 adalah pengingat yang kuat tentang pentingnya kasih dan pelayanan sesama dalam kehidupan orang percaya. Ayat-ayat ini menegaskan bahwa kita harus mengasihi satu sama lain dengan kasih yang tulus dan menunjukkan kasih karunia satu sama lain. Kita juga harus menghindari sikap bermusuhan dan kesombongan, dan memiliki sikap rendah hati dalam melayani sesama.

Ayat ini mengajarkan kita untuk melakukan segala sesuatu dengan kasih, persatuan, dan satu tujuan. Dalam konteks ini, kita harus melayani sesama dengan rasa kasih yang sama seperti kasih yang Allah tunjukkan kepada kita. Kita juga harus memiliki jiwa persatuan dengan sesama, yaitu merasa satu dalam Kristus sebagai tubuh-Nya.

Selanjutnya, ayat ini juga mengingatkan kita untuk tidak melakukan apa pun karena kesombongan atau keinginan untuk mendapatkan pujian. Sebaliknya, kita harus melakukan pelayanan dengan rendah hati dan menganggap orang lain lebih penting daripada diri sendiri.

Dalam hidup kita sehari-hari, hal ini bisa diterapkan dengan berbuat baik kepada orang lain tanpa mengharapkan apapun sebagai balasannya. Kita bisa melayani sesama dengan memberikan waktu, tenaga, atau sumber daya yang kita miliki untuk membantu mereka dalam kebutuhan mereka.

Dalam melakukan pelayanan, kita harus selalu ingat untuk menganggap orang lain lebih penting daripada diri kita sendiri. Dengan cara ini, kita dapat melupakan diri sendiri dan fokus pada kebutuhan orang lain. Melalui kasih dan pelayanan sesama, kita dapat memperlihatkan kasih Allah kepada dunia dan membantu membawa kesembuhan dan kesatuan kepada umat manusia.

Melakukan pelayanan dengan rasa kasih dan persatuan juga dapat membawa sukacita dalam hidup kita. Saat kita membantu orang lain, kita dapat merasakan kepuasan dan kebahagiaan yang mendalam. Ini karena kita tahu bahwa kita telah memberikan kontribusi positif untuk kehidupan orang lain dan membawa sukacita bagi mereka.

Namun, melakukan pelayanan dengan rendah hati dan menganggap orang lain lebih penting dari diri kita sendiri juga bisa menjadi hal yang sulit bagi beberapa orang. Hal ini terutama terjadi jika kita hidup dalam budaya yang menghargai keunggulan dan prestasi individual. Namun, sebagai orang Kristen, kita dipanggil untuk hidup di luar budaya dunia dan memprioritaskan kepentingan orang lain di atas diri sendiri.

Dalam Filipi 2:5-8, kita melihat contoh sempurna dari pelayanan Kristus. Dia mengosongkan diri-Nya sendiri dan mengambil rupa seorang hamba untuk melayani manusia. Dia bahkan rela mati di kayu salib untuk menebus dosa kita dan membawa keselamatan bagi seluruh umat manusia.

Dalam iman Kristen, pelayanan dan kasih sesama bukan hanya tindakan moral yang baik, tetapi juga merupakan tanggapan terhadap kasih Allah yang telah diberikan kepada kita melalui Yesus Kristus. Oleh karena itu, kita harus mempraktikkan kasih dan pelayanan dalam hidup kita sehari-hari, dengan rendah hati dan tanpa mengharapkan balasan apapun.

Sebagai kesimpulan, ayat Filipi 2:2-3 mengajarkan kita untuk melakukan segala sesuatu dengan kasih, persatuan, dan satu tujuan. Kita harus melayani sesama dengan rasa kasih yang sama seperti kasih Allah yang telah ditunjukkan kepada kita. Kita juga harus memiliki jiwa persatuan dengan sesama, menghindari kesombongan, dan menganggap orang lain lebih penting dari diri sendiri. Melalui pelayanan dan kasih sesama, kita dapat memperlihatkan kasih Allah kepada dunia dan membantu membawa kesembuhan dan kesatuan bagi umat manusia.


Posting Komentar untuk "Kasih dan pelayanan sesama"