Jangan Melakukan Kewajiban Agamamu
Kitab Matius 6:1-4 adalah bagian dari khotbah Yesus di bukit,
di mana Yesus memberikan ajaran mengenai bagaimana seharusnya umat-Nya hidup
dalam kebenaran dan kekudusan. Ayat-ayat ini berbicara tentang memberikan
sedekah dan kebenaran dalam melakukan kewajiban agama.
Dalam ayat 1, Yesus mengatakan, "Hati-hatilah, janganlah
kamu melakukan kebaikanmu di depan orang supaya dilihat oleh mereka, kalau
tidak, kamu tidak akan beroleh pahala dari Bapamu yang di surga." Dalam
konteks ini, Yesus tidak melarang kita untuk melakukan kewajiban agama seperti
memberikan sedekah atau melakukan doa, tetapi Ia memperingatkan agar kita tidak
melakukannya dengan niat untuk dipuji atau dihormati oleh orang lain. Kita
harus melakukan kewajiban agama dengan niat yang murni dan hanya untuk
memuliakan Allah, bukan untuk mendapat penghargaan dari orang lain.
Dalam ayat 2-4, Yesus memberikan petunjuk mengenai bagaimana
memberikan sedekah dengan benar. Ia mengatakan bahwa kita tidak boleh
memamerkan sedekah kita di depan orang banyak, tetapi harus memberikannya
dengan diam-diam. Kita harus memberikan sedekah dengan niat yang murni, tanpa
mengharapkan penghargaan dari orang lain. Dalam hal ini, Yesus mengajarkan agar
kita melakukan kewajiban agama dengan rendah hati dan tulus ikhlas.
Dalam ayat-ayat ini, Yesus mengajarkan bahwa kewajiban agama
harus dilakukan dengan niat yang murni dan tulus, bukan untuk mendapat
penghargaan dari orang lain. Yesus tidak melarang melakukan kewajiban agama,
tetapi mengajarkan agar kita melakukan dengan cara yang benar dan sesuai dengan
kehendak Allah. Kita harus melakukan kewajiban agama dengan rendah hati dan
tulus ikhlas, tanpa memperlihatkan tindakan kita kepada orang lain. Hal ini
bukan berarti kita tidak boleh menunjukkan iman dan ketaatan kita kepada orang
lain, tetapi harus dilakukan dengan niat yang benar dan hanya untuk memuliakan
Allah.
Dalam ayat 1, Yesus juga mengajarkan agar kita tidak
memperlihatkan ketaatan kita kepada Allah untuk mendapatkan penghargaan dari
orang lain. Kita harus melakukan ketaatan kita kepada Allah dengan niat yang
tulus dan ikhlas. Dalam hal ini, Yesus memberikan peringatan agar kita tidak
menjadi seperti orang Farisi yang melakukan segala sesuatu untuk dipuji oleh orang
lain. Kita harus berhati-hati agar niat kita tidak terjebak dalam keinginan
untuk mendapat penghargaan dari orang lain.
Dalam ayat-ayat ini, Yesus menunjukkan bahwa melakukan
kewajiban agama bukan hanya sekedar melaksanakan perintah Allah secara mekanis
atau formal, tetapi harus dilakukan dengan niat yang tulus dan benar. Kita
harus melakukan kewajiban agama dengan cinta kasih kepada Allah dan sesama
manusia, bukan untuk mendapatkan penghargaan dari orang lain. Dengan melakukan
kewajiban agama dengan benar, kita dapat menjadi saksi hidup yang membawa
kemuliaan bagi Allah, bukan untuk memperlihatkan kebaikan kita kepada orang
lain.
Dalam kesimpulannya, Yesus tidak melarang kita untuk
melakukan kewajiban agama, tetapi Ia mengajarkan agar kita melakukan dengan
benar dan sesuai dengan kehendak Allah. Kita harus melakukannya dengan niat
yang murni dan tulus, bukan untuk mendapatkan penghargaan dari orang lain.
Dalam melakukan kewajiban agama, kita harus berhati-hati agar niat kita tidak
terjebak dalam keinginan untuk memperlihatkan kebaikan kita kepada orang lain.
Renungan
Matius 6:1-4 berbicara tentang pentingnya melakukan kewajiban
agama dengan tulus dan ikhlas, tanpa mencari penghargaan dari orang lain.
Ayat-ayat ini mengajarkan bahwa ketika kita melakukan kewajiban agama dengan
maksud untuk dipuji atau dihormati oleh orang lain, kita telah kehilangan
pahala yang seharusnya kita peroleh dari Allah.
Dalam ayat pertama, Yesus mengingatkan kita agar tidak
melakukan kebaikan di depan orang banyak hanya untuk mendapatkan penghargaan
atau pujian dari orang lain. Jika kita melakukan hal ini, kita tidak akan
mendapatkan pahala dari Allah yang di surga. Yesus mengajarkan bahwa kita harus
melakukan kewajiban agama dengan tulus dan ikhlas, karena kita mengasihi Allah
dan bukan karena ingin mendapatkan penghargaan dari orang lain.
Kemudian dalam ayat-ayat berikutnya, Yesus memberikan contoh
bagaimana seharusnya kita memberikan sedekah dengan benar. Ia mengatakan bahwa
kita harus memberikan sedekah dengan diam-diam dan tanpa memamerkannya kepada
orang lain. Jika kita memberikan sedekah dengan niat yang tulus dan ikhlas,
Allah yang melihat segala sesuatu akan memberikan pahala kepada kita.
Dalam ayat-ayat ini, kita diajarkan bahwa melakukan kewajiban
agama tidak hanya sekedar melaksanakan perintah Allah secara formal atau
mekanis, tetapi harus dilakukan dengan niat yang tulus dan ikhlas. Kita harus
mempersembahkan segala sesuatu kepada Allah dengan penuh cinta dan kasih
sayang, tanpa mencari penghargaan dari orang lain. Kita harus melakukannya
karena kita mencintai Allah dan mengasihi sesama, bukan karena ingin
mendapatkan pujian atau penghargaan dari orang lain.
Oleh karena itu, kitab Matius 6:1-4 mengajarkan kita untuk
melakukan kewajiban agama dengan tulus dan ikhlas, karena kita mengasihi Allah
dan mencintai sesama. Dalam melakukan kewajiban agama, kita harus memfokuskan
perhatian kita kepada Allah, bukan kepada orang lain. Kita harus memberikan
yang terbaik dari diri kita tanpa memperlihatkan atau mencari penghargaan dari
orang lain. Dalam hal ini, kita akan memperoleh pahala yang sebenarnya dari
Allah.
Posting Komentar untuk "Jangan Melakukan Kewajiban Agamamu"
Berkomentar yg membangun dan memberkati.