Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

MANUSIA Dihadapan Allah

MANUSIA Dihadapan Allah

1.   Bagaimana Allah menciptakan manusia?

Allah menciptakan manusia laki2 dan perempuan, menurut gambar dan rupa Allah (Kej 1:27)

2.    Hal-hal apakah yang terkandung dalam ciptaan Allah tersebut?

a.    Pengetahuan (Kol 3:10)

     Dalam prosesi penciptaan tersebut, Allah membekali manusia ciptaanNya dengan pengetahuan. Hal ini terbukti saat Adam (sebelum jatuh dalam dosa), mampu memahami pewahyuan Allah atas keberadaan dirinya didunia - memberi nama seluruh binatang dimuka bumi (Kej 2:20), la tidak sekedar memilih nama binatang, tetapi sesungguhnya nama2 tersebut merupakan gambaran sebenarnya dari keberadaan masing2 binatang tersebut. Dalam artian, pemilihan nama yang dilakukan Adam seturut dengan apa yang dimaui Tuhan.

    Termasuk juga saat Adam menamai istrinya (Kej 3:20). Ketika Adam mengamati kawanan binatang. sebelum kemudian memberi mereka nama masing2, ia sebenarnya sedang menunjukkan kemampuannya dalam memahami - serta memancarkan hakekat sejati dari keberadaan masing2 binatang tersebut. Dengan kata lain, Adam (sebelum jatuh dalam dosa) adalah seorang NABI, dalam artian seseorang yang mampu melihat dan memahami kebenaran Allah, sekaligus juga menyatakan bagi kebaikan orang lain.

b.   Kekudusan (Ef 4:24)

    Hal ini juga dibuktikan pertama kali lewat keberadaan Adam (sebelum jatuh dalam dosa). Adam telah dikuduskan oleh Allah dan bagi Allah sepenuhnya. Dalam PL, konsep ini telah dikembangkan secara seksama didalam sistem penyembahan yang dititahkan Allah dengan perantaraan Musa. Disana kita melihat ada imam besar, tabut perjanjian, serta berbagai jenis persembahan dan upacara penyembahan. Dan didalam kosep ini ide 'kekudusan Allah' tidak terlalu menonjol. Kekudusan berarti dipisahkan bagi Tuhan'.

    Dalam kasus Adam, tidak ada konsep yang tertera seperti dı zaman Musa. Di masa Adam, lebih mengarah kepada hal kekudusan. Adam kudus karena ia menikmati sukacita utamanya didalam keberadaan-Allah Sendir. Bukannya merasa takut (sebelum jatuh ke dalamı dosa), Adam Justru merasa damai oleh kehadiran Allah. la 'dipisahkan bagi Allah dalam segala hal, dengan suatu kerinduan yang diliputi oleh kerelaan hati. Dalam hal ini, Adam berfungsi sebagai seorang IMAM.

c.    Kebenaran dan Keadilan (Ef 4:24)

    Jika kita mengabungkan kedua jenis kuasa yang dikaruniakan Tuhan ini, maka kita akan mendapati suatu 'Ketaatan'. Orang yang menaati kehendak Allah atas dirinya, berarti juga telah mewujudkan suatu kebenaran-keadilan. Maka layaklah, jika Adam (sebelum jatuh ke dalam dosa), diibaratkan sebagai seorang RAJA. Raja adalah orang yang memerintah bumi beserta segenap isinya yang memang ditempatkan Allah dibawah kekuasaannya.

    Ketika ia memahami kehendak Allah (sebagai seorang NABI). memiliki kerinduan untuk semata-mata melayani Dia (sebagai seorang IMAM). maka ia pasti akan mampu pula mewujudkan kebenaran-keadilan selaku RAJA dari segenap ciptaanNya

    Jadi jika kita kembali kepada keberadaan manusia secara utuh, maka kita akan menemukan bahwa keberadaan manusia ciptaan Tuhan adalah berpikir selayaknya Seorang NABI, yang menjaga kehidupannya selayaknya seorang IMAM, dan bertindak selayaknya seorang RAJA.

 

Posting Komentar untuk "MANUSIA Dihadapan Allah"