Tuhan Tidak Dibutuhkan Di Generasi Z
Ibrani 5:11-14 Tentang hal itu banyak yang harus kami katakan, tetapi yang sukar untuk dijelaskan, karena kamu telah lamban dalam hal mendengarkan. Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari penyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras. Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil. Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat.
Ketika berbicara dalam Gerakan Bertekun, saya disadarkan oleh
Roh Kudus bahwa kemunculan Generasi Z yang marak disebut sebagai Generasi
Strawberry ini sebetulnya bagian dari pekerjaan roh-roh Jahat yang memanfaatkan
kemajuan teknologi di antara orang-orang yang tidak dewasa atau tidak matang
dalam menyikapi perubahan zaman.
Memang tidak bisa dipungkiri, melalui kemajuan teknologi yang
ada, ada begitu banyak hal positif yang bisa kita nikmati. Meskipun di sisi
yang lain tetap memberikan ekses yang buruk bagi mereka yang tidak mampu
menyikapi terjadinya kemajuan teknologi yang ada hingga mengakibatkan
terjadinya perubahan dalam pola hidup dan kebiasaan mereka.
Nah, perubahan pola hidup dan kebiasaan dalam era digital
inilah yang dimanfaatkan oleh si Jahat untuk membangun 'sebuah rahim' bagi
kelahiran Generasi Strawberry. Belum lagi dengan maraknya 'Post Truth' di dunia
media sosial di mana orang jadi terkondisikan untuk memilih atau bahkan
menciptakan 'kebenaran' menurut versinya sendiri.
Jadi Generasi Z ini sedang didesain oleh si Jahat untuk
menjadi generasi yang hidup 'di luar' kebenaran mutlak Firman. Itu sebabnya,
Generasi Z ini dikenal sebagai kelompok orang yang memunculkan karakteristik
yang sama: Mudah baperan, menolak hal-hal yang berat atau penuh tantangan atau
membutuhkan keuletan, sedikit-sedikit butuh 'healing', dan kecenderungannya
hanya mau mengerjakan hal-hal yang ringan tapi ingin cepat sukses.
Bandingkan dengan kondisi di dalam kitab Kejadian 6:5, yang
menyatakan bahwa pada masa itu, kecenderungan manusia selalu membuahkan
kejahatan, orang cenderung untuk melakukan apa pun yang dianggapnya benar
(baca: menyenangkan hatinya), tidak ada lagi kebenaran yang absolut atau mutlak
(Post-Truth).
Tapi terlepas dari kondisi dan keadaan yang ada, saya
meyakini bahwa Tuhan masih memiliki anak-anak muda yang hidup memperkenan
hati-Nya! Pada masa itu, Tuhan masih menemukan adanya Nuh yang hidup benar dan
tidak mengikuti gaya hidup atau kebiasaan orang-orang di zamannya (Kejadian
6:8-9). Sebaliknya, Nuh justru hidup bergaul karib dengan Tuhan.
Saya meyakini bagi kita yang berkecimpung dalam pelayanan
anak-anak remaja atau pemuda, jangan pergunakan cara-cara duniawi untuk menarik
perhatian atau menumbuhkan pelayanan anak muda di gereja kita! Karena yang kita
butuhkan adalah memastikan anak-anak remaja atau pemuda-pemudi tersebut
mengalami perubahan hidup secara fondasional, bukan hanya sekadar kumpul-kumpul
dalam gereja belaka.
Saat itulah Roh Kudus menegaskan pentingnya menumbuhkan
pelayanan anak remaja atau pemuda melalui syafaat dan doa peperangan! Memerangi
semua aktivitas si Jahat yang sudah terlanjur menjadi suatu gaya hidup atau
kebiasaan hingga memblokir mata hati mereka agar tidak dapat 'melihat' cahaya
terang kemuliaan yang Bapa sediakan di dalam Dia.
Kebanyakan anak-anak remaja atau pemuda ini mendapati bahwa
'rasa butuh Tuhan' dalam hidupnya seperti sudah terkubur! Yang mereka kejar
hanyalah kesenangan pribadi, kehidupan yang 'fun and easy' - itulah fatamorgana
yang ditanamkan oleh si Jahat melalui gaya hidup duniawi, hedonisme dan flexing
yang terekspose secara luas melalui sosial media yang seakan terus 'berkhotbah'
dalam hidup mereka.
Inilah saatnya untuk kita sebagai hamba Tuhan mulai berdoa
dan melakukan peperangan rohani bagi generasi ini. Biarlah dari generasi ini
ada terlahir anak-anak muda yang mencintai Tuhan secara mati-matian,
gila-gilaan dan habis-habisan! Mungkin awalnya memang tidak banyak, tapi inilah
kelompok pionir yang Tuhan bangkitkan. Konsisten saja.
Saya meyakini di luar sana masih tetap ada banyak remaja atau
pemuda-pemudi yang memiliki kecenderungan hati yang mengejar realita Tuhan.
Hanya saja mereka belum bertemu atau tidak pernah mendengar tentang kita. Cepat
atau lambat, kekonsistenan kita dalam hidup bergaul dengan Allah akan
menjangkau hidup mereka.
Saat itulah mereka pasti bergegas merapatkan diri dengan apa
yang sedang Tuhan lakukan melalui hidup kita! Momentum itu pasti terjadi!
Secercah api mungkin dengan mudah akan bisa dipadamkan, tapi
ketika secercah api mulai menjadi suatu api unggun, maka akan ada banyak orang
yang berkumpul di sekitar api unggun tersebut! Semakin banyak kayu bakar yang
kita lempar ke dalam api unggun yang ada, pastilah api jadi membesar. Ketika
momentum itu terjadi dan kita terus menjaganya, maka momentum itu akan bergulir
menjadi suatu movement.
Movement ini akan dengan cepat bermutasi menjadi suatu
kegerakan rohani yang besar - the great awakening di antara anak-anak remaja
atau pemuda-pemudi! Wow... hati saya berkobar-kobar penuh pengharapan, sungguh
kita ada di penghujung terjadinya great revival! Amin.
Posting Komentar untuk "Tuhan Tidak Dibutuhkan Di Generasi Z"
Berkomentar yg membangun dan memberkati.