Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Yang Yesus Inginkan sebenarnya dalam hal Berpuasa

 

Yang Yesus Inginkan sebenarnya dalam hal Berpuasa

Kitab Matius 6:16-18 berisi ajaran Yesus mengenai puasa. Yesus mengingatkan kita untuk tidak berpuasa dengan cara yang memperlihatkan kepada orang lain, tetapi berpuasa dengan cara yang hanya dilihat oleh Allah sendiri. Dalam ayat-ayat tersebut, Yesus memberikan tiga petunjuk praktis tentang bagaimana berpuasa dengan benar.

Pertama, Yesus mengajarkan agar kita jangan memperlihatkan kesedihan dan kepayahan kita ketika berpuasa seperti orang munafik. Orang munafik berpuasa dengan cara yang mencolok agar dilihat oleh orang lain dan mendapat pujian. Kita tidak perlu memperlihatkan diri kita sedang berpuasa atau merasa lemah, karena tujuan dari berpuasa bukan untuk mendapat pengakuan manusia tetapi untuk mendekatkan diri kepada Allah.

Kedua, Yesus mengajarkan bahwa ketika berpuasa, kita harus membersihkan diri kita, tidak hanya fisik tetapi juga hati kita. Tujuan dari puasa adalah untuk memfokuskan hati dan pikiran kita pada Allah dan membawa kita lebih dekat kepada-Nya. Oleh karena itu, kita harus membersihkan hati kita dari dosa dan memfokuskan perhatian kita pada Allah.

Ketiga, Yesus mengajarkan bahwa ketika berpuasa, kita harus menjaga kerahasiaan puasa kita. Kita tidak perlu memberitahu orang lain bahwa kita sedang berpuasa atau membanggakan pengorbanan kita, karena puasa yang dilakukan hanya untuk mendapat pengakuan manusia tidak memiliki nilai di hadapan Allah. Sebaliknya, puasa yang dilakukan dengan kerendahan hati dan ketekunan, bahkan jika hanya diketahui oleh Allah sendiri, akan memberikan penghargaan yang besar dari Allah.

Dalam mengajarkan tentang puasa ini, Yesus menekankan bahwa tujuan dari puasa adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah, bukan untuk memperlihatkan diri kita di depan orang lain. Puasa yang benar dilakukan dengan hati yang tulus dan sungguh-sungguh, dengan fokus pada Allah. Puasa yang benar juga tidak hanya melibatkan aspek fisik, tetapi juga hati dan pikiran kita. Jadi, puasa yang Yesus inginkan adalah puasa yang dilakukan dengan tulus dan hanya untuk memuliakan Allah.

Renungan

Puasa yang benar tidak hanya melibatkan aspek fisik, tetapi juga hati dan pikiran kita. Ketika kita berpuasa, kita harus memfokuskan perhatian kita pada Allah dan mengarahkan hati kita untuk mencari kehendak-Nya. Puasa juga harus membantu kita membersihkan diri dari dosa dan menjauhkan diri dari godaan. Dalam puasa, kita menunjukkan kerendahan hati dan ketekunan kita kepada Allah, serta mengakui ketergantungan kita pada-Nya.

Yesus juga mengajarkan bahwa puasa harus dilakukan secara rahasia dan tidak memperlihatkan kesedihan atau kepayahan kita kepada orang lain. Kita tidak perlu membanggakan pengorbanan kita atau mengumumkan bahwa kita sedang berpuasa. Puasa yang dilakukan secara rahasia akan memberikan penghargaan yang besar dari Allah.

Dalam renungan ini, kita diingatkan tentang pentingnya puasa sebagai bagian dari hidup Kristen yang tulus dan sungguh-sungguh. Puasa yang benar membantu kita mendekatkan diri kepada Allah, membersihkan diri dari dosa, dan menguatkan iman kita. Puasa juga mengajarkan kita tentang kerendahan hati dan ketekunan, serta mengakui ketergantungan kita pada Allah. Jadi, marilah kita berpuasa dengan benar, hanya untuk memuliakan Allah, dan melakukan semua yang kita lakukan hanya untuk mencari keridhaan-Nya.


Posting Komentar untuk "Yang Yesus Inginkan sebenarnya dalam hal Berpuasa"