Kejadian 47 – Tetap Yakin Akan Janji Tuhan
Kejadian 47:1-12 menceritakan tentang ketika Yusuf membawa keluarganya, yaitu
ayahnya Yakub dan saudara-saudaranya, ke hadapan Firaun di Mesir. Firaun
menyambut mereka dengan baik dan bertanya kepada Yakub tentang usianya. Yakub
menjawab bahwa usianya 130 tahun dan bahwa hidupnya telah penuh dengan
kesulitan.
Yusuf meminta kepada Firaun agar keluarganya diberikan tanah
untuk dijadikan tempat tinggal di Mesir. Firaun memberikan tanah di daerah
Gosen untuk mereka dihuni dan juga memberikan makanan untuk keluarga Yakub.
Selanjutnya, Yusuf meminta izin kepada Firaun untuk
mempekerjakan saudara-saudaranya sebagai penggembala ternak di Mesir. Firaun
setuju dan bahkan menawarkan kepada mereka untuk menjadi pengurus ternak di
Mesir. Yusuf juga membawa ayahnya untuk bertemu dengan Firaun dan memberikannya
berkat.
Dalam konteks keseluruhan kitab Kejadian, kisah Yusuf dan
keluarganya di Mesir merupakan bagian dari narasi yang lebih besar tentang
asal-usul umat manusia dan umat Israel khususnya. Kisah ini menunjukkan
bagaimana Allah mengarahkan Yusuf ke Mesir untuk menyelamatkan keluarganya dari
kelaparan di Kanaan dan memenuhi janji-Nya kepada Abraham tentang keturunan
yang banyak. Selain itu, kisah ini juga menunjukkan bagaimana Allah dapat
mengubah keadaan yang sulit menjadi berkat bagi umat-Nya, seperti yang terjadi
dengan keluarga Yakub yang akhirnya berkembang menjadi bangsa Israel yang
besar.
Kejadian 47:13-26 menceritakan bagaimana kelaparan terus melanda Mesir dan
orang-orang di sekitarnya, sehingga pada akhirnya mereka harus menjual semua
harta benda mereka untuk mendapatkan makanan. Dalam situasi ini, Yusuf membeli
semua tanah di Mesir untuk dijadikan milik negara, sehingga semua orang harus
membayar pajak kepada Firaun untuk bisa mendapatkan makanan.
Yusuf kemudian memindahkan penduduk-penduduk dari satu kota
ke kota lain, dan memberikan mereka makanan sebagai upah untuk bekerja
membangun kota-kota tersebut. Kekuasaan Yusuf semakin besar dan pengaruhnya
terhadap raja semakin kuat.
Dalam konteks keseluruhan kitab Kejadian, kisah ini
menunjukkan bagaimana Allah mengarahkan Yusuf untuk menyelamatkan orang-orang
dari kelaparan dan memberikan kebijaksanaan dalam mengelola pemerintahan Mesir.
Hal ini juga menunjukkan bagaimana Allah mempersiapkan keluarga Yakub dan
keturunan mereka untuk menjadi bangsa yang besar dan kuat di masa depan.
Namun, di sisi lain, kisah ini juga menunjukkan potensi
kekuasaan yang berlebihan dan penindasan yang dapat terjadi ketika satu pihak
memiliki kontrol penuh atas sumber daya yang ada. Oleh karena itu, sebagai umat
manusia, kita perlu selalu berhati-hati dan memperhatikan prinsip keadilan dan
keseimbangan dalam mengelola sumber daya yang ada di dunia ini.
Kejadian 47:27-31 menceritakan tentang betapa baiknya Allah kepada Yakub dan
keluarganya, meskipun mereka berada di tanah asing. Yakub dan keluarganya
akhirnya menetap di Mesir dan memiliki tanah yang diberikan oleh Firaun di
daerah Gosen. Yakub hidup selama 17 tahun di Mesir dan merasa bahwa hidupnya
sudah cukup dan akan segera meninggal.
Sebelum meninggal, Yakub memanggil Yusuf dan memintanya untuk
bersumpah bahwa ia akan dimakamkan di tanah Kanaan, bukan di Mesir. Yusuf
menuruti permintaan ayahnya dan bersumpah untuk memenuhi keinginannya. Setelah
itu, Yakub memberkati anak-anak Yusuf dan memberikan pesan terakhirnya kepada
mereka sebelum meninggal.
Dalam konteks keseluruhan kitab Kejadian, kisah ini
menunjukkan bagaimana Allah memenuhi janji-Nya kepada Yakub dan keluarganya
dengan memberikan tempat tinggal dan sumber kehidupan di Mesir. Namun, hal ini
juga menunjukkan bagaimana Yakub dan keluarganya tetap menjaga identitas mereka
sebagai keturunan Abraham dan menjunjung tinggi nilai-nilai kepercayaan mereka
kepada Allah.
Pesannya untuk dimakamkan di tanah Kanaan juga menunjukkan
betapa pentingnya identitas mereka sebagai umat Allah dan keinginan mereka
untuk tetap berhubungan dengan tanah yang dijanjikan oleh Allah kepada nenek
moyang mereka. Hal ini mengingatkan kita untuk tetap menghargai dan
mempertahankan identitas dan iman kita, bahkan ketika kita hidup di
tengah-tengah kebudayaan dan lingkungan yang berbeda.
Renungan
Kitab Kejadian 47 menunjukkan betapa kuatnya kuasa Allah
dalam memimpin kehidupan manusia, meskipun seringkali manusia hanya melihat
situasi yang sulit dan penuh dengan keputusasaan. Kita dapat melihat bagaimana
Allah mengarahkan Yusuf ke Mesir untuk menyelamatkan keluarganya dari kelaparan
dan memenuhi janji-Nya kepada Abraham tentang keturunan yang banyak.
Kita juga dapat mempelajari dari kisah ini bahwa ketika kita
berada dalam situasi yang sulit dan tidak menentu, kita harus memiliki
kepercayaan dan iman yang kuat pada Allah, bahwa Dia akan mengarahkan kita ke
jalan yang benar. Seperti yang terjadi pada Yusuf, Allah dapat mengubah keadaan
yang sulit menjadi berkat bagi kita.
Namun, kita juga harus ingat bahwa kekuasaan dan pengaruh
manusia dapat terlalu besar dan menimbulkan penindasan terhadap sesama. Oleh
karena itu, sebagai manusia, kita harus selalu berhati-hati dan memperhatikan
prinsip keadilan dan keseimbangan dalam mengelola sumber daya yang ada di dunia
ini.
Kita juga dapat mempelajari nilai keluarga dan persatuan dari
kisah keluarga Yakub. Meskipun mereka mengalami kesulitan dan perpecahan,
mereka akhirnya dapat bersatu kembali di bawah perlindungan Yusuf di Mesir.
Kita harus selalu menghargai nilai-nilai keluarga dan persatuan, serta berusaha
untuk menjaga hubungan yang harmonis dan saling mendukung dalam kehidupan
sehari-hari.
Akhirnya, kisah ini menunjukkan bahwa Allah selalu mempunyai
rencana yang indah bagi umat-Nya. Sebagai manusia, kita hanya perlu mempercayai
dan mengikuti rencana-Nya, serta selalu berusaha untuk hidup dengan jalan yang
benar dan penuh kasih.
Posting Komentar untuk "Kejadian 47 – Tetap Yakin Akan Janji Tuhan"
Berkomentar yg membangun dan memberkati.