Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kejadian 9 - Perjanjian Allah kepada Nuh

Renungan Kejadian 9 - Perjanjian Allah kepada Nuh


Kitab Kejadian pasal 9 menceritakan tentang berkat dan perintah Allah kepada Nuh dan keturunannya setelah mereka keluar dari bahtera. Dalam pasal ini, Allah memberikan perintah kepada Nuh dan keturunannya untuk berkembang biak dan menyebar ke seluruh bumi. Allah juga memberikan perintah kepada mereka untuk memelihara kehidupan dengan tidak memakan daging yang masih berdarah.

Selain itu, pasal ini juga menceritakan tentang perjanjian Allah dengan Nuh dan keturunannya, yang ditandai dengan pelangi. Allah berjanji untuk tidak lagi membinasakan seluruh umat manusia dengan banjir seperti yang pernah terjadi sebelumnya.

Kitab Kejadian 9 berbicara tentang perjanjian Allah dengan Nuh dan keturunannya setelah air bah. Setelah keluar dari bahtera, Nuh membangun mezbah dan mempersembahkan kurban yang diterima oleh Allah. Allah kemudian membuat perjanjian dengan Nuh bahwa Dia tidak akan menghancurkan seluruh bumi dengan air lagi dan memberikan pelangi sebagai tanda perjanjian tersebut.

Kemudian, kisah ini membahas keturunan Nuh dan bagaimana mereka menyebar ke seluruh dunia. Nuh memiliki tiga anak: Sem, Ham, dan Yafet. Sem menjadi bapak bagi bangsa Semit, yang meliputi bangsa Israel, sedangkan Ham menjadi bapak bagi bangsa-bangsa Afrika dan Yafet menjadi bapak bagi bangsa-bangsa Indo-Eropa.

Kemudian, kisah ini berbicara tentang kejadian ketika Nuh meminum anggur dan mabuk. Anak bungsunya, Ham, melihat Nuh yang telanjang dan menceritakannya kepada kedua kakaknya. Namun, Sem dan Yafet menutupi Nuh dengan jubah tanpa melihat keadaan ayah mereka. Ketika Nuh bangun dari mabuknya dan mengetahui apa yang terjadi, ia mengutuk keturunan Ham dan memberkati keturunan Sem dan Yafet.

Dalam hal ini, terdapat banyak tafsiran dan interpretasi yang berbeda terkait dengan kisah ini, terutama berkaitan dengan kutukan terhadap Ham dan keturunannya. Beberapa ahli teologi menginterpretasikan bahwa kutukan tersebut merujuk pada ras kulit hitam, sementara yang lain menafsirkannya sebagai kutukan terhadap suku Kanaan, yang merupakan keturunan Ham. Namun, pandangan ini dipandang kontroversial dan tidak dapat diterima secara universal karena dapat menyebabkan diskriminasi dan intoleransi. Oleh karena itu, penting untuk mengambil sikap yang hati-hati dan memperhatikan konteks dan budaya di balik kisah ini saat memahami maknanya.

Selain itu, kisah ini juga dapat diartikan sebagai peringatan bagi kita untuk menghormati orang tua kita dan tidak mempermalukan mereka, meskipun mereka melakukan kesalahan. Sem dan Yafet menunjukkan contoh yang baik dengan menutupi Nuh dan menghormati keberadaannya, sementara Ham menunjukkan ketidaktaatan dan tidak menghargai ayahnya.

Selain itu, kisah ini juga mengajarkan kita tentang pentingnya mematuhi perjanjian dengan Allah. Allah memberikan pelangi sebagai tanda perjanjian bahwa Dia tidak akan menghancurkan seluruh bumi dengan air lagi. Kita juga harus mematuhi perintah dan perjanjian Allah agar kita dapat hidup sesuai dengan kehendak-Nya dan mendapatkan berkat-Nya.

Dalam keseluruhan, kisah dalam Kitab Kejadian 9 mengandung banyak makna dan pelajaran moral yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari kita. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mempelajari kisah ini dengan hati-hati dan memahami konteks dan budaya di baliknya agar kita dapat mengambil makna yang tepat dan menerapkannya dalam kehidupan kita.

Untuk memperdalam pemahaman tentang kitab Kejadian 9 dan ayat-ayatnya, terdapat beberapa buku referensi yang dapat menjadi panduan, antara lain:

  • Tafsiran Alkitab Masa Kini, Jilid 1 (Kapel, B. R. et al. 2004). Buku ini menyajikan tafsiran Alkitab dengan bahasa yang mudah dipahami dan dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari.

  • Tafsiran Alkitab Henokh (Henokh, Y. 2010). Buku ini menawarkan tafsiran Kitab Kejadian dan bagian-bagian Alkitab lainnya dengan pendekatan kritis dan ilmiah.

  • Matthew Henry's Commentary on the Whole Bible (Henry, M. 1991). Buku ini merupakan tafsiran Alkitab yang terkenal sejak abad ke-18 dan masih banyak digunakan hingga saat ini. Buku ini memberikan penjelasan mendalam dan kontekstual tentang setiap ayat Alkitab.

  • The Expositor's Bible Commentary, Vol. 2: Genesis, Exodus, Leviticus, Numbers (Sailhamer, J. H. 1990). Buku ini menyajikan tafsiran Alkitab secara akademis dengan memperhatikan aspek-aspek teologis, historis, dan bahasa Alkitab.

Posting Komentar untuk "Kejadian 9 - Perjanjian Allah kepada Nuh"