Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Matius 8:18-22 Tiga Golongan orang yang ingin mengikuti Yesus

 

Tiga Golongan orang yang ingin mengikuti Yesus

Matius 8:18-22 menceritakan tentang tiga orang yang ingin mengikuti Yesus. Dalam konteks ini, mengikuti Yesus berarti menjadi murid-Nya, mempelajari ajaran-Nya, dan hidup dalam kehendak-Nya. Namun, tiga orang ini mungkin memiliki persepsi yang berbeda tentang arti mengikuti Yesus.

Orang pertama: seorang ahli Taurat, mungkin ingin mengikuti Yesus untuk mempelajari ajaran-Nya dan menjadi murid-Nya. Namun, Yesus mengingatkan bahwa menjadi murid-Nya tidak mudah, dan memerlukan pengorbanan dan ketergantungan yang total kepada-Nya. Karena itu, orang ini mungkin tidak siap untuk mengikuti Yesus dengan sepenuh hati.

Orang kedua: adalah seorang murid yang ingin mengikuti Yesus, tetapi meminta izin untuk pergi mengubur ayahnya terlebih dahulu. Namun, Yesus menegaskan bahwa mengikuti-Nya harus menjadi prioritas utama, dan tidak boleh ditunda-tunda. Oleh karena itu, orang ini mungkin kehilangan motivasi untuk mengikuti Yesus ketika menyadari bahwa akan memerlukan pengorbanan dan ketergantungan yang total kepada-Nya.

Orang ketiga: mengatakan bahwa ia ingin mengikuti Yesus, tetapi meminta izin untuk pamit kepada keluarganya terlebih dahulu. Namun, Yesus menekankan bahwa mengikuti-Nya haruslah menjadi prioritas utama, dan tidak boleh ada hal yang lebih penting daripada itu. Oleh karena itu, orang ini mungkin kehilangan motivasi untuk mengikuti Yesus ketika menyadari bahwa itu akan memerlukan pengorbanan dan ketergantungan yang total kepada-Nya.

Dalam konteks ini, ketika Yesus mengatakan bahwa Anak Manusia tidak memiliki tempat untuk meletakan kepalanya, mungkin Dia ingin mengingatkan para calon murid-Nya bahwa hidup mengikuti-Nya tidak akan mudah dan nyaman, tetapi memerlukan pengorbanan dan ketergantungan yang total kepada-Nya.

Mungkin motivasi para calon murid ini awalnya adalah untuk mengikuti Yesus karena melihat kuasa-Nya dalam melakukan mujizat dan tindakan baik. Namun, ketika mereka menyadari bahwa mengikuti Yesus memerlukan pengorbanan dan ketergantungan yang total kepada-Nya, mereka mungkin merasa tidak siap untuk melakukannya dan kehilangan motivasi untuk mengikuti-Nya.

Dalam konteks zaman sekarang, kita dapat belajar dari cerita ini bahwa mengikuti Yesus memerlukan pengorbanan dan ketergantungan yang total kepada-Nya. Kita harus siap untuk melepaskan segala sesuatu yang menghalangi kita untuk mengikuti-Nya, dan menempatkan hidup kita dalam kehendak-Nya. Kita juga harus memahami bahwa hidup mengikuti-Nya tidak akan mudah dan nyaman, tetapi kita harus terus bertekun dan percaya bahwa Dia adalah jalan, kebenaran, dan kehidupan yang sejati.

Kita juga perlu mengembangkan motivasi yang kuat untuk mengikuti Yesus. Motivasi yang salah atau kurang kuat dapat menghalangi kita untuk mengikuti-Nya dengan sepenuh hati. Sebagai contoh, jika motivasi kita hanya untuk mendapatkan berkat dan keuntungan duniawi, maka kita mungkin tidak siap untuk mengikuti-Nya ketika dihadapkan dengan penderitaan atau pengorbanan yang diperlukan.

Sebaliknya, jika motivasi kita didasarkan pada kasih kepada-Nya dan keinginan untuk hidup dalam kehendak-Nya, maka kita akan lebih mampu mengatasi rintangan dan kesulitan yang mungkin muncul dalam hidup kita sebagai pengikut Yesus.

Ketiga orang dalam cerita ini mungkin telah kehilangan motivasi untuk mengikuti Yesus ketika mereka menyadari bahwa itu akan memerlukan pengorbanan dan ketergantungan yang total kepada-Nya. Namun, sebagai pengikut Yesus yang sejati, kita harus mengembangkan motivasi yang kuat dan tahan uji, serta bersedia untuk mengikuti-Nya dengan sepenuh hati dalam segala situasi. 

Kesimpulannya, kisah tiga orang yang ingin mengikuti Yesus dalam Kitab Matius 8:18-22 mengajarkan kepada kita tentang pentingnya memahami makna sejati dari mengikuti Yesus, siap untuk mengorbankan segala sesuatu yang menghalangi kita untuk mengikuti-Nya, dan memiliki motivasi yang kuat dan tahan uji untuk hidup dalam kehendak-Nya.

Renungan

Dalam hidup sebagai pengikut Kristus, kita perlu memahami bahwa mengikuti-Nya tidak selalu mudah dan dapat melibatkan pengorbanan yang besar. Seperti yang disebutkan dalam ayat 20, "Anak manusia tidak memiliki tempat untuk meletakkan kepala-Nya." Yesus hidup sebagai seorang pengembara, tanpa tempat tinggal tetap dan fasilitas yang memadai. Oleh karena itu, hidup sebagai pengikut-Nya dapat memerlukan pengorbanan yang serupa.

Namun, dalam hidup sebagai pengikut Yesus, kita juga harus memiliki motivasi yang kuat dan tahan uji. Kita tidak boleh mengikuti-Nya hanya untuk mendapatkan keuntungan dan berkat duniawi, tetapi harus didorong oleh kasih kepada-Nya dan keinginan untuk hidup dalam kehendak-Nya. Kita harus siap untuk mengatasi rintangan dan kesulitan yang mungkin muncul dalam hidup kita sebagai pengikut Kristus.

Dalam cerita ini, kita juga belajar tentang pentingnya tidak menunda-nunda untuk mengikuti Yesus. Kita harus siap untuk mengikuti-Nya sekarang, bukan kemudian saat kita merasa lebih siap atau ketika situasi lebih mudah. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi besok, dan hidup kita dapat berakhir kapan saja. Oleh karena itu, kita harus siap untuk mengikuti Yesus setiap saat.

Dalam hidup sebagai pengikut Yesus, kita harus selalu bersedia untuk mengorbankan segala sesuatu yang menghalangi kita untuk mengikuti-Nya dengan sepenuh hati. Kita harus memiliki motivasi yang kuat dan tahan uji, serta siap untuk mengatasi rintangan dan kesulitan yang mungkin muncul. Dengan demikian, kita akan dapat hidup sebagai pengikut Kristus yang setia dan sejati.


Posting Komentar untuk "Matius 8:18-22 Tiga Golongan orang yang ingin mengikuti Yesus"