Menjaga kualitas hubungan kita dengan Allah
Matius 15:1-20 adalah catatan dalam Alkitab tentang
perdebatan antara Yesus dan para ahli agama Yahudi mengenai ajaran-ajaran
mereka. Berikut adalah tafsiran dari ayat-ayat tersebut:
Pada awalnya, para ahli agama Yahudi dari Yerusalem datang
kepada Yesus dan menanyakan mengapa murid-murid-Nya melanggar tradisi leluhur
mereka dengan tidak mencuci tangan sebelum makan. Tradisi ini adalah aturan
tambahan yang ditetapkan oleh para ahli agama Yahudi, bukan ajaran dari Kitab
Suci.
Yesus menjawab mereka dengan mengutip nubuat dari nabi Yesaya
dan menunjukkan bahwa mereka memprioritaskan tradisi manusia di atas perintah
Allah. Ia mengatakan bahwa bukan apa yang masuk ke dalam mulut seseorang yang
mencemarkannya, tetapi apa yang keluar dari mulutnya. Yesus mengajarkan bahwa
kekotoran berasal dari dalam hati manusia dan mempengaruhi tindakan dan
perilaku mereka.
Setelah itu, Yesus menjelaskan bahwa apa yang keluar dari
mulut manusia mencerminkan keadaan hati mereka. Kebencian, kebohongan, nafsu
bejat, dan lain-lain dapat menyebabkan seseorang jauh dari Tuhan. Yesus
mengajarkan bahwa kebersihan bukan hanya masalah fisik, tetapi juga masalah
hati. Kita harus memperhatikan keadaan hati kita dan menghilangkan segala hal
yang dapat mempengaruhi hubungan kita dengan Tuhan dan sesama.
Pada saat itu, ajaran-ajaran para ahli agama Yahudi cenderung
memfokuskan pada hal-hal yang bersifat formalistik dan sering kali mengabaikan
hakikat dari ajaran Allah. Mereka lebih mementingkan aturan-aturan tertentu
dibandingkan dengan kebenaran dan kasih Allah. Hal ini membuat hubungan mereka
dengan Allah menjadi lebih terkikis dan tidak produktif.
Melalui perdebatan ini, Yesus ingin mengajarkan bahwa
kebenaran dan kasih Allah harus menjadi fokus utama kita, dan aturan atau
tradisi manusia hanya dapat membantu kita untuk lebih memahami kehendak-Nya.
Yesus juga mengajarkan bahwa kebersihan hati merupakan hal yang sangat penting
dalam hidup kita.
Dalam konteks sosial dan budaya saat itu, ajaran Yesus ini
dapat menjadi hal yang kontroversial dan memicu reaksi negatif dari pihak-pihak
tertentu. Namun, ajaran ini tetap relevan dan sangat penting untuk dipahami
dalam konteks kehidupan kita saat ini. Kita harus memastikan bahwa hati kita
tetap bersih dan dekat dengan Allah, dan tidak terjebak dalam aturan-aturan
manusia yang tidak relevan dan bisa menghalangi hubungan kita dengan-Nya.
Kisa ini mengajarkan tentang pentingnya menjaga fokus kita
pada Tuhan dan mengikuti kehendak-Nya, bukan hanya mengikuti tradisi atau
aturan manusia. Yesus mengajarkan bahwa kebersihan bukan hanya masalah fisik,
tetapi juga hati. Kita harus memperhatikan keadaan hati kita dan memastikan
bahwa kita memiliki hubungan yang kuat dengan Tuhan. Kita juga harus
berhati-hati agar tidak terjebak dalam tradisi atau aturan manusia yang mungkin
menghalangi hubungan kita dengan Tuhan.
Dalam pasal kita diajak untuk merenungkan kembali kualitas hubungan kita dengan Allah. Apakah kita benar-benar mengikuti kehendak-Nya dan mengabaikan aturan-aturan manusia yang mungkin menghalangi hubungan kita dengan-Nya? Apakah hati kita tetap bersih dan jauh dari kejahatan dan dosa? Semoga kita bisa memperkuat hubungan kita dengan Allah dan merawat kebersihan hati kita untuk dapat hidup sesuai dengan kehendak-Nya.
Renungan
Dalam kehidupan kita, kita seringkali cenderung memfokuskan
pada hal-hal fisik atau formalistik dan mengabaikan hal-hal yang lebih esensial
seperti hubungan kita dengan Tuhan dan keadaan hati kita. Namun, seperti yang
diajarkan oleh Yesus dalam kisah ini, hal-hal fisik atau formalistik tidaklah
seberarti itu.
Kita harus memastikan bahwa hati kita tetap bersih dan dekat
dengan Tuhan. Kita harus memperhatikan keadaan hati kita dan memastikan bahwa
kita memiliki hubungan yang kuat dengan Tuhan. Kita juga harus berhati-hati
agar tidak terjebak dalam aturan atau tradisi manusia yang mungkin menghalangi
hubungan kita dengan Tuhan.
Kita perlu memfokuskan hati kita pada Tuhan dan menempatkan
kasih dan kebenaran-Nya sebagai fokus utama dalam hidup kita. Kita harus
memastikan bahwa hati kita tetap bersih dan tidak terkontaminasi oleh dosa dan
kejahatan. Ketika hati kita bersih dan dekat dengan Tuhan, kita akan dapat hidup
sesuai dengan kehendak-Nya dan menjadi saksi bagi kasih-Nya kepada dunia ini.
Jadi, mari kita memperkuat hubungan kita dengan Tuhan dan
merawat kebersihan hati kita agar dapat hidup sesuai dengan kehendak-Nya dan
menjadi berkat bagi orang lain.
Posting Komentar untuk "Menjaga kualitas hubungan kita dengan Allah"
Berkomentar yg membangun dan memberkati.