Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Menyikapi Pengajaran Sesat

 

Menyikapi Pengajaran Sesat

Matius 7:15-23: Ayat-ayat ini merupakan pengajaran Yesus mengenai nabi-nabi palsu. Yesus memperingatkan bahwa ada orang yang akan datang dan menyamar sebagai gembala, tetapi sebenarnya mereka adalah serigala yang buas di dalam hati. Mereka akan memperdaya orang-orang dengan pengajaran-pengajaran yang sesat dan memimpin mereka ke jalan yang salah.

Yesus mengajarkan bahwa kita dapat mengenali nabi-nabi palsu dari buah-buah yang mereka hasilkan. Jika buah yang dihasilkan baik, maka pohonnya juga baik. Namun, jika buah yang dihasilkan buruk, maka pohonnya juga buruk. Sebuah pohon yang baik tidak akan menghasilkan buah yang buruk, dan sebaliknya.

Menurut Yesus, cara yang benar untuk mengenal Tuhan dan masuk ke dalam Kerajaan Surga adalah dengan melakukan kehendak Bapa di surga. Bukan hanya dengan mengaku bahwa Dia adalah Tuhan, tetapi dengan mengikuti kehendak-Nya dan melakukan kebaikan.

Pada hari terakhir, banyak orang yang akan mengaku bahwa mereka telah melakukan banyak hal untuk Tuhan, seperti bernubuat, mengusir setan, dan melakukan banyak mujizat. Namun, Yesus mengatakan bahwa hanya mereka yang melakukan kehendak Bapa-Nya di surga yang akan masuk ke dalam Kerajaan Surga. Orang-orang yang melakukan kejahatan dan tidak mengikuti kehendak-Nya akan ditolak.

Secara keseluruhan, pengajaran Yesus dalam ayat-ayat ini menekankan pentingnya untuk waspada terhadap nabi-nabi palsu yang mengajarkan pengajaran yang sesat. Kita dapat mengenali mereka dari buah-buah yang mereka hasilkan. Pengajaran yang benar adalah mengikuti kehendak Bapa di surga dan melakukan kebaikan. Hanya mereka yang melakukan kehendak Bapa yang akan masuk ke dalam Kerajaan Surga. Karena itu, kita harus memeriksa dengan cermat ajaran-ajaran yang kita dengar dan pastikan bahwa ajaran tersebut sesuai dengan ajaran Alkitab. Kita harus menghindari nabi-nabi palsu yang menyesatkan dan mengikuti kehendak Tuhan yang benar.

Ciri-ciri pengajaran yang sesat bisa bervariasi, namun secara umum, pengajaran yang sesat cenderung bertentangan dengan ajaran Alkitab dan nilai-nilai kebenaran dan kebaikan yang universal. Beberapa ciri umum dari pengajaran yang sesat antara lain:

1.   Mengabaikan atau mengubah ajaran Alkitab: Pengajaran yang sesat cenderung mengabaikan atau mengubah ajaran Alkitab dengan cara yang tidak konsisten dengan pengajaran Alkitab.

2.   Mengandalkan pengalaman pribadi: Beberapa pengajar yang sesat mengandalkan pengalaman pribadi atau wahyu pribadi sebagai otoritas yang lebih tinggi daripada Alkitab atau otoritas gereja yang diakui.

3.   Menyebarkan pesan yang memunculkan ketakutan: Beberapa pengajaran yang sesat menyebar pesan yang memunculkan ketakutan dan kekhawatiran dalam diri orang-orang, yang dapat mengarah pada penindasan atau penipuan.

4.   Mendorong pemisahan dan pengecualian: Pengajaran yang sesat dapat mendorong pemisahan dan pengecualian dari orang-orang yang tidak setuju dengan ajarannya, sehingga menghasilkan semangat permusuhan dan intoleransi.

Di sisi lain, pengajaran yang benar akan selalu sejalan dengan ajaran Alkitab dan nilai-nilai kebenaran dan kebaikan yang universal. Ia juga cenderung mendorong kerja sama, toleransi, dan kasih sayang, dan menuntut pengabdian dan kepatuhan kepada Allah.

Sebagai umat Kristen, kita harus waspada terhadap pengajaran yang sesat dan harus selalu memeriksa ajaran yang kita terima untuk memastikan bahwa ia sesuai dengan ajaran Alkitab. Kita juga harus belajar untuk mengenali buah-buah yang dihasilkan dari pengajaran tersebut, karena buah itu bisa memberi tanda apakah pengajar tersebut adalah nabi palsu atau guru yang jujur dan benar. Kita harus memperhatikan buah-buah tersebut dalam kehidupan pribadi pengajar tersebut, dalam pelayanan gerejawi mereka, dan dalam kehidupan orang-orang yang mengikuti pengajaran mereka.


Posting Komentar untuk "Menyikapi Pengajaran Sesat"