Renungan dan Penafsiran Kejadian 1
Kejadian 1, atau yang juga dikenal sebagai Kitab Kejadian
atau Kitab 1 Musa, adalah bab pertama dalam Perjanjian Lama Alkitab Kristen dan
juga Alkitab Ibrani. Bab ini menceritakan tentang penciptaan dunia oleh Allah
dalam enam hari, yang kemudian diakhiri dengan penciptaan manusia pada hari
keenam. Berikut adalah beberapa renungan dari Kejadian 1:
1. Allah sebagai pencipta yang mahakuasa
Kejadian
1 menunjukkan bahwa Allah adalah pencipta yang mahakuasa dan mampu menciptakan
segala sesuatu hanya dengan firman-Nya. Dalam beberapa ayat, terlihat bagaimana
Allah memerintahkan terjadinya berbagai macam hal dan semuanya tercipta dengan
sempurna. Hal ini mengingatkan kita bahwa kita sebagai manusia tidak bisa
apa-apa tanpa campur tangan-Nya dan segala yang kita miliki sebenarnya adalah
karunia dari Allah.
2. Manusia sebagai penciptaan Allah yang
istimewa
Dalam
Kejadian 1:27, disebutkan bahwa manusia diciptakan oleh Allah sebagai
gambar-Nya sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa manusia memiliki tempat yang
istimewa di antara ciptaan-ciptaan Allah yang lain. Oleh karena itu, kita
sebagai manusia harus memperlakukan diri kita sendiri dan sesama manusia dengan
hormat dan kasih sayang yang sesuai dengan nilai-nilai yang telah ditanamkan
Allah dalam diri kita.
3. Keindahan alam sebagai cerminan
kemuliaan Allah
Kejadian 1
juga menunjukkan keindahan alam sebagai ciptaan Allah yang mengagumkan. Pada
hari pertama, Allah menciptakan terang dan gelap, pada hari kedua, Allah
menciptakan langit dan air, dan pada hari ketiga, Allah menciptakan tanah dan
tumbuh-tumbuhan. Semua ciptaan ini menunjukkan betapa indahnya alam dan
sekaligus menggambarkan kemuliaan Allah sebagai pencipta yang sempurna.
Penafsiran Kejadian 1
Kitab Kejadian 1 ayat 1-2 dalam Alkitab menyatakan:
"1. Pada mulanya, Allah menciptakan langit dan bumi. 2.
Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh
Allah melayang-layang di atas permukaan air."
Penafsiran atas ayat ini dapat bervariasi, tergantung pada
konteks teologis dan kepercayaan pribadi masing-masing. Namun, beberapa
penafsiran yang umum dapat disajikan:
1. Allah adalah Pencipta semesta alam.
Ayat ini menunjukkan bahwa Allah menciptakan segala sesuatu dari ketiadaan,
termasuk langit dan bumi.
2. Bumi belum berbentuk dan kosong. Ayat
ini menunjukkan bahwa sebelum Allah menciptakan bumi dan segala isinya,
semuanya masih dalam keadaan kosong dan belum memiliki bentuk yang jelas.
3. Gelap gulita menutupi samudera raya.
Ayat ini menunjukkan bahwa kegelapan dan ketiadaan adalah keadaan awal sebelum
ciptaan Allah.
4. Roh Allah melayang-layang di atas
permukaan air. Ayat ini menunjukkan kehadiran Allah dalam ciptaan-Nya dan bahwa
Roh-Nya meliputi seluruh alam semesta.
Kitab Kejadian 1 ayat 3-5 berbunyi:
"3 Lalu Allah berfirman: "Jadilah terang!"
Maka jadilah terang. 4 Allah melihat terang itu baik. Lalu Allah memisahkan
antara terang dan antara gelap. 5 Allah menamai terang itu siang dan gelap itu
malam. Jadilah petang, lalu jadilah pagi, itulah hari pertama."
Penafsiran ayat-ayat ini mengacu pada penciptaan dunia oleh
Allah. Ayat ini menggambarkan penciptaan cahaya dan pengelompokkan antara
terang dan gelap oleh Allah. Firman "Jadilah terang" menunjukkan
bahwa cahaya diciptakan oleh Allah. Selanjutnya, Allah memisahkan antara terang
dan gelap dan memberi nama siang untuk terang dan malam untuk gelap.
Penafsiran Kitab Kejadian 1 ayat 3-5 juga mengandung pesan
bahwa Allah adalah pencipta alam semesta yang penuh kuasa. Dalam hal ini, Allah
mampu menciptakan cahaya dengan kehendak-Nya dan mengatur alam semesta dengan
kebijaksanaan-Nya. Penciptaan cahaya juga menjadi awal penciptaan hari dan
malam, yang merupakan dasar waktu bagi manusia.
Kitab Kejadian 1 ayat 6-8 berbunyi:
"Berfirmanlah Allah: "Jadilah cakrawala di tengah
air untuk memisahkan air dari air." Lalu Allah menjadikan cakrawala itu
dan memisahkan air yang di bawah cakrawala itu dari air yang di atasnya. Hal
demikian terjadi. Allah menamai cakrawala itu langit. Maka jadi lah petang dan
pagi, hari kedua."
Ayat ini mengisahkan tentang penciptaan cakrawala atau langit
pada hari kedua penciptaan. Allah memerintahkan agar ada sebuah cakrawala yang
memisahkan antara air yang di atas dengan air yang di bawahnya. Allah kemudian
menciptakan cakrawala tersebut dan memisahkan antara air yang di bawah
cakrawala dengan air yang di atasnya. Setelah itu, Allah menamai cakrawala
tersebut dengan nama "langit".
Kitab Kejadian 1 ayat 9-13 berbicara tentang penciptaan bumi pada hari ketiga.
Berikut ini adalah penafsiran dari ayat-ayat tersebut:
Kejadian 1:9-10
"9 Lalu berfirmanlah Allah: "Hendaklah air di bawah
langit berkumpul pada satu tempat, sehingga tampaklah yang kering." Dan
jadilah demikian. 10 Dan Allah menamai yang kering itu darat, dan kumpulan air
itu dinamainya laut. Allah melihat bahwa itu baik."
Ayat 9-10 menjelaskan bahwa Allah memerintahkan agar air yang
berada di bawah langit berkumpul pada satu tempat sehingga yang kering
terlihat. Allah mengeluarkan firman-Nya dan dengan kekuasaan-Nya, air bergerak
dan berkumpul menjadi satu tempat, membentuk lautan yang luas dan dalam. Allah
memberi nama pada yang kering itu darat dan pada kumpulan air itu dinamai laut.
Allah melihat bahwa itu baik, menunjukkan bahwa penciptaan ini sempurna dan
sesuai dengan rencana-Nya.
Kejadian 1:11-13
"11 Lalu berfirmanlah Allah: "Hendaklah bumi
mengeluarkan tunas-tunas, tumbuh-tumbuhan yang menghasilkan biji, dan
pohon-pohonan yang buahnya berbiji-biji, yang pada bumi menghasilkan buah
dengan jenisnya." Dan jadilah demikian. 12 Maka bumi pun mengeluarkan
tunas-tunas, tumbuh-tumbuhan yang menghasilkan biji dengan jenisnya
masing-masing dan pohon-pohonan yang buahnya berbiji-biji dengan jenisnya
masing-masing. Allah melihat bahwa itu baik. 13 Jadi, jadi hari ketiga
berlalu."
Ayat 11-13 menggambarkan bahwa Allah memerintahkan agar bumi
mengeluarkan tunas-tunas dan tumbuhan yang menghasilkan biji dan pohon-pohonan
yang berbuah. Dengan firman-Nya, tanah pun menjadi subur dan mengeluarkan
tumbuh-tumbuhan yang beraneka ragam, dari tumbuhan kecil hingga pohon besar.
Semua tumbuhan ini menghasilkan buah dengan jenisnya masing-masing. Allah
melihat bahwa ini semua baik, menunjukkan bahwa penciptaan ini adalah bagian
dari rencana-Nya yang sempurna dan indah.
Ayat-ayat ini mengajarkan bahwa Allah sebagai pencipta yang
kuasa menciptakan segala sesuatu dari yang tak ada menjadi ada, dengan
firman-Nya yang berkuasa. Semua penciptaan ini adalah bagian dari rencana-Nya
yang sempurna dan baik, dan Dia melihat bahwa semuanya itu sangat baik.
Kitab Kejadian 1 ayat 14-19
Ayat-ayat ini menggambarkan bagaimana Allah menciptakan
benda-benda langit seperti bintang, bulan, dan matahari, dan juga bagaimana
Allah menciptakan air dan daratan di bumi. Pada hari keempat penciptaan, Allah
menempatkan benda-benda langit di cakrawala untuk memberikan cahaya dan
memisahkan siang dari malam. Selain itu, air yang ada di bawah cakrawala juga
dikumpulkan pada satu tempat, sehingga daratan terlihat.
Penafsiran Kitab Kejadian 1 ayat 14-19 dapat bervariasi
tergantung pada sudut pandang dan interpretasi teologis yang digunakan oleh
pembaca. Namun, secara umum, ayat-ayat ini dianggap sebagai deskripsi naratif
tentang penciptaan dunia oleh Allah dan mengajarkan bahwa Allah adalah pencipta
segala sesuatu.
Kitab Kejadian 1 ayat 20-25
Ayat-ayat ini menggambarkan bahwa Allah menciptakan makhluk
hidup dalam kelompok yang berbeda-beda. Pada hari kelima, Dia menciptakan ikan
dan burung, sementara pada hari keenam, Dia menciptakan hewan darat seperti
ternak, binatang melata, dan binatang liar. Semua makhluk hidup diciptakan
sesuai dengan jenisnya dan semuanya baik di mata Allah.
Ketika Allah menciptakan makhluk hidup, Dia memberikan berkat
kepada mereka dan memerintahkan agar mereka berkembang biak dan meluas. Hal ini
menunjukkan bahwa Allah menghargai dan peduli pada makhluk hidup yang Dia ciptakan.
Kitab Kejadian 1 ayat 26-31 berisi tentang penciptaan manusia
dan pemberian kuasa kepada manusia untuk memerintah atas seluruh bumi dan
segala isinya. Berikut adalah penafsiran dari ayat-ayat tersebut:
"1:26 Lalu berfirmanlah Allah: "Baiklah kita menjadikan
manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di
laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas
segala binatang yang merayap di bumi."
Ayat ini menyatakan bahwa manusia diciptakan menurut gambar
dan rupa Allah. Ini menunjukkan bahwa manusia memiliki sifat-sifat dan
karakteristik yang mirip dengan Allah. Namun, tidak boleh diartikan bahwa
manusia secara fisik mirip dengan Allah. Pemberian kuasa kepada manusia atas
seluruh bumi dan segala isinya menunjukkan kepercayaan Allah terhadap manusia
untuk mengelola dan merawat ciptaan-Nya.
"1:27 Maka Allah menciptakan manusia itu menurut
rupa-Nya, menurut rupa Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan
diciptakan-Nya mereka."
Ayat ini menegaskan kembali bahwa manusia diciptakan menurut
gambar dan rupa Allah. Selain itu, ayat ini juga menunjukkan bahwa Allah
menciptakan manusia sebagai laki-laki dan perempuan. Ini menunjukkan bahwa
keduanya sama-sama diciptakan oleh Allah dan memiliki nilai yang sama di
hadapan-Nya.
"1:28 Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman
kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyaklah, penuhilah bumi dan
taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara
dan atas segala binatang yang merayap di bumi."
Ayat ini menyatakan bahwa Allah memberkati manusia dan
memberikan perintah untuk bertumbuh dan berkembang biak dan mengisi bumi.
Selain itu, manusia juga diberikan tanggung jawab untuk menguasai dan merawat
bumi serta semua isinya. Ini menunjukkan bahwa manusia tidak hanya bertanggung
jawab untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri, tetapi juga untuk menjaga
keberlangsungan hidup dan keseimbangan alam.
"1:29 Lalu Allah berfirman: "Aku memberikan
kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji yang ada di seluruh bumi dan
segala pohon yang berbuah-buahan untuk menjadi makananmu,"
Ayat ini menyatakan bahwa Allah memberikan tumbuh-tumbuhan
dan buah-buahan sebagai makanan untuk manusia. Ini menunjukkan bahwa Allah
memberikan sumber daya yang cukup untuk memenuhi kebutuhan manusia, tetapi juga
menunjukkan bahwa manusia harus merawat dan menjaga alam agar tetap subur dan
produktif.
Kesimpulan
Kitab Kejadian 1 adalah bagian pertama dari kitab pertama
dalam Alkitab. Kitab ini berisi tentang penciptaan dunia dan segala isinya
dalam enam hari. Pada hari pertama, Tuhan menciptakan langit dan bumi, pada
hari kedua Dia menciptakan langit, pada hari ketiga Dia menciptakan daratan dan
tumbuhan, pada hari keempat Dia menciptakan matahari, bulan, dan bintang-bintang,
pada hari kelima Dia menciptakan ikan dan burung-burung, dan pada hari keenam
Dia menciptakan binatang dan manusia.
Kitab Kejadian 1 mengajarkan tentang kekuasaan Tuhan sebagai
pencipta segala sesuatu. Selain itu, kitab ini juga mengajarkan tentang pentingnya
manusia untuk merawat dan memelihara lingkungan yang telah diciptakan oleh
Tuhan. Kitab Kejadian 1 juga mengajarkan tentang keberadaan dosa dan akibatnya
terhadap umat manusia.
Kesimpulan dari Kitab Kejadian 1 adalah bahwa Tuhan adalah
pencipta segala sesuatu dan manusia adalah makhluk yang istimewa yang
diciptakan oleh Tuhan untuk mengelola bumi ini. Kitab ini juga mengajarkan
tentang pentingnya menjaga lingkungan dan hidup dalam kerelaan Tuhan.
Referensi buku yang dapat menjadi sumber penafsiran Kitab
Kejadian ini antara lain:
1. Kejadian:
Mencipta Dunia, Kehidupan, dan Manusia, oleh Drs. Hery Kristanto. Buku ini
memberikan penafsiran teologis dan ilmiah atas Kitab Kejadian, dengan fokus
pada penciptaan dunia dan kehidupan di dalamnya.
2. In
the Beginning: The Opening Chapters of Genesis, oleh Henri Blocher. Buku ini
memberikan penafsiran teologis atas Kitab Kejadian, dengan fokus pada
pesan-pesan yang terkandung dalam ayat-ayat pembukaan Kitab Kejadian.
3. The
Genesis Record: A Scientific and Devotional Commentary on the Book of Beginnings,
oleh Henry M. Morris. Buku ini memberikan penafsiran ilmiah dan teologis atas
Kitab Kejadian, dengan fokus pada kesesuaian antara sains dan iman Kristen.
4. Tafsiran
Alkitab Masa Kini, Jilid 1, oleh Dr. Franz A. Juniawan.
5. Tafsiran
Alkitab: Kejadian, oleh R.W.L. Moberly.
6. The
Genesis Record, oleh Henry M. Morris.
7. Tafsiran
Alkitab Masa Kini karya Tim Alkitab Masa Kini: Dalam tafsir ini, disebutkan
bahwa langit yang diciptakan pada hari kedua ini adalah langit atmosfer yang
terdapat di sekitar bumi. Langit tersebut berfungsi sebagai penghalang antara
air di bawah dan air di atasnya. Tafsiran ini juga mengajarkan bahwa langit
bukanlah semata-mata benda mati, tetapi juga sebagai lingkungan yang penting
bagi kehidupan di bumi.
8. Matthew
Henry's Commentary on the Whole Bible: Komentari ini menjelaskan bahwa
cakrawala yang diciptakan pada hari kedua merupakan perintah Allah yang pertama
dalam mempersiapkan bumi untuk menjadi tempat tinggal bagi manusia. Menurut
Henry, langit yang diciptakan pada hari kedua ini adalah ruang kosong antara
atmosfer dan lapisan bumi yang kedap air.
9. Tafsiran
Alkitab dari E.W. Bullinger: Dalam tafsir ini, Bullinger menjelaskan bahwa
cakrawala yang diciptakan pada hari kedua merupakan penghalang antara air di
bawah dan air di atasnya. Langit ini juga menandai batas antara dunia yang
dikenal manusia dan dunia roh yang tidak dikenal manusia.
10. Tafsiran
Alkitab M. Henry's Concise Commentary: Tafsir ini menjelaskan bahwa cakrawala
yang diciptakan pada hari kedua merupakan batas antara atmosfer bumi dan air di
atasnya. Langit ini juga berfungsi sebagai tempat bagi matahari, bulan, dan
bintang-bintang.
11. The
Genesis Record karya Henry M. Morris
12. The
Bible Knowledge Commentary karya John F. Walvoord dan Roy B. Zuck
13. The
New Interpreter's Bible Commentary karya Leander E. Keck dan David L. Petersen.
Posting Komentar untuk "Renungan dan Penafsiran Kejadian 1"
Berkomentar yg membangun dan memberkati.