Kejadian 30 - Rancangan Allah dalam Panggilan
Kitab Kejadian pasal 30 menceritakan tentang kelahiran
anak-anak Yakub dari istri-istrinya dan dayang-dayangnya. Yakub memiliki dua
istri, yakni Lea dan Rahel, serta dua dayang, yakni Bilha dan Zilpa. Dalam
pasal ini, dikisahkan bagaimana Lea melahirkan enam orang anak laki-laki dan
satu orang anak perempuan, Rahel tidak dapat memiliki anak sehingga dia meminta
Yakub untuk memperisterikan Bilha sebagai gantinya. Bilha melahirkan dua orang
anak laki-laki, Zilpa melahirkan dua orang anak laki-laki, dan akhirnya Rahel
juga melahirkan dua orang anak laki-laki.
Ayat 1-24 menceritakan tentang kelahiran anak-anak Yakub dari para istri dan
dayang-dayangnya.
Pada awalnya, Yakub menikahi Lea dan Rahel, dua orang saudara
perempuan. Lea memiliki empat anak pertama, sedangkan Rahel tidak bisa memiliki
anak. Oleh karena itu, Rahel memberikan Bilha, dayangnya, kepada Yakub untuk
dikawini dan mendapatkan anak. Bilha melahirkan dua anak untuk Yakub. Kemudian
Lea memberikan Zilpa, dayangnya, kepada Yakub untuk dikawini dan mendapatkan
anak. Zilpa juga melahirkan dua anak untuk Yakub.
Setelah itu, Rahel akhirnya hamil dan melahirkan seorang anak
laki-laki yang dinamakan Yusuf. Yakub sangat mencintai Yusuf karena dia adalah
anak dari Rahel yang sangat dicintainya. Setelah Yusuf lahir, Rahel masih sulit
hamil lagi, dan dia mengajak Yakub untuk tidur dengan Bilha agar dia bisa
memperoleh anak melalui Bilha. Akhirnya Bilha melahirkan lagi, dan anaknya
dinamai Dan. Kemudian Bilha melahirkan lagi, dan anaknya dinamai Naftali.
Kemudian Lea melahirkan anak ke-5 dan ke-6, yang diberi nama
Gad dan Asyer. Setelah itu, Lea tidak lagi hamil untuk sementara waktu. Rahel
masih belum memiliki anak lain setelah Yusuf, dan dia merasa sangat cemburu
dengan Lea karena memiliki banyak anak. Ketika Yakub pulang dari ladang, Rahel
memberikan kepada Yakub hambatan mandragora yang ditemukannya. Yakub memakannya
dan kemudian tidur dengan Rahel, sehingga Rahel hamil dan melahirkan anak kedua
untuk Yakub, seorang anak laki-laki yang diberi nama Benyamin.
Dalam kisah ini, kita melihat bahwa Yakub memiliki beberapa
istri dan dayang-dayang, yang semuanya melahirkan anak-anak untuknya. Meskipun
ini adalah praktik yang umum di zaman itu, namun hal ini menimbulkan persaingan
dan cemburu antara para istri dan dayang-dayang. Selain itu, kita juga melihat
bahwa keinginan untuk memiliki anak sangat besar di kalangan wanita pada waktu
itu, dan keberhasilan atau kegagalan dalam memiliki anak sangat mempengaruhi
perasaan dan kehidupan seorang perempuan.
Kejadian 30:25-43 menceritakan tentang perjanjian antara Yakub dan Laban
mengenai pembagian domba dan kambing yang dimiliki Laban.
Pada ayat 25, Yakub meminta izin untuk kembali ke tanah
kelahirannya dan membawa semua keluarganya serta ternaknya. Laban meminta Yakub
untuk tetap tinggal karena Yakub telah membawa keberuntungan baginya. Laban
kemudian menawarkan Yakub untuk menentukan upahnya sendiri dan Yakub setuju
untuk menerima setiap anak domba dan kambing yang memiliki warna yang tidak
biasa.
Selanjutnya, Laban memisahkan semua domba dan kambing yang
memiliki warna yang tidak biasa dan memberikan mereka kepada anak-anaknya.
Laban memperoleh semua domba dan kambing yang biasa, sementara Yakub memperoleh
semua domba dan kambing yang tidak biasa. Yakub kemudian memisahkan domba dan
kambing itu dari domba dan kambing yang biasa dan membangun kawanan sendiri.
Namun, Laban mencoba mengubah perjanjian mereka beberapa
kali, dan Yakub dengan cerdik mengubah strateginya untuk memastikan bahwa ia
masih memperoleh keuntungan dari kesepakatan tersebut. Akhirnya, setelah
beberapa tahun berlalu, Yakub memutuskan untuk kembali ke tanah kelahirannya
dengan keluarganya dan ternaknya yang bertambah banyak.
Dalam konteks sejarah, kisah ini menunjukkan adanya praktik
perdagangan hewan yang umum dilakukan pada masa itu. Selain itu, kisah ini juga
menunjukkan bahwa Yakub adalah seorang yang cerdik dalam melakukan perdagangan
dan mampu memanfaatkan situasi untuk memperoleh keuntungan bagi dirinya
sendiri. Namun, kisah ini juga mengungkapkan konflik dan perselisihan antara Yakub
dan Laban, yang mencerminkan kompleksitas hubungan antara orang-orang pada masa
itu.
Dalam tafsiran-tafsiran tersebut, dijelaskan makna dari kelahiran anak-anak tersebut dan bagaimana kisah ini berkaitan dengan rencana Allah bagi keturunan Yakub. Selain itu, juga dijelaskan mengenai tindakan Rahel yang meminta Yakub memperisterikan Bilha dan konsekuensi dari tindakan tersebut. Tafsiran-tafsiran tersebut juga membahas karakteristik dan makna dari masing-masing anak yang dilahirkan Yakub dalam pasal ini.
Renungan
Dalam kisah ini, terlihat bahwa Yakub mengalami kesulitan
dalam memenuhi kebutuhan keluarganya karena ia mempunyai banyak anak dan
istrinya. Namun, Allah selalu menyertai Yakub dan memberkati keluarganya dengan
memberikan banyak keturunan.
Dalam renungan ini, kita dapat belajar bahwa meskipun kita
mengalami kesulitan dan tantangan dalam hidup, kita harus tetap berharap dan
percaya bahwa Allah selalu menyertai kita dan memberikan berkat bagi hidup
kita. Selain itu, kita juga harus menghargai setiap anugerah dari Allah,
termasuk keluarga dan anak-anak kita.
Tafsiran kitab Kejadian 30 dapat ditemukan dalam berbagai
buku referensi, seperti:
- Tafsiran Kejadian oleh Henricus Oort dan Isaak Hooykaas, diterbitkan oleh BPK Gunung Mulia
- Matthew Henry's Commentary on the Whole Bible: Complete and Unabridged oleh Matthew Henry, diterbitkan oleh Hendrickson Publishers
- The Expositor's Bible Commentary: Genesis, Exodus, Leviticus, Numbers oleh John H. Sailhamer, diterbitkan oleh Zondervan
Posting Komentar untuk "Kejadian 30 - Rancangan Allah dalam Panggilan"
Berkomentar yg membangun dan memberkati.