Kejadian 37 – Rencana Allah dalam Kesulitan
Kejadian pasal 37 menceritakan tentang Yusuf, anak Yakub, dan
kecemburuan saudara-saudaranya terhadapnya. Kisah ini dimulai dengan Yakub yang
memberikan jubah yang indah kepada Yusuf, yang membuat saudara-saudaranya
cemburu dan merencanakan untuk membunuhnya. Namun, rencana tersebut akhirnya
diubah dan Yusuf dijual kepada para pedagang Ishmael yang kemudian menjualnya
ke Mesir.
Di Mesir, Yusuf dijual lagi kepada Potifar, seorang pejabat
tinggi, dan akhirnya menjadi pemimpin rumah tangga Potifar. Namun, kisah ini
masih berlanjut hingga nanti Yusuf dihina dan dipenjarakan atas tuduhan yang
salah.
Kejadian 37:1-11 menceritakan tentang Yosef, anak Yakub yang dibenci oleh
saudara-saudaranya karena mimpinya dan perlakuannya yang dianggap sombong.
Ayat 1-4 menyatakan bahwa Yakub tinggal di tanah Kenan
(Kanaan) dan memiliki 12 anak, termasuk Yosef, yang dicintainya lebih dari
anak-anak yang lain karena lahir dari Rahel, istri kesayangannya. Yakub
memberikan jubah yang indah kepada Yosef, yang membuat saudara-saudaranya
semakin iri padanya.
Ayat 5-8 menggambarkan sebuah mimpi yang dilihat Yosef dan
diceritakannya kepada saudara-saudaranya. Dalam mimpinya, Yosef melihat bahwa
ia dan saudara-saudaranya sedang mengikat bundel-bundel gandum, dan tiba-tiba
bundel gandum milik Yosef berdiri tegak sementara bundel-bundel gandum milik
saudara-saudaranya membungkuk padanya. Saudara-saudaranya marah karena mereka
mengartikan mimpi tersebut sebagai sebuah tanda bahwa Yosef ingin memerintah
atas mereka.
Ayat 9-11 menceritakan mimpi kedua Yosef. Dalam mimpi ini,
Yosef melihat matahari, bulan, dan sebelas bintang tunduk pada dirinya. Yosef
menceritakan mimpi ini kepada ayah dan saudara-saudaranya. Yakub menegur Yosef
karena menceritakan mimpi yang mungkin akan membuat saudara-saudaranya semakin
benci padanya. Namun, Yakub tetap merenungkan arti mimpi tersebut.
Dalam cerita ini, terlihat bahwa Yosef memiliki hubungan yang
sulit dengan saudara-saudaranya karena keunggulannya di hadapan ayah mereka dan
mimpi-mimpinya yang dianggap sombong. Meskipun begitu, mimpi-mimpinya memiliki
arti yang penting dalam cerita selanjutnya, yang mengisahkan bagaimana Yosef
menjadi seorang yang dipercaya dan dihormati di Mesir setelah mengalami banyak
cobaan dan kesulitan.
Kejadian 37:12-36 menceritakan tentang kisah Yehuda, anak Yakub, dan
saudara-saudaranya. Berikut adalah penafsirannya:
Pada ayat 12-17, kita diberitahu bahwa Yakub memerintahkan
Yosef untuk pergi mencari keadaan saudaranya di Sichem. Ketika Yosef tiba di
sana, ia bertemu dengan seorang laki-laki yang menunjukkan ke mana
saudara-saudaranya telah pergi. Namun, ketika Yosef tiba di tempat saudaranya,
mereka merencanakan untuk membunuhnya. Saudara-saudaranya merasa iri dan
cemburu pada Yosef karena Yakub lebih menyayangi Yosef daripada mereka.
Pada ayat 18-22, seorang saudara bernama Ruben mencoba untuk
menyelamatkan Yosef dengan menyarankan agar mereka tidak membunuhnya, tetapi
hanya melemparnya ke dalam sumur. Rencana ini berhasil dilakukan, dan Yosef
dilempar ke dalam sumur.
Pada ayat 23-28, kita diberitahu bahwa saudara-saudara Yosef
melihat sekelompok pedagang Ismael yang sedang menuju Mesir. Mereka memutuskan
untuk menjual Yosef kepada para pedagang tersebut sebagai budak dengan harga 20
keping perak. Setelah itu, saudara-saudaranya membuat rencana untuk memberitahu
Yakub bahwa Yosef telah dimakan oleh binatang buas.
Pada ayat 29-36, saudara-saudara Yosef kembali ke Yakub dan
memberitahunya tentang kematian Yosef. Yakub sangat berduka dan meratapi
kematian Yosef selama beberapa hari. Namun, sebenarnya Yosef masih hidup dan
telah dijual sebagai budak di Mesir.
Secara keseluruhan, kisah ini menunjukkan bagaimana rasa
cemburu dan iri hati dapat merusak hubungan antara saudara kandung. Ini juga
menunjukkan bagaimana Allah dapat menggunakan situasi yang sulit untuk mencapai
rencana-Nya. Walaupun Yosef dijual sebagai budak, Allah memiliki rencana yang
lebih besar untuk hidupnya dan akan mempergunakan Yosef di masa depan untuk
memimpin bangsa Israel.
Renungan
Pasal ini mengisahkan kisah Yusuf, anak Yakub dan Rahel. Pada
awal kisah, Yusuf dikisahkan sebagai seorang anak yang paling dicintai oleh
Yakub, yang membuat saudara-saudaranya iri dan cemburu. Saat Yusuf masih muda,
ia mengalami mimpi-mimpi yang menunjukkan bahwa suatu hari ia akan memimpin dan
saudara-saudaranya akan sujud kepadanya.
Kemudian, dalam kisah ini, Yakub mengirim Yusuf ke tempat
saudara-saudaranya sedang menggembalakan domba. Ketika Yusuf tiba, mereka
merencanakan untuk membunuhnya karena cemburu atas cinta ayah mereka kepadanya.
Namun, Ruben mengusulkan untuk membuangnya ke dalam sumur, tanpa membunuhnya.
Ketika sekelompok pedagang lewat, saudara-saudara Yusuf
menjualnya kepada mereka sebagai budak. Yusuf dibawa ke Mesir dan dijual ke
Potifar, seorang perwira Firaun. Di Mesir, Yusuf mengalami banyak ujian dan
kesulitan, tetapi ia tetap setia kepada Tuhan dan akhirnya diangkat sebagai
pengawas rumah tangga Potifar.
Kisah Yusuf ini mengajarkan banyak hal tentang kesetiaan,
keberanian, dan kuasa Allah. Meskipun Yusuf mengalami banyak kesulitan dan
penderitaan, ia tidak pernah kehilangan kepercayaan dan imannya kepada Tuhan.
Ia terus mematuhi perintah-perintah Allah dan menunjukkan kesetiaannya
kepada-Nya, bahkan ketika ia dihadapkan dengan situasi yang sangat sulit.
Selain itu, kisah ini juga menunjukkan bahwa meskipun
kejahatan dan kecemburuan dapat memicu tindakan yang sangat buruk, Allah tetap
memiliki rencana yang lebih besar dan lebih baik. Meskipun Yusuf dijual sebagai
budak, Allah menggunakan situasi itu untuk membawa Yusuf ke Mesir dan
menempatkannya pada posisi yang sangat penting dalam menyelamatkan orang-orang dari
kelaparan.
Dalam kesulitan dan ketidakpastian hidup, kita harus selalu mengandalkan dan mempercayai Allah. Kita harus terus taat kepada-Nya dan mengikuti jalan yang telah diberikan-Nya bagi hidup kita, bahkan ketika itu sulit dan menyakitkan. Seperti Yusuf, kita juga dapat belajar bahwa Allah memiliki rencana yang lebih besar dan lebih baik, dan kita harus mempercayai-Nya dalam setiap situasi hidup kita.
Buku referensi yang dapat membantu dalam memahami tafsiran Kitab Kejadian pasal 37 antara lain:
- Tafsiran Alkitab Masa Kini - Kitab Kejadian, oleh Willem A. VanGemeren: Buku ini memberikan tafsiran ayat demi ayat dari Kitab Kejadian, termasuk pasal 37. Buku ini membahas konteks sejarah, teologi, dan pesan moral dari kisah Yusuf.
- The Expositor's Bible Commentary - Genesis, oleh John H. Sailhamer: Buku ini menyajikan tafsiran Kitab Kejadian secara mendalam, termasuk pasal 37, dengan penjelasan dari para ahli teologi dan pakar Alkitab.
- Tafsiran Alkitab Henry, oleh Matthew Henry: Buku ini memberikan tafsiran Kitab Kejadian secara holistik dan menyajikan pandangan-pandangan dari para teolog terkemuka mengenai pasal 37.
- Dengan bantuan buku-buku tersebut, Anda dapat memperdalam pemahaman Anda mengenai kisah Yusuf dan pesan moral yang terkandung di dalamnya.
Posting Komentar untuk "Kejadian 37 – Rencana Allah dalam Kesulitan"
Berkomentar yg membangun dan memberkati.