Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Allah yang mengutus, Allah juga yang memberikan jaminan.

 

Allah yang mengutus, Allah juga yang memberikan jaminan.

Dalam Kitab Keluaran pasal 3, Allah mengutus Musa ke Mesir dengan tujuan untuk membebaskan bangsa Israel yang sedang diperbudak oleh orang Mesir. Pada saat itu, bangsa Israel telah menjadi budak selama beberapa generasi dan mereka menderita di bawah penindasan dan perbudakan yang keras.

Tujuan Allah mengutus Musa terungkap dalam percakapan antara Allah dan Musa di atas Gunung Horeb (Sinai) dalam pasal 3. Allah muncul dalam bentuk semak yang menyala namun tidak terbakar, dan memanggil Musa untuk mengutusnya kepada bangsa Israel. Tujuan utama-Nya adalah membebaskan bangsa Israel dan membawa mereka keluar dari perbudakan Mesir menuju tanah yang dijanjikan, yaitu tanah Kanaan.

Allah juga menegaskan kepada Musa bahwa Dia adalah Allah yang mendengar seruan penderitaan bangsa Israel dan melihat penindasan mereka. Dia berjanji untuk melibatkan diri-Nya dalam proses pembebasan dan membimbing Musa dalam tugasnya. Allah berjanji untuk memberikan tanda-tanda dan mujizat-mujizat-Nya kepada Musa agar bangsa Israel dan orang Mesir percaya bahwa Musa adalah utusan-Nya.

Tujuan akhir dari pengutusan Musa adalah untuk membangun suatu hubungan yang lebih dekat antara Allah dan bangsa Israel. Setelah pembebasan dari Mesir, Allah akan memberikan kepada mereka hukum Taurat dan mengarahkan mereka dalam perjalanan menuju tanah Kanaan. Dalam proses ini, Allah akan menunjukkan kebesaran-Nya dan memperlihatkan diri-Nya sebagai Allah yang mengasihi dan setia.

Dengan demikian, tujuan Allah mengutus Musa ke Mesir adalah untuk membebaskan bangsa Israel dari perbudakan, membawa mereka ke tanah yang dijanjikan, dan membangun hubungan yang lebih dekat dengan mereka sebagai umat pilihan-Nya.

Dalam Kitab Keluaran 3, kita melihat bahwa awalnya Musa meragukan dirinya sendiri dan merasa tidak layak untuk diutus oleh Allah ke Mesir. Ada beberapa alasan yang mungkin menyebabkan keraguan Musa tersebut:

1.   Rasa rendah diri: Musa telah hidup sebagai seorang tawanan di Mesir selama bertahun-tahun setelah melarikan diri dari pembunuhan yang dilakukan olehnya. Dia mungkin merasa tidak pantas atau tidak kompeten untuk menjadi pemimpin yang diutus Allah.

2.   Ketakutan akan tanggung jawab: Musa menyadari bahwa tugas yang diutuskan Allah kepadanya akan sangat berat. Ia harus menghadapi Firaun yang kuat dan keras kepala, serta memimpin bangsa Israel keluar dari perbudakan di Mesir. Rasa takut akan tanggung jawab ini mungkin membuatnya ragu-ragu untuk menerima tugas itu.

3.   Keraguan terhadap diri sendiri: Meskipun Allah memberikan tanda-tanda dan mukjizat kepada Musa untuk meyakinkannya, Musa masih meragukan kemampuannya sendiri. Dia merasa bahwa kemampuan bicaranya yang lambat dan kurang percaya diri tidak akan mampu meyakinkan bangsa Israel atau Firaun.

4.   Ketidakpercayaan orang lain: Musa khawatir bahwa bangsa Israel tidak akan mempercayai bahwa dia diutus oleh Allah. Mereka mungkin meragukan atau bahkan menolak kepemimpinannya karena latar belakangnya yang telah lama meninggalkan mereka.

Namun, melalui dialog antara Musa dan Allah dalam Kitab Keluaran 3, Allah memberikan jaminan, dukungan, dan tanda-tanda yang meyakinkan kepada Musa bahwa Dia akan menyertai Musa dan memperkuatnya dalam tugas tersebut. Akhirnya, Musa menerima tugas itu dan pergi ke Mesir sebagai utusan Allah.

Renungan

Allah adalah Allah yang kudus dan berkuasa: Ketika Musa berdiri di hadapan semak yang terbakar, ia menyaksikan kehadiran Allah yang suci dan kuasa-Nya yang menakjubkan. Allah memerintahkan Musa untuk melepas kasutnya karena tempat yang ia pijak adalah tanah yang kudus. Hal ini mengajarkan kepada kita bahwa Allah adalah Yang Mahakudus dan bahwa kita harus menghormati dan takut akan kuasa-Nya.

Allah mengutus orang-Nya untuk membebaskan umat-Nya: Setelah menyatakan diri-Nya, Allah memberikan tugas kepada Musa untuk pergi ke Mesir dan memimpin umat Israel keluar dari perbudakan. Allah berjanji akan menyertai Musa dan memberikan kekuatan serta petunjuk-Nya. Renungan ini mengajarkan kepada kita bahwa Allah seringkali menggunakan orang-orang pilihan-Nya untuk memenuhi rencana-Nya di dunia ini. Kita juga dipanggil untuk menjadi alat-Nya dalam membawa kebaikan, keadilan, dan pembebasan bagi sesama.

Renungan dari kisah ini adalah bahwa keraguan adalah hal yang wajar, terutama ketika kita dihadapkan pada tugas besar atau tanggung jawab yang tampaknya melebihi kemampuan kita. Namun, kita harus belajar untuk mempercayai Allah dan mengandalkan-Nya dalam situasi tersebut. Allah memberikan kekuatan, hikmat, dan bimbingan-Nya kepada kita ketika kita taat dan mau mengikuti kehendak-Nya.

 

Posting Komentar untuk "Allah yang mengutus, Allah juga yang memberikan jaminan."