Kejadian 44 - Allah Menggunakan kesalahan kita untuk memperbaiki hidup kita
Kejadian 44:1-17 menceritakan tentang kelanjutan kisah Yusuf dan
saudara-saudaranya. Pada pasal sebelumnya, Yusuf menyimpan cawan perak milik
raja di dalam tas saudara-saudaranya dan mengirim mereka pulang ke Kanaan. Di
pasal ini, Yusuf menyuruh pengurus rumahnya mengejar saudara-saudaranya dan
menuduh mereka mencuri cawan perak tersebut.
Ayat 1-5 menjelaskan bagaimana pengurus rumah Yusuf mengejar
saudara-saudara Yusuf dan menemukan cawan perak itu di dalam tas Benyamin.
Saudara-saudara Yusuf terkejut dan bersumpah bahwa mereka tidak mencuri cawan
tersebut.
Kemudian, ayat 6-13 menunjukkan bagaimana mereka membawa
Benyamin ke Yusuf di Mesir dan berusaha membujuknya untuk melepaskan Benyamin.
Namun, Yusuf tetap bersikeras agar Benyamin tetap tinggal bersamanya sebagai
hamba.
Ayat 14-17 melukiskan bagaimana Yehuda, salah satu saudara
Yusuf, datang kepada Yusuf dan berbicara dengan belas kasihan tentang ayah
mereka, Yakub, yang sangat merindukan Benyamin. Yehuda menawarkan dirinya
sebagai pengganti Benyamin, agar Benyamin bisa kembali ke Kanaan bersama
saudara-saudaranya dan Yakub.
Keseluruhan kisah ini menunjukkan bagaimana Yusuf
memperlihatkan kebijaksanaannya dalam menghadapi situasi sulit, dan bagaimana
saudara-saudaranya akhirnya meminta maaf kepada Yusuf karena telah memperlakukan
dia dengan buruk di masa lalu. Kisah ini juga menunjukkan betapa kuatnya
pengaruh keluarga dalam kehidupan orang, dan betapa sulitnya melepaskan orang
yang kita cintai.
Kejadian 44:18-34 berisi kisah di mana Yusuf, yang saat itu menjadi pemimpin
di Mesir, mengecoh saudara-saudaranya yang telah menjualnya ke Mesir sebagai
budak.
Pada awalnya, saudara-saudara Yusuf datang ke Mesir untuk
membeli makanan karena di tanah Kanaan sedang terjadi kelaparan. Yusuf
mengenali saudara-saudaranya, tetapi mereka tidak mengenali Yusuf. Yusuf
kemudian menempatkan cawan perak dalam karung beras salah satu
saudara-saudaranya dan menuduhnya mencuri. Para saudara Yusuf membantah tuduhan
itu dan meyakinkan Yusuf bahwa mereka semua bersih.
Namun, Yusuf mengatakan bahwa hanya satu dari mereka yang
bersalah dan akan menjadi budak Mesir. Setelah memeriksa semua karung beras,
Yusuf menemukan cawan itu dan menuduh saudara yang memegang karung itu sebagai
pencuri. Saat saudara itu menemukan cawan di dalam karung berasnya, mereka
sangat terkejut dan takut akan hukuman.
Akhirnya, Yusuf mengungkapkan identitasnya kepada
saudara-saudaranya dan memaafkan mereka. Dia mengirim mereka pulang ke tanah
Kanaan dengan bekal makanan dan hadiah-hadiah. Selain itu, Yusuf juga meminta
agar ayah mereka, Yakub, dibawa ke Mesir untuk hidup bersama dengannya.
Tafsiran dari kisah ini dapat diartikan sebagai sebuah contoh
tentang bagaimana kebenaran akhirnya selalu terungkap. Yusuf menunjukkan bahwa
dia memiliki kuasa dan kebijaksanaan untuk menyelesaikan masalah tersebut,
tetapi pada akhirnya dia memilih untuk memaafkan dan berdamai dengan
saudara-saudaranya. Ini juga menunjukkan bahwa ketika seseorang memaafkan dan
menunjukkan kasih, ia dapat merubah hubungan yang buruk menjadi baik.
Renungan
Kisah ini mengajarkan kita tentang kesadaran akan dosa dan
tanggung jawab. Yehuda merasa sangat menyesal atas tindakannya dan bersedia
untuk menanggung konsekuensi atas kesalahan yang telah dilakukannya. Dia juga
mengakui bahwa keputusan yang mereka ambil pada saat itu adalah salah, dan
bahwa mereka harus memikul tanggung jawab atas tindakan mereka. Kesediaan
Yehuda untuk menjadi budak Yusuf sebagai gantinya juga menunjukkan rasa hormat
dan penghargaan yang tinggi terhadap Yusuf.
Kisah ini juga mengajarkan kita tentang pentingnya memohon
pengampunan dan kerendahan hati. Yehuda tidak hanya memohon agar Benyamin
dibebaskan, tetapi juga memohon pengampunan atas dosa-dosanya kepada Yusuf dan
kepada Allah. Ia menunjukkan kerendahan hatinya dan mengakui bahwa dirinya
tidak layak untuk diampuni, namun ia tetap memohon kasih dan belas kasihan.
Kisah ini menunjukkan bagaimana Allah dapat menggunakan
kesalahan dan dosa kita untuk memperbaiki hidup kita dan membawa kebaikan bagi
orang lain. Meskipun Yehuda dan saudara-saudaranya telah melakukan kesalahan
besar dengan menjual Yusuf, Allah masih memilih untuk memperbaiki situasi itu
dan membawa keselamatan bagi keluarga Yakub melalui tindakan Yusuf yang
diilhami oleh Roh Kudus.
Dalam kesimpulannya, Kisah Yehuda dan Yusuf dalam Kitab Kejadian
44:18-34 mengajarkan kita tentang kesadaran akan dosa dan tanggung jawab,
pentingnya memohon pengampunan dan kerendahan hati, serta bagaimana Allah dapat
menggunakan kesalahan dan dosa kita untuk memperbaiki hidup kita dan membawa
kebaikan bagi orang lain.
Posting Komentar untuk "Kejadian 44 - Allah Menggunakan kesalahan kita untuk memperbaiki hidup kita"
Berkomentar yg membangun dan memberkati.