Berdoa yang tulus dan ikhlas kepada Allah
Matius 6:5-15 adalah bagian dari khotbah Yesus tentang doa.
Khotbah ini merupakan salah satu khotbah terkenal dari Yesus yang dikenal
sebagai Khotbah di Bukit atau Khotbah di Tengah-Tengah Lembah (Matius 5-7).
Khotbah ini disampaikan oleh Yesus kepada murid-murid-Nya dan orang banyak yang
mendengarkan-Nya di sebuah bukit di Galilea.
Pasal 6 dimulai dengan peringatan Yesus untuk tidak melakukan
amal kebajikan demi mendapat penghargaan dari manusia, tetapi untuk melakukan
amal kebajikan demi mendapat penghargaan dari Bapa surga. Yesus kemudian
melanjutkan dengan mengajarkan tentang doa. Dalam Matius 6:5-15, Yesus
mengingatkan agar doa kita tidak dilakukan untuk memperlihatkan kebenaran atau
untuk mencari pujian dari manusia, melainkan untuk berkomunikasi dengan Bapa
surga. Yesus juga memberikan contoh doa yang disebut Doa Bapa Kami.
Doa Bapa Kami yang diajarkan oleh Yesus mengajarkan kita
untuk memuja dan menghormati Allah, memohon kehendak-Nya, memohon rizki harian,
memohon pengampunan dosa, dan memohon pertolongan-Nya untuk menghindari godaan
dan kejahatan. Doa ini menjadi salah satu doa yang paling terkenal dan paling
sering digunakan dalam tradisi Kristen.
Dengan demikian, dalam Matius 6:5-15 adalah mengajarkan
kepada kita untuk berdoa dengan tulus dan ikhlas, tidak untuk memperlihatkan
kebenaran atau mencari pujian manusia, tetapi untuk berkomunikasi dengan Bapa
surga dan memohon kehendak-Nya dalam hidup kita.
Matius 6:5-14 berbicara tentang doa dan memberikan contoh doa yang
diajarkan oleh Yesus, yaitu Doa Bapa Kami. Berikut ini adalah tafsiran dari
setiap ayat dalam Matius 6:5-15:
Ayat 5: "Dan apabila kamu berdoa, janganlah seperti
orang munafik, yang suka berdiri di rumah-rumah ibadat dan di pojok-pojok jalan
raya untuk memperlihatkan dirinya kepada orang. Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya mereka telah memperoleh upahnya."
Ayat ini mengingatkan kita untuk tidak melakukan doa hanya
untuk memperlihatkan diri kita di depan manusia, tetapi untuk melakukan doa
dengan tulus dan ikhlas di hadapan Allah. Allah lebih menghargai doa yang tulus
daripada doa yang dilakukan hanya untuk mencari penghargaan dari manusia.
Ayat 6: "Tetapi apabila engkau berdoa, masuklah ke dalam
bilikmu, dan tutuplah pintu itu, lalu berdoalah kepada Bapamu yang ada di
tempat yang tersembunyi; dan Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalas
engkau."
Ayat ini mengajarkan kita untuk berdoa dengan tenang dan
tanpa gangguan di tempat yang tenang, agar kita dapat fokus dan berkomunikasi
dengan Allah dengan lebih baik. Allah yang melihat doa kita yang tulus dan
ikhlas akan membalasnya.
Ayat 7-8: "Dan dalam berdoa janganlah bertele-tele
seperti orang bukan Yahudi, karena mereka menyangka bahwa dengan banyak bicara
mereka akan dikabulkan. Janganlah kamu sekali-kali meniru mereka, sebab Bapamu
mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu memintanya."
Ayat ini mengingatkan kita untuk tidak melakukan doa yang
bertele-tele dan berulang-ulang, tetapi untuk menyampaikan permohonan kita
dengan tulus dan singkat. Allah sudah mengetahui apa yang kita butuhkan sebelum
kita memintanya, jadi kita hanya perlu menyampaikan permohonan kita dengan
jelas dan tulus.
Ayat 9-13: "Jadi berdoalah kamu demikian: Bapa kami yang
ada di surga, dimuliakanlah nama-Mu. Datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu
di atas bumi seperti di dalam surga. Berikanlah kami rezeki pada hari ini, dan
ampunilah kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni yang bersalah kepada
kami. Dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan, tetapi bebaskanlah kami
dari yang jahat. Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan
sampai selama-lamanya. Amin."
Doa Bapa Kami yang diajarkan oleh Yesus mengajarkan kita
untuk memuliakan dan menghormati Allah, memohon kehendak-Nya, memohon rizki
harian, memohon pengampunan dosa, dan memohon pertolongan-Nya untuk menghindari
godaan dan kejahatan. Doa ini menjadi salah satu doa yang paling terkenal dan
paling sering digunakan dalam tradisi Kristen.
Renungan
Dalam ayat 14, Yesus mengajarkan pentingnya mengampuni orang
lain, karena jika kita tidak mengampuni orang lain, maka Allah juga tidak akan
mengampuni kita. Oleh karena itu, kita harus selalu berusaha untuk mengampuni
orang lain dan memaafkan kesalahan mereka, sehingga kita juga bisa mendapatkan
pengampunan dari Allah.
Renungan dari Matius 6:5-15 mengajarkan kita untuk berdoa
dengan tulus dan ikhlas kepada Allah, menghindari keinginan untuk
memperlihatkan kebenaran atau mencari pujian manusia, dan selalu berusaha untuk
mengampuni orang lain. Dengan cara ini, kita akan mendapatkan keberkahan dari
Allah dan hidup yang lebih baik dalam keselamatan-Nya.
Posting Komentar untuk "Berdoa yang tulus dan ikhlas kepada Allah"
Berkomentar yg membangun dan memberkati.